HAI-Online.com- Peribahasa yang bilang kalo 'pengalaman adalah guru berharga" ternyata betul adanya. Bahkan dari pengalaman itu juga, kisahnya bisa dijadikan mata kuliah khusus.
Nah, pengalaman penyanyi Lana Del Rey meracik musik dan visual rupanya akan dijadikan sebuah mata kuliah yang cukup berat, yakni mengeksplorasi hubungan sang bintang pop Lana Del Rey dengan gerakan keadilan sosial seperti Black Lives Matter, Me Too, dan Time's Up yang beberapa kali viral.
Dikutip dari Variety, mata kuliah khusus yang membahas penyanyi asal Amerika Serikat, Lana Del Rey ini akan diberikan di kampus institute Clive Davis New York University (NYU).
Yap, dengan begitu, mahasiswa di NYU bakal dapat mempelajari dan mengikuti mata kuliah tersebut pada bulan Oktober tepatnya pada musim gugur ini.
Mata kuliah yang bakalmembahas sisi bermusik Lana itu bakal diajarkan bukan oleh sang musisi, melainkan oleh jurnalis dan penulis terkenal Kathy Landoli dengan judul modul kursus-nya yaitu,Topics in Recorded Music: Lana Del Rey.
Nah, rencananya, mata kuliah khusus ini hanya akan berlangsung sementara, tepatnya dari 20 Oktober sampai 8 Desember 2022.
Pemberi kuliah, Landoli bilang dalam banyak hal, pelantunBorn to Dieini merupakan salah satu seniman yang mampu mengirimkan sebuah kisah peringatan. lana Del Rey disebutkannya juga sebagai bintang pop yang rumit dan memiliki ciri khas yang selalu disukai oleh penggemarnya.
"Bukan karena dia bikin para penggemarnya merasakan perasaan dia, tapi lebih ke gimana dia membuat pendengar merasakan juga tentang diri mereka sendiri," terangnya pada Kamis (22/9/2022) lalu.
Lebih lanjut, mata kuliah khusus ini juga bakal mempelajari tentang keberhasilan dari cewekyang memiliki nama asli Elizabeth Woolridge Grant itudalam mengenalkan musik pop yang berkarakter sedih dan sekaligus melankolis.
Namun yang dibahas juga adalah cara bermusik Lana yang telah ditandai oleh para kritikus sebagai sesuatu yang unik karena gaya kualitas sinematiknya, khususnya keasyikan musik dengan tema-tema dari romansa tragis, kemewahan, dan melankolis tadi.
"Lana Del Rey memberikan sebuah gambaran tentang peran wanita kontemporer dalam musik pop yang terus mengalami perubahan dan pergeseran. Mempelajari diri seorang Lana berarti kita akan berpikir lebih kritis tentang sejarah perkembangan dari apa yang disebut antipop," imbuh Landoni.
Baca Juga: Ambil Kutipan Lana Del Rey untuk Iklan Pendaftaran, Militer Amrik Di-bully Musisi dan Netizennya
Nggak cuma membahas musik, representasi visual dari Lana yang menawan juga mendukung musik ide melankolisnya sehingga lebih banyak menarik perhatian banyak orang. Begitu pula dengan lagu-lagunya yang kerap membahas kesehatan mental dan hubungan cinta yang tidak sehat.
"Melalui visualnya yang menawan dan perhatian tematiknya terhadap kesehatan mental dan kisah-kisah cinta rusak dan tidak segar, Del Rey menyediakan platform baru bagi seniman dari semua jenis kelamin untuk menciptakan karya substansi ‘anti-pop’ yang dapat hidup dalam mainstream setelah dikategorikan sebagai bubblegum pop,” lanjut deskripsi Landoni di abstrak kuliahnya nanti.
Lindoni berharap mahasiswa bakal bisa mempelajari studi tentang sang penyanyi dengan lensa kritis yang sama seperti studi Led Zeppelin, John Coltrane, Bob Marley atau Stevie Wonder atau Joni Mitchell dalam kursus Menulis/Sejarah/Emergent Media Studies lainnya yang ditawarkan kampus.
“Sekarang semakin banyak penelitian akademis dan wacana ilmiah yang menilai makna dan dampak budaya dari musik Lana Del Rey.Inti dari kelas bertema seniman kami di Clive Davis Institute adalah untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam dan kritis tentang ikon yang mereka kagumi dan untuk mengembangkan pemahaman historis dan kontekstual dari seniman tersebut,” ujar pihak kampus NYU.
Menurut kamu, mata kuliah Lana Del Rey bakal bikin mahasiswanya pengen nitip absen atau hadir penuh? (*)