Kesadaran Berolahraga Indonesia Makin Tinggi, Pengetahuan Cederanya Masih Kurang

Senin, 12 September 2022 | 08:50

Health Talk bareng Welspro Indonesia .

HAI-Online.com- Kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya hidup sehat semakin meningkat, akan tetapi faktanya selama pandemi COVID-19 melanda, tingkat keaktifan masyarakat tercatat menurun.
Ditambah lagi, kesadaran terhadap cedera saat berolahraga juga masih belum merata diketahui masyarakat kita sehingga tidak sedikit para pecinta olahraga yang mulai bergiat melakukannya lagi harus menanggung risikonya.
"di Indonesia kita tidak punya data orang cedera karena olahraga, namun sebagai contoh di Amerika itu setiap tahun ada ribuan kasus baru bagi pelaku olahraga yang mengalami cedera di ligamen, terutama pada bagian lutut mereka," ujar dr. Agus Choirul Anab di acara peluncuran Welspro di PIK 2 Jakarta Utara pada Minggu (11/9/2022).
Baca Juga: Menyambut Hari Olahraga, Milo Run 2022 Nggak Cuma Digelar Offline tapi Juga Event Lari Virtual
Diungkap dr. Dhika Raspati SpKO dalam sesi Health Talk di waktu yang sama,
kejadian cedera tersebut biasanya menimpa para pegiat olahraga yang jarang latihan.
"Berhenti latihan selama dua minggu saja, itu akan menyebabkan massa otot menyusut dan terjadi penurunan detak jantung.
"Jika memaksakan tetap berolahraga tanpa persiapan membangunmuscleototnya kembali, maka bukan cuma performa olahraga yang menurun tapi risiko bahayanya akan bisa mengakibatkan gagal jantung," ungkap dr. Dhika lulusan FK Unpad dalam diskusi bersama dr. Andreas Ricky, Sp.KFR dan M. aliza Gibran selaku Performance Manager Atlet untuk ASC Monsters.
Mencegah bahaya cedera dalam berolahraga serta mengembalikan performa terbaik di levelnya setelah lama rehat alias rebahan, dr. Dhika menyarankan untuk memersiapkan tubuh mendekati ke kondisi semula.
"Perlu melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh atau assessment pribadi-lah melihat sudah sejauh mana kondisi menurun, dari situ mulai membangun lagi sedikit-demi sedikit porsi latihannya," katanya lagi.
Meski ada yang namanya pemanasan dinamis, dr. Dhika tidak menyarankan untuk tidak langsung melakukan jenis olahraga seperti saat aktif dulu.
"Warming up itu fungsinya untuk mempersiapkan tubuh meregangkan otot, tapi kan namanya olahraga terutam kardio itu bukan cuma otot yang dipakai tapi jantung juga," katanya lagi
Pemanasan itu, dikatakan dr. Dhika juga tidak mencegah cedera atau menaikkan performance olahraga seseorang.
"Mungkin bisa naik dari kondisi terbawahnya paling naiknya cuma 10 persen saja tapi dia (pemanasan.red) bukan menjadi segalanya," tegasnya lagi.
Dr. Dhika menekankan, bahwa untuk mencegah cedera dan mengembalikan performa olahraga di level masing-masing, perlu untuk seseorang melakukan deconditioning, assessment ulang dan latihannggak cuma rutin sebulan bahkan perlu sampai tahunan.
Baca Juga: Dilanda Covid-19, Ribuan Pelajar di Hong Kong Mundur dari Sekolah karena Pembatasan
Oleh karena adanya kebutuhan masyarakat untuk mengerti lebih dalam tentang cara berolahraga yang tepat dan mendapatkan petunjuk mencegah dan menangangi cederanha, Welspro, sebagai brand baru dari sebuah wellness clinic yang bergerak di bidang Sport Performance and Injury Management, hadir untuk siap memfasilitasi pelayanan tersebut.
Klinik tersebut diklaim menjunjung tinggi prinsip client centric (personal wellness management) dan juga kolaborasi dalam team. Keberhasilan program setiap individu client bakal menjadi prioritas utama mereka.
Setiap tahap pelayanan client juga akan didampingi secara khusus prosesnya oleh client manager. Client yang datang mendapatkan general assessment diawali oleh dokter umum, tim dokter spesialis serta terapi penunjang.
Berbeda dengan klinik lain, Welspro memiliki health evaluation and management hingga performance enhancement yang dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (SpKO), Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR), Orthopedi dan Traumatologi (SpOT), Gizi Klinis (SpGK), fisioterapi dan spesific coach sesuai dengan cabang olahragannya.
Sehingga, perkembangan kondisi client terpantau secara komprehensif, dan client terbantu sejak penanganan cedera hingga dapat kembali ke performa olahraga terbaiknya.
Pemeriksaan yang diberikan juga didukung sejumlah piranti dengan teknologi canggih seperti Huber, Motion Analysis, footscan analysis, Cardiopulmonary Exercise Test (CPET), Virtual Games, Isokinetics, Body Composition dan lain sebagainya sehingga hasil pemeriksaan dan juga tindakan yang dilakukan mendapatkan hasil yang akurat. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya