Masuk Musim Crypto Winter, Saatnya Kamu Belajar Hadapi Volatilitas Market

Senin, 11 Juli 2022 | 09:05

Timo, CMO Pintu

HAI-Online.com– Tahukah kamu, investasi aset crypto yang tengah populer dan menyita perhatian publik dalam beberapa tahun ini sedang memasuki fase yang disebut “Crypto Winter”.
Yap, berbagai aset crypto salah satunya Bitcoin memang tengah mengalami penurunan sejak mencatatkan rekor tertinggi hingga $69.044 atau kisaran Rp930 juta (kurs rupiah 14.500) pada 10 November tahun lalu, di mana kejadian ini juga diikuti dengan penurunan aset lainnya.
Nah, mengambil kesempatan itu, Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin memberi ruang edukasi masyarakat untuk belajar crypto levih jauh dan bagaimana menghadapi halang rintangnya.
Baca Juga: Fakultas Vokasi UKI Bakal Adakan Mata Kuliah Krypto untuk Belajar Aset Digital
“Perlu diketahui penurunan ini tidak hanya terjadi pada crypto, tapi juga di instrumen keuangan lainnya. Justru di tengah kondisi pasar saat ini menurut kami bisa menjadi refleksi pada diri sendiri untuk lebih mengenal lagi fundamental dari aset crypto, mengatur manajemen risiko dalam berinvestasi, dan juga menambah wawasan seputar aset crypto yang akan diinvestasikan," kata Timothius dalam podcast Cuap Cuap Cuan bertajuk 'Jangan Fomo di Crypto!', Jumat (8/7/2022) lalu.
Menurut Timo, pada momen Crypto Winter inilah para investor diajak untuk mengedukasi diri dan memersiapkan bekal strategi dalam mengembangkan aset digital mereka.
"Penting bagi investor untuk mempersiapkan berbagai strategi investasi yang sesuai dengan toleransi risiko masing-masing, apalagi kita tahu bahwa jumlah investor aset crypto di Indonesia sangat besar, tentu para investor perlu cermat dan bijak dalam menginvestasikan uangnya,” tambahnya lagi.
Saat ini, seperti disebutkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) jumlah investor crypto di kuartal I-2022 mencapai 12,8 juta atau terdapat rata-rata kenaikan jumlah investor sebesar lebih dari 750 ribu setiap bulannya.
Dari jumlah investor aset crypto tersebut, Timo membedakan tipenya. Ia menuturkan, setidaknya ada dua jenis investor yaitu short-term trader yang berinvestasi dalam jangka waktu yang pendek dan long-term investor yang harus tahan dalam volatilitas dan harus disiplin.
"Keduanya ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi kita pahami profil risiko kita, setelah itu tentukan tipe investor seperti apa yang cocok sesuai profil kita. Kemudian kenali aset crypto yang akan kita investasikan seperti istilah umum dalam dunia investasi crypto yaitu Do Your Own Research (DYOR).
"Salah satu riset yang bisa dilakukan seperti pelajari fundamental aset hingga kegunaan aset tersebut," terangnya lagi.
Secara panjang lebar, Timo juga mengujarkan bahwa intinya adalah kita dapat memilih aset yang memang benar-benar dipahami dulu, tidak lantas ikut-ikutan tanpa punya pemahaman dasar yang baik.
Baca Juga: Berkat 3 ‘Skill’ Ini, Elon Musk Sukses di Dunia Bisnis, Mahasiswa Boleh Ambil Pelajaran Nih!
"Mempelajari aset crypto dan teknologinya bisa melalui fitur Pintu Academy. Setelah mempersiapkan semuanya dengan baik, baru bisa mulai investasi, dan tentunya pilih platform investasi yang resmi terdaftar di Bappebti seperti PINTU agar memberikan keamanan bagi investor,” ujar Timo lagi. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya