HAI-Online.com-Baru-baru ini sebuah video viral di Twitter berisi statement kritis tentang kedisiplinan aturan yang berlaku di sekolah.
Video ini menampilkan perbincangan antara seorang anak SMK, Rafi Azzamy, denganpengarang Okky Madasari.
Menurut Rafi, doktrin tentang kedisiplinan di sekolah itu adalah sebuah ilusi semata.
"Salah satu doktrin sekolah yang paling saya soroti adalah soal kedisiplinan," ucap Rafi, "Disiplin itu sebenarnya sifatnya adalah ilusi."
Hal ini disampaikan Rafi Azzamy melalui sebuah sesi wawancara yang videonya diunggah melalui akun Twitter@omongomongcom.
"Kenapa ilusinya bisa dipertahankan? Karena ada ketimpangan relasi sosial," imbuhnya.
Baca Juga: Beasiswa LPDP 2022 Tahap 2 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Mendaftarnya!
Kritik ini awalnya disampaikan oleh Rafi Azzamy melalui sebuah tulisan di Omong-omong.com yang diunggah pada tanggal 16 Mei 2022 lalu.
Menurut Rafi kedisiplinan semacam secara nggak langsung juga berarti "turutilah apa kata sekolah". Hal ini diungkapkannya melalui tulisan berjudul 'Sekolah dan Ilusi Kedisiplinan'.
"Makna disiplin yang diemban oleh sekolah sangatlah banal, sebab secara tersembunyi makna disiplin adalah “turutilah apa kata sekolah”, tulis Rafi.
"Sebaik apa pun seorang murid, tetapi ia tidak menuruti perkataan sekolah, maka anak itu akan dianggap sebagai murid yang tidak disiplin," tambahnya.
Video viral ini langsung mendapat berbagai respon dari netizen di Twitter. Sampai tulisan ini dibuat, video berdurasi 2 menit 11 detik ini telah mendapat 2000 lebih quote tweetsdengan jumlah penontonmencapai 968.6 ribu.
Baca Juga: Anak Muda Usia 17-26 Tahun Ditantang Moeldoko Masuk Sekolah Staf Presiden
Nggak sedikit netizen yang merespons statementdan tulisan Rafi Azzamy dengan positif. Salah satunya dari akun Twitter @prittadamanik.
"Heran deh kenapa pada reaktif dengan opini siswa? Perasaan tulisannya bukan anti disiplin tetapi mengkritik sistem dan standar kedisiplinan yang dibangun sekolah," tulis Pritta Lora Damanik.
"Justru dari sini kita perlu sadar bahwa siswa butuh konsep disiplin positif bukan menunggangi relasi kuasa," imbuhnya. (*)
(Arlingga Hari Nugroho)