HAI-Online.com- Sejumlah pelajar kembalimelakukan tindak kekerasan di jalanan. Kali ini tawuran yang pecah telah masuk sampai ke lingkungan komplek warga.
Beruntungnya, warga tidak tinggal diam dan malah mengepung balik sekelompok pelajar yang terlibat aksi tersebut.
Ujungnya, Kepolisian Sektor Citeureup, Jawa Barat menangkap 17 anak muda yang terlibat tawuran pelajar pada satu hari sebelum lebaran Idul Adha, Sabtu (9/7/2022) dini hari.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Citeureup, Polres Bogor, Inspektur Satu Yayan Sopian mengatakan, tawuran antarkelompok pemuda terjadi di Jalan Raya Karanggan, Desa Puspasari, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu sekitar 01.30 WIB.
"Saat beraksi saling serang, mereka masuk ke Perumahan Taman Kenari. Warga kesal lalu menangkap mereka dan segera melapor ke polisi. Kami bawa mereka beserta empat senjata tajam,” ujar Yayan, dalam keterangan tertulisnya dikutip HAI dari Kompas pada Minggu (10/7/2022).
Meski tidakada korban jiwa dalam tawuran tersebut. Sebanyak 17 pemuda itu telah resmi ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut atas membuat keributan di lingkungan warga.
Tidak hanya pelajar, Polisi sektor Citereup juga memanggil para orangtua dan berencana memanggil guru mereka.
”Tindakan mereka mengganggu ketertiban dan keamanan umum. Ini sangat berbahaya. Mereka bisa saja menjadi korban dari aksi tawuran mereka. Kami mengajak para orangtua dan guru untuk mengawasi dan memberikan nasihat dan perhatian agar mereka tidak terjerumus dalam kenakalan sia-sia itu,” ujar Yayan.
Warga di sekitar diminta aktif mengawasi lingkungan dan segera mencegah tindak kekerasan jalanan.Jika melihat ada sekelompok remaja atau kelompok apa pun yang berpotensi menimbulkan keonaran dan keamanan, diharapkan segera melapor ke polisi.
Keterlibatan warga Perumahan Taman Kenari pun diapresiasi oleh pihak polisi setempat. Mereka dinilai turut membantu menjaga keamanan lingkungan dan mencegah jatuhnya korban luka atau jiwa dari aksi tawuran.
"Kami tetap akan patroli untuk menekan aksi kekerasan atau tawuran yang melibatkan pelajar. Ini butuh kerja sama warga,” lanjut Yayan. (*)