HAI-Online.com - Hesti Wulandari, mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNY ini lulus dengan IPK 3,87 dengan predikat cumlaude.
Sebagai orang tua, raut muka Agus Siswanto dan Mimin Jeminten penuh haru ketika melihat putri bungsunya diwisuda daring dari rumah kontrakannya di dusun Kemantren II, Semawung, Bagelen, Purworejo.
Pasangan suami istri ini berprofesi sebagai buruh jahit. Sang Ayah, Agus Siswanto, mengungkapkan kalau anak bungsunya ini sejak SMK sudah menyiapkan studi lanjut dengan ikut les mata pelajaran.
“Awalnya anak saya mau masuk STAN bagian pajak seperti kesukaannya, namun karena bukan rezekinya maka nggak diterima” kata Agus, dilansir dari laman UNY, Selasa (28/6).
Atas saran istrinya, Hesti mendaftar lewat jalur SBMPTN di UNY dan diterima. Awalnya tentu biaya kuliah menjadi kecemasan Agus dan Mimin.
Namun, berkat beasiswa bidikmisi (sekarang namanya KIP Kuliah), keluarga ini merasa tertolong.
Baca Juga: Kisah Rizal, Anak Buruh Yang Menjadi Mahasiswa Berprestasi UNY, Punya Segudang Prestasi Karya Tulis
Hesti menyebut, informasi soal bidikmisi ini ia dapatkan dari para gurunya. Ia lalu mengulik soal beasiswa ini sendiri karena mayoritas alumni sekolahnya memutuskan untuk bekerja, dan jarang yang menempuh studi lanjut.
Ia menjadikan pendidikan akuntansi UNY pilihan pertama, kemudian Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Tidar Magelang.
Menurut sang ibu, ia memilihkan Hesti pendidikan akuntansi karena Hesti menyerahkan pada ibunya buat memilihkan jurusan di SBMPTN.
“Di bayangan saya, pendidikan akuntansi bakal jadi guru di SMK, di mana ngajarnya relatif lebih mudah karena siswanya sudah dewasa,” ungkap sang Ibunda.
Doa ibunya pun terjawab dan Hesti diterima di pilhan pertamanya, akuntansi di UNY.
Selama kuliah, Hesti juga aktif di beberapa UKM seperti, UKM Rekayasa Teknologi, UKM Panahan, dan UKM Al Fatih Fakultas Ekonomi.
“Indeks prestasi tertinggi saya pernah mencapai 4,00 saat semester 7,” katanya.
Menurut orang tuanya, Hesti sejak kecil memang sudah terlihat pintar, sehingga ia diterima SD di usia 4,5 tahun. Di usia tersebut, Hesti sebut dirinya selalu masuk peringkat 3 besar kelas.
Saat SMP, Hesti masuk peringkat 5 besar nilai Ebtanas di sekolahnya, serta saat SMK, Hesti selalu menduduki peringkat pertama. Ia bahkan sempat mendapat nilai sempurna (100) dalam UN SMK mata pelajaran matematika.
Baca Juga: Gara-Gara Pakai Simbol Strip di Namanya, Cowok Ini Ribet Ngurusin Administrasi
Rencananya, Hesti ingin melanjutkan ke S2 dengan mengambil Magister Akuntansi lewat jalur beasiswa LPDP.
Kakak kandung Hesti, Oktavia Anggraini juga sudah menjadi sarjana dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta atas biaya sendiri dengan bekerja pada perusahaan kontraktor di Jakarta Timur.
Prestasi ini jadi salah satu komitmen UNY dalam sustainable development goals pada bidang pendidikan bermutu, pengentasan kemiskinan dan gender. (*)