Cerita Dhani, Dokter Gigi Penyandang Disabilitas Tempuh S2 di Jerman dengan Beasiswa LPDP

Selasa, 05 Juli 2022 | 12:00
YouTube LPDP

Salah satu penerima beasiswa LPDP Mochamad Nur Ramadhani kehilangan satu kakinya saat usia 14 tahun karena kanker tulang namun berhasil membuktikan kemampuannya dan berhasil melanjutkan pendidikan S2 di Jerman.

HAI-Online.com - Mochamad Nur Ramadhani atau pria yang akrab disapa Dhani ini kini sedang melanjutkan pendidikan S2 nya di Jerman dengan beasiswa LPDP.

Kaki kanannya terpaksa diamputasi karena mengidap kanker tulang saat usia 14 tahun.

Namun keterbatasn fisik ini nggak menyurutkan semangat Dhani buat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Buktinya, dia tetap menunjukkan prestasi akademiknya dan selalu dapat peringkat pertama di sekolahnya. Selain itu, Dhani berhasil diterima di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia.

Tamat SMA, Dhani sempat mendaftar jurusan Kedokteran Umum. Namun ia belum berhasil dan mencoba ikut ujian tulis di jurusan Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (Unpad).

Lanjut S2 di Jerman dengan beasiswa LPDP

Baca Juga: Program di Unesa Ini Wujudkan Lingkungan Kampus Ramah Disabilitas!

Nggak hanya ingin dapat gelar Dokter Gigi, Dhani memanfaatkan kesempatan memperluas pengalaman berkuliah di luar negeri dengan ikut beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) lewat jalur Afirmasi Penyandang Disabilitas.

Dhani berhasil diterima di Institute of Tropical Medicine and International Health Charité – Universitätsmedizin Berlin.

“Saya menderita kanker tulang saat usia 14 tahun. Saat itu keluarga juga berat untuk memutuskan melakukan amputasi. Tapi akhirnya keputusan itu diambil untuk menyelamatkan nyawa saya dari kanker tulang," tutur drg Dhani seperti dikutip dari kanal YouTube Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Kompas.com, Kamis (23/6/2022).

Dhani memilih Jerman untuk melanjutkan pendidikan S2 karena ia pernah menghabiskan masa kecilnya di negara tersebut.

Selama SD kelas 1 sampai kelas 7 Dhani tinggal di Jerman karena tugas pekerjaan orangtuanya.

Kaki kanannya diamputasi karena kanker tulang

Setelah pulang ke Indonesia, satu tahun kemudian, Dhani diagnosa menderita kanker tulang.

Menurutnya, mungkin ada beberapa faktor di terkena kanker tulang di usia 14 tahun atau sekitar tahun 2008. Seperti aktivitas fisik atau efek iklim yang berbeda antara Jerman dan Indonesia.

"Mungkin benturan karena sering olahraga, saya suka olahraga sepakbola. Dan faktor itu bisa jadi pemicu terkena kanker tulang. Saya berjuang melawan kanker selama 6 bulan," jelas Dhani.

Dhani menyebut, kaki kanannya diamputasi hingga paha atas. Setelah operasi amputasi, dia harus menjalani proses recovery. Padahal teman-temannya saat itu tengah mengikuti Ujian Nasional (UN) SMP.

Dhani pun memutuskan untuk mengulang kembali kelas 9 SMP agar bisa mengikuti UN dengan baik.

Dhani mengaku, sempat merasa minder setelah kehilangan kaki kanannya. Namun orangtua dan keluarganya selalu menguatkannya. Seiring berjalannya waktu, Dhani belajar bahwa hidup harus terus berjalan.

"Saya yakin kedepan pasti cobaan hidup lebih besar dan lebih berat. Sehingga ujian ini, kehilangan satu kaki akan membuat saya lebih kuat untuk menghadapi tantangan selanjutnya," tutur Dhani.

Ajak penyandang disabilitas manfaatkan kesempatan

Saat mengenyam pendidikan S1, Dhani juga sempat dikhawatirkan nggak bisa menjalankan program profesi dokter gigi.

Pihak kampus bahkan sempat menyatakan kalau Dhani hanya bisa sampai ke Sarjana, nggak bisa sampai Dokter Gigi.

Berkat semangat dan keyakinannya, Dhani bisa lulus di program tersebut. Dia berhasil melalui ujian, ujian keterampilan dan termasuk ujian profesi. Kini pun Dhani bisa bekerja di instansi pemerintah.

Dhani berpesan ke penyandang disabilitas yang ada di seluruh Indonesia baik yang sudah dewasa atau anak-anak agar memanfaatkan semua kesempatan.

Baca Juga: Mau Kekar Kayak Bintang Thor? Ini Camilan Sehat yang Dibikin Chris Hemsworth dan Dimakan Natalie Portman!

"Ini menjadi proses inspirasi bagi masyarakat sekitar dalam kehidupan ini tentu banyak sekali anugerah disamping banyak sekali cobaan. Penyandang disabilitas punya kelebihan besar disamping kekurangan. Itu yang harus digali untuk mendapatkan prestasi," tandas Dhani.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Dhani, Penyandang Disabilitas Tempuh S2 di Jerman dengan Beasiswa LPDP".

(*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya