Viral Ibu Cari Ganja Medis untuk Anaknya, Benarkah Bisa Mengobati Penyakit di Otak?

Selasa, 28 Juni 2022 | 08:46
Andien

Viral Ibu di CFD Minta Tolong Cari Ganja Medis untuk Anaknya

HAI-Online.com- Ganja masih menjadi isu kontroversi di masyarakat dan hukum Indonesia. Namun, aksi seorang ibu bernama Santi di area Car Free Day Jakarta menuai simpati masyarakat usai fotonya yang berpesan "Butuh Ganja Medis untuk Anaknya" diviralkan penyanyi Andien.

Dalam aksi damai itu, Santi membawa papan bertuliskan "Tolong anakku butuh ganja medis" dengan huruf besar semua

Baca Juga: Niatnya Bantu Melarikan Diri, Ezra Miller Malah Dituduh Menampung Anak Kecil Bersama Senjata Api dan Ganja
Dikutip dari pemberitaanKompas TV,aksi itu terjadi pada Minggu (26/6/2022), di mana sang suami ikut membuntuti Santi sambil mendorong anaknya, Pika, yang berada di kereta bayi.

Santi berjalan dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan berhenti di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dengan memegang papan tersebut.

Tentu, sorotan Ini juga membuat masyarakat bertanya-tanya apakah benar ganja untuk keperluan medis yang dipinta ibu Santi bakal efektif mengobati penyakit atau kelainan di otak anaknya?

"Anaknya, Pika, mengidapcerebral palsy. Kondisi kelainan otak yang sulit diobati, dantreatmentyang paling efektifnya pakai terapi minyak biji ganja/CBD oil," ujar Andien.

Aksi damai Ibu Santi cari pengobatan untuk anaknya Pika

Untuk diketahui,cerebral palsyadalah gangguan yang berhubungan dengan otak, sehingga menyebabkan kelemahan atau menurunnya fungsi maupun kerja dari otot dan memengaruhi kemampuan anak untuk bergerak seperti berjalan.

Penyakit ini juga membuat pasien kesulitan mempertahankan postur tubuh, dan menjaga keseimbangan.

Santi menyebutkan, dia membutuhkan ganja medis atau CBD oil untuk digunakan sebagai terapi bagi anaknya yang mengidapcerebral palsy.

Lantas, benarkah terapi pengobatan dengan ganja medis akan efektif untuk penyakit tersebut?

Berkaitan dengan hal tersebut, Spesialis Neurologi di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta, dr Andre, SpN, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian konklusif yang menyebutkan ganja sebagai terapi utama penderitacerebral palsy.

"Penggunaan ganja di luar negeri biasanya ditujukan untuk penderita CP (cerebral palsy) berat untuk mengurangi nyeri akibat kaku otot yang berlebihan, dan untuk mengontrol kejang yang sering muncul pada penderita CP yang berat," ujar Andre dikutip dariKompas.com, Senin (27/6/2022).

Baca Juga: Lagi Sakit Flu? Jangan Cuma Minum Obat, Tambah 8 Makanan Penangkalnya dan Istirahat

"Tentunya ini perlu pendalaman lebih lanjut efek jangka panjang penggunaan ganja pada kasus ini, terlebih di Indonesia hal ini belum dilegalkan," sambung dia.

Pengobatancerebral palsy

Dokter Andre berkata, tata laksana terapi penyembuhan penyakit ini harus dilakukan secara multidisiplin yang terdiri dari dokter tumbuh kembang anak, dokter neurologi, dokter fisioterapi, dokter gizi, dokter orthopaedi, speech terapis, dan dokter jiwa.

Menurutnya, penting untuk mendiagnosis secara cepatcerebral palsyagar dokter mampu mencari penyebab pasti dan menentukan langkah pengobatan yang tepat.

"Tujuan pengobatan adalah untuk memperbaiki keterbatasan, mengoptimalkan fungsi yang ada dan mencegah terjadinya komplikasi," tutur Andre.

Dihubungi secara terpisah, Dokter Spesialis Saraf dari Primaya Evasari Hospital, dr Andira Larasari SpS, menyampaikan pengobatan cerebral palsymeliputi pengobatan penyakit berdasarkan penyebab.

Setelah pasien stabil, baru dapat dilakukan terapi fisik (fisioterapi) dan terapi wicara.

Baca Juga: Banyak Penonton yang Cabut Karena Telat Dateng, A$AP Rocky Lebih Cocok Ganti Nama Jadi 'Late Rocky'
"Pengobatancerebral palsyhingga kini baru berupa pengobatan simptomatik atau pengobatan gejala penyakit dan belum ada pengobatan untuk benar-benar total menyembuhkan," ungkapnya.

Bukannya tidak ada harapan sembuh, namun setelah dilakukan semua terapi, pasien juga dapat diberikan obat anti-epilepsi bila ada terjadi kejang

"Obat (itu) untuk mengurangi kekakuan otot, dan obat juga untuk mengurangi gangguan perilaku," pungkasAndira.(*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya