SBM ITB Keluarkan Platform Big Data Buat Bantu UMKM, Dinamai DMSN

Sabtu, 18 Juni 2022 | 11:00
PEXELS.com

Ilustrasi Big Data

HAI-Online.com - Transisi dari pandemi ke era new normal ini butuh banyak cara buat adaptasi, apalagi soal pemulihan situasi yang sempat kritis, khususnya di sektor UMKM.

Dalam proses adaptasi ini, UMKM punya banyak keterbatasan yang akhirnya menimbulkan banyak tantangan dalam mengembangkan produk atau jasa yang sesuai dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Tim peneliti Kelompok Keahlian (KK) Decision Making and Strategic Negotiation (DMSN) SBM ITB bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB, luncurkan platform berbasis Big Data.

Ini sebagai bentuk strategi ketahanan UMKM Jawa Barat di masa pandemi Covid-19 ini.

Platform yang dikembangkan dengan dibantu Big Data Laboratory SBM ITB ini berbentuk aplikasi mobile dengan nama sementara, DMSN.

Dalam aplikasi tersebut, pelaku UMKM bisa saling bertukar informasi soal pola penjualan dan konsumen, ikut coaching clinic bareng pakar bisnis, dapat analisis produk, statistik penjualan, serta dapat informasi acara pengembangan UMKM di Jawa Barat.

Baca Juga: Facebook Ngaku Alami Kebocoran Data Pribadi 533 Juta Penggunanya di Dunia, Indonesia Kena Hacked 300 Ribuan Akun!

Aplikasi ini juga berfungsi sebagai digitalisasi database UMKM di Jawa Barat yang bisa memetakan profil UMKM buat membantu pemerintah dalam mengambil keputusan strategis.

Ketua Tim Peneliti dari KK DMSN SBM ITB, Santi Novani, S.T., M.T., Ph. D., mengatakan, aplikasinya mengumpulkan data UMKM yang kemudian diolah dengan data analytics agar bisa diketahui kemampuan masing-masing UMKM.

“Ini juga sama persebaran sektor dan daerahnya buat mendukung pemahaman kebutuhan UMKM dan membantu pengambilan keputusan,” ujar Santi, melansir dari laman ITB.

Lewat sesi workshop pertamanya yang sekaligus jadi penanda kick-off uji coba plarform tersebut pada April lalu, tim DMSN SBM ITB mengadakan sesi FGD sebagai fase penyempurnaan plarformnya pada Rabu (25/5/2022).

Mereka mengundang perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat, media, serta komunitas dan bisnis UMKM sebagai bagian dari kolaborasi pentahelix.

“FGD ini diselenggarakan buat mengecek apakah aplikasi yang dibuat udah sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM, juga sebagai masukan kami untuk tahap perbaikan aplikasi,” jelas Santi.

Menurut Kepala Bidang Usaha Kecil Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat, Tatang Suryana, postur UMKM di Jawa Barat masih didominasi usaha mikro sebanyak 85,02% dari total usaha yang ada.

Karena itu, fokus untuk menaikkan usaha-usaha tersebut ke kelas menengah menjadi fokus dari Diskuk Jawa Barat.

Menurut Tatang, ada empat persoalan utama yang umumnya dihadapi UMKM yang mau ‘naik kelas’.

“Seperti pembiayaan, pemasaran, perizinan, dan teknologi. Ditambah lagi, 79,54% UMKM Jawa Barat belum memanfaatkan teknologi digital,” ujar Tatang.

Tatang menganggap aplikasi DMSN yang dikembangkan adalah solusi yang tepat.

“Pola pendampingan UKM Juara dengan kolaborasi dengan tim dari SBM yang menuangkan banyak fitur ke dalam satu aplikasi dengan basis data terintegrasi membantu kami memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Ini semua yang dibutuhkan oleh UMKM, ada semua,” tuturnya.

Baca Juga: Nggak Mau Harimu Buruk, Bikin Deh Porsi Sarapan Ideal Menurut Dosen Gizi IPB

Sebagai penutup, Santi menyampaikan bahwa aplikasi DMSN akan diluncurkan secara resmi di workshop keduanya di bulan Juni ini.

“Mudah-mudahan, aplikasi ini dapat membantu memperkuat UMKM dengan peran ITB sebagai pihak yang berkapabilitas di bidang big data untuk membantu kontinuitas dari bisnis UMKM agar dapat bertahan,” tutup Santi. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya