Demi Masuk PTN, Haruskah Ikut Bimbingan Pas Gap Year? Simak Cerita dari Para 'Alumni Nunda Kuliah' Ini

Selasa, 14 Juni 2022 | 15:05
HAI

Ilustrasi ikut bimbingan

HAI-Online.com -Perjalanan untuk masuk kuliah selalu punya kisah masing-masing, terlebih kalau mau masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Momok sulitnya soal-soal UTBK selalu jadi makanan sehari-hari buat pejuang PTN.

Saking sulitnya, beberapa orang memilih untuk ikut bimbingan tambahan, bahkan gap year untuk belajar selama setahun. Ada yang ambil gap year karena gagal di SBMPTN, ada juga yang memang sengaja belajar lagi.

Namun, haruskah kita belajar di kursus tertentu sebelum masuk PTN?

Sebenarnya, itu tergantung pada kapasitas dan pilihan yang mau lo ambil. Ngerasa mampu nggak perlu ikut kursus? Silahkan! Mau ambil kursus karena kekurangan bahan belajar? Gas!

Nah, daripada lo bingung, nih ada beberapa hal yang bisa lo pertimbangkan sebelum akhirnya lo daftar BTA.

Beberapa pertimbangan ini HAI dapatkan dari wawancara bersama alumni gap year, Salventina Puspa dan Felix Joviandi.

Sumber Pengetahuan Lo Seluas Apa?

"Gue ikut BTA karena gue sadar kalau misalnya resource gue belum seluas itu, sehingga gue butuh bahan belajar dari soal-soal yang dikasih lewat BTA," jelas Felix melalui wawancara online pada Minggu (12/6).

Felix Joviandi atau akrab disapa Felix adalah mahasiswa Kedokteran Universitas Diponogoro, Semarang.

Sebelum akhirnya lolos SBMPTN, ia mengambil satu tahun jeda atau gap year. Menurutnya, mengambil kursus seperti BTA atau inten dapat berguna untuk variasi materi dan jugaguidancedari para pengajar di sana.

Baca Juga: Biar Tetap Produktif, Ini 7 Hal yang Bisa Lo Lakukan Kalau Ambil Gap Year!

"Gue sempat melihat bahwa soal SBMPTN itu nggak semua bisa gue dapet di sekolah.I think,gue butuh sumber lain untuk memberikan gue pelajaran mengenai soal-soal UTBK. Dari situ, gue juga sadar kalau gue nggak sedisiplin itu bisa belajar sendiri cuma dari buku," jelasnya.

Siapin Budget!

Namun, untuk ikut BTA, lo harus siapin budget sekitar Rp 9.000.000-an, sob. Kalau memang belom ada budget dan sumber pengetahuan lo dirasa kurang,artinya lo harus punyaeffortlebih untuk mencari materi yang nggak didapet di sekolah serta disiplin sama waktu yang ada.

Berbeda dengan Felix, Salventina Puspa, mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional memilih untuk nggak ikut BTA karena nggak pengin merepotkan atau menambah biaya dari orang tua.

Sehingga, Salven harus belajar soal-soal UTBK secara mandiri.

"Gue sih waktu itu memanfaatkan 1 tahun untuk mengejar materi yang nggak ada di sekolah. Beli buku-buku latihan, manfaatin platform belajar dari aplikasi, dan nyari-nyari soal lewat Twitter. Dari situ, gue print sendiri dan gue kerjaiin deh," cerita Salven.

Nggak Bisa Bagi Waktu? Bisa BelajarLewat Sini!

Meskipun begitu, kesulitan dari nggak ngambil bimbingan adalah pembagian waktunya.Jadwal lo mungkin nggak se-teratur orang-orang yang ikut bimbingan. Felix sendiri mengaku dirinya jadi lebih mahir bagi waktu saat gap year karena jadwal yang sudah tertata.

Baca Juga: Rehat Usai Lulus SMA? 5 Kegiatan Ini Bikin Gap Year Jadi Bermanfaat!

"Gue tuh BTA seminggu 3 kali, Senin Rabu Jumat kalau nggak salah. Jadi, gue tuh selalu punya jadwal tetap.. Senin BTA, Selasa, ulang materi dari BTA lagi sekitar kurang lebih 3-4 jam-an gitu. Lalu, Rabu, belajar BTA lagi, Kamisbelajar ulang lagi. Jumat BTA lagi, Sabtu-nya belajar ulang lagi dan minggunya relaks, gitu.Lebih teratur antara belajar dan relax," kisah Felix.

Artinya, meskipun lo udah ikut BTA, jangan lupa buat mengulang materi yang udah dipelajarin di sana, ya!

Namun, buat lo yang nggak dapet kesempatan buat ikut bimbingan, ada solusi juga nih dari Salven.

"Waktu gap year itu, gue kan cuma belajar doang. Di situ, gue bener-bener serius belajar. Apalagi, waktu SMA gue kan bahasa. Tapi, pas PTN gue kanambil jurusan soshum. Di mana gue tuh tidak begitu banyak mempelajari pelajaran-pelajaran di soshum. Misalnya, sosiologi ekonomi geografi. Jadi, setiap harinya, gue selalu bikin jadwal dan target. Pokoknya hari ini harus udah bisa materi yang mana, besok lanjut belajar yang mana, dan seterusnya," ujar Salven.

Setiap harinya, Salven mengaku selalu punya target harus menonton berapa video pembahasan dan ngerjaiin berapa soal. Sehingga, dalam satu tahun nggak ada satupun hari yang terlewat sia-sia.

Tentunya, masuk bimbingan ataupun enggak, keputusan paling tepat adalah menyesuaikan dengan segala kapasitas yang lo punya; baik secara mental dan finansial. Sesungguhnya, bimbingan hanyalah wadah, karena kalau usaha lo nihil dan lo mageran ya... sama aja sob.

Mengutip kata-kata Felix pas wawancara, "Cobalah untuk selalu introspeksi diri. Jangan sampe mindset lo mengatakan bahwa ini tuh cuma coba-coba doang. Karena, kalau mau masuk PTN ya emang nggak bisa instan, harus rajin, rajin, rajin, pokoknya rajinnya 3 kali!"

Tag

Editor : Alvin Bahar