Buka Blokiran Trump, Elon Musk: Bukan Berarti Gue Dukung Jadi Presiden

Sabtu, 14 Mei 2022 | 12:00
Wikimedia

Mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump

HAI-ONLINE.COM -Ramai diperbincangkan karena rencananya membuka blokiran permanen mantan Presiden Amerika, Donald Trump, Elon Musk memberikan penjelasan atas rencananya ini.

CEO Tesla ini membela keputusannya ini dengan berujar meski ia ingin Twitter mencabut blokir Trump, bukan berarti ia mendukungnya dalam kontestasi pemilihan presiden Amerika 2024 mendatang.

Saat ini, Musk sedang berjuang untuk mengakuisisi kepemilikan Twitter setelah membeli sahamnya.

Baca Juga: Kalo Jadi Beli Twitter, Elon Musk Bikin Nazar Bakal Buka Blokir Akun Donald Trump

Melansir dari Financial Times pada Selasa (11/4/2022) lalu, Musk mengatakan bahwa keputusan Twitter untuk melarang Trump adalah buruk secara moral.

Dari pihak Trump sendiri, ia pernah menyatakan kalau nggak ingin balik ke Twitter dan ingin membangun platform media sosialnya sendiri.

Mantan Presiden Amerika ini diblokir permanen oleh Twitter pada Januari 2021 karena dianggap melakukan hasutan kekerasan setelah pendukungnya menyerbu Capitol Hill di Washington DC.

Sebelumnya Elon dalam konferensi pers beranggapan bahwa pemblokiran akun Trump merupakan keputusan yang buruk.

“Menurutku adalah kesalahan ketika mengasingkan sebagian besar negara dan membungkam Donald Trump dan membuatnya nggak bersuara,” tutur Musk, Selasa (10/5/2022), mengutip dari BBC News.

James Duncan Davidson
James Duncan Davidson

Elon Musk

CEO Tesla ini berujar jika seseorang mencuitkan sesuatu yang bersifat ilegal atau dapat merusak dunia, akan ada pemblokiran sementara atau unggahannya akan jadi nggak terlihat.

Founder Twitter, Jack Dorsey nampaknya juga sepakat tentang perihal ini. Elon Musk mengaku telah berbicara dengannya tentang pemblokiran akun pengguna atas dasar tweet ofensif.

“Dia (Jack) dan aku ada dalam pemikiran yang sama bahwa pemblokiran permanen harus menjadi kasus yang sangat amat langka dan ini hanya berlaku untuk akun-akun bot dan scam,” ujar Musk.

Baca Juga: Gandeng Sang Ibu di Met Gala, Elon Musk Bocorin Tujuan Beli Twitter

Rencana pembukaan gembok pemblokiran akun Donald Trump rupanya merupakan langkah awal dan bukti di bawah kepemimpnannya, Elon Musk akan membuat platform media sosial ini menjadi lebih bebas dan semakin berlandaskan kebebasan berbicara atau freedom of speech.

Namun juga terdapat tanggapan pesimis dan bersifat kontradiktif dari keputusan Elon Musk ingin ‘mengembalikan’ akun Donald Trump.

"Jika Musk khawatir bahwa banyak orang marah karena Trump dilarang, dia harus melihat berapa banyak lagi orang yang akan marah jika Trump nggak dilarang, Musk tampaknya hanya khawatir tentang pendapat sekelompok kecil individu yang menghasut kekerasan atau melanggengkan ujaran kebencian." kata Kirsten Martin, Profesor Etika Teknologi dari Notre Dame University.

Baca Juga: Elon Musk Beli Twitter, Personel Kiss: Mendingan Atasi Masalah Kelaparan Dunia!

Dr. Catherine Flick, seorang ekspert di bidang komputasi dan pertanggungjawaban sosial di De Montfort University, beropini kepada BBC Today bahwa ia dan tim memiliki bukti kuat kalau Elon Musk benar-benar keliru mengenai dampak diblokirnya Donald Trump dari Twitter.

“Menghapus Donald Trump dari Twitter sebenarnya mengurangi jumlah polarisasi. Ini berarti nggak menyediakan platform baginya untuk menyulut dendam dan pengelompokkan antar manusia dalam platform.”

(*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya