HAI-ONLINE.COM – Showbiz merupakan industri yang cukup terkenal juga dengan sikap yang kurang baik terhadap orang-orang didalamnya. Hal itu juga memiliki kecenderungan lebih besar terhadap cewek daripada cowok.
Kali ini HAI bakal spill 3 sejarah cewek dalam kancah rock yang kurang dihargai, dan lo harus tau!
Jackie Fox
Dalam wawancaranya tahun 2015 dengan Huffington Post, pertemuan pertama antara Jackie Fox (saat itu Fuchs) dari The Runaways dan manager band, Kim Fowley bikin orang-orang nggak nyangka.
Ada titik di mana Fox yang berusia lima belas tahun dibawa ke apartemen Fowley yang berantakan, dipenuhi pil, dan itu berakhir dengan situasi yang nggak bagus.
Sangat mengejutkan kalo kita cuma bicara satu insiden di sini. Karena atas tuduhan yang dibuat Fox terhadap Fowley, banyak orang lain yang mengajukan hal serupa.
Yang mengkhawatirkan, mereka juga maju dengan memperkuat statement dari Fox itu.
Di tahun 2015, setelah kematian Fowley, Fox menyatakan bahwa managernya itu telah memperkosanya di pesta malam tahun baru pada tahun 1975. Pernyataan itu dilontarkan di depan para pengamat dan saksi, termasuk rekan satu band Cherie Currie, Joan Jett, dan Kari Krome.
Namun Krome dan Currie punya pernyataan yang berbeda tentang apa yang terjadi.
Krome menyatakan kalo dia melihat bahwa Currie dan Jett menonton dan tertawa terbahak-bahak. Namun keduanya membenerkan kalo seorang remaja diperkosa, di depan para saksi, oleh seorang pria yang tetap bebas sampai kematiannya 40 tahun kemudian.
Jackie Fox sendiri saat ini menjadi seorang pengacara. Pada tahun 2013 dia muncul di acara permainan The Chase dan Who Wants to Be a Millionaire.
Karen Dalton
Berbicara tentang mereka yang mempengaruhi Bob Dylan, memoar Dylan, Chronicles Volume 1, mungkin pertama kalinya banyak orang mendengar tentang Karen Dalton.
“Penyanyi favorit saya di tempat itu adalah Karen Dalton. Dia adalah penyanyi dan pemain bues, putih, tinggi, funky dan kurus. Karen punya suara seperti Billie Holiday, dan bermain gitar seperti Jimmy Reed,” jelas Dylan dilansir melalui Listverse.
Perbandingan yang Dylan utarakan tersebut bisa dibilang akurat, walau memang nggak persis sama seperti Holiday. Namun, apa yang ditawarkan oleh Dalton atas skill-nya itu nggak pernah berhasil di dunia showbiz.
Baca Juga: Ups! 5 Penyanyi Cewek yang Ketahuan Lipsync. Tonton Videonya!
Alasan kurangnya keberhasilan Dalton adalah ketidakmampuannya untuk berkompromi atau berperan sebagai penghibur.
Pada satu titik, cewek ini sedang dalam pembicaraan untuk membentuk grup dengan John Phillips. Namun ketidaksesuaian yang ada pada Dalton atas pandangan murninya tentang folk, membuat Phillips mencari penyanyi lain untuk membentuk The Mamas and the Papas.
Karen Dalton meninggal pada tahun 1993 karena AIDS saat tinggal di rumah mobil, secara puitis di Woodstock, New York. Putrinya percaya kalo dia tertular AIDS karena berbagi jarum suntik. Lalu sebuah kebakaran kemudian menghancurkan ratusan kaset demo dan latihannya, dan hanya meninggalkan dua album berdasarkan penjelasan putrinya.
Poly Styrene
Beberapa artis membuat kesan saat mereka memasuki panggung dan membayangi budaya pop, meskipun memiliki karir yang sangat pendek atau karya yang nggak seberapa.
Kalo lo denger Live at the Roxy WC2, film dokumenter legendaris dari kancah punk Inggris di masa-masa awal, lo bakal dengar pertunjukan live kedua X-Ray Spex yang pernah ada.
Band ini digawangi oleh Marianne Joan Elliott-Said, yang juga dikenal sebagai Poly Styrene. X-Ray Spex adalah orang-orang underachiever yang bangga dengan hanya membuat satu album selama masa kejayaan punk.
Baca Juga: Screamous Kolaborasi Bareng Sex Pistols, Kaos Band Luar Ori Nggak Mahal Lagi!
Styrene nggak terlupakan dalam scene punk nihilistik yang didominasi laki-laki. Di permukaan, cerita Styrene rerdengar tragis dan misterius. Dalam salah satu anekdot yang paling sering diulang tentangnya, cewek ini mencukur rambutnya setelah Sid Vicious dari Sex Pistols mengancamnya dengan sabit.
Tentang insiden itu, dia hanya mengatakan “Gue pernah membaca kalo gadis-gadis di kamp konsentrasi melakukan itu setelah diperkosa oleh Nazi,” jelas Styrene dilansir melalui Listverse tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dia juga pernah memberitahu NME pada tahun 1978, “Lo tau, gue bilang kalo gue bukanlah simbol seks dan kalo ada yang mencoba bikin gue menjadi simbol seks, gue bakal mencukur rambut gue,” jelasnya.
Baca Juga: 5 Gitaris Pop Punk Underrated yang Patut Diakui Kehebatannya! Siapa Jagoan Lo?
Setelah mundur dari punk, Styrene bergabung dengan gerakan Hare Krishna. Namun, dia melarikan diri karena laporan pedofilia di sekte tersebut dan “berusaha untuk menikahkanya”. Tapi Styrene bukanlah seroang pertapa yang lo ekspektasikan, dia aktif dalam seni sampai kematiannya akibat kanker payudara di tahun 2011. Dalam hidupnya, Styrene menolak untuk didefinisikan sebagai tragedi.