Tiga Mahasiswa ITS Bikin Abon Kulit Pisang Anti Depresi! Tertarik Mau Coba?

Rabu, 11 Mei 2022 | 09:16
iStockphoto

Ilustrasi depresi

HAI-Online.com - Sebagian besar abon yang biasa lo temuin pasti berbahan dasar daging. Nah kebayang nggak kalo abon dari kulit pisang?

Ide yang nggak biasa ini datang dari tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Tim yang beranggotakan tiga mahasiswa ini memiliki ide inovasi produk makanan yakni abon kulit pisang dengan nama S&S Abon.

Diklaim memiliki efek anti depresi, abon kulit pisang ini juga tersedia dalam berbagai rasa.

Ketua Tim, Fadhila Rosyidatul ‘Arifah menjelaskan kalau banyaknya kulit pisang yang menumpuk dari sisa industri makanan yang berbahan baku pisang ini menjadi alasan ia dan tim nya memilih kulit pisang sebagai bahan baku abon.

“Kami melakukan seleksi terhadap kulit pisang yang akan digunakan sehingga memiliki nutrisi yang baik, masih segar, dan layak diolah,” ungkap Mahasiswa Departemen Teknik Material ini, dikutip dari laman ITS, Rabu (11/5/2022).

Fadhila juga mengungkapkan alasan lainnya, yakni soal kulit pisang yang mengandung banyak nutrisi, salah satunya adalah serotonin. Kandungan yang disimpan dalam bentuk vitamin B6 ini ternyata mampu mengurangi efek depresi.

Baca Juga: 7 Superhero yang Berjuang Dengan Mental Health, Mereka juga Manusia

Buat menggaet target pasar yang lebih luas, mereka menginovasikan abon kulit pisang dalam tujuh rasa. Ada coklat, red velvet, matcha, rumput laut, ayam, sapi, dan ikan bakar.

“Dengan banyaknya rasa yang tersedia, S&S Abon diharapkan mampu bertahan dengan banyaknya selera konsumen,” jelasnya.

Nggak cuman soal rasa, mereka juga memikirkan kemasan S&S Abon. Abon ini dikemas dengan kemasan ziplock berhias maskot S&S Abon dengan warna yang coklat.

Meski demikian, S&S Abon ini tetap dijual dengan harga yang relatif terjangkau, lo cuman perlu merogoh kocek Rp10.000 untuk kemasan 100 gram.

Dalam rancangan pemasaran produknya sendiri, tim ini berencana memanfaatkan e-commerce dan sosial media.

Berkat inovasi ini Fadhila dan dua temannya, Intan Mey Setyaningrum dari Teknik Fisika, dan Sri Irna Solihatun Ummah dari Departemen Matematika, berhasil menyabet medali perak dalam Business Model Canvas Competition (BMCC) di Universitas Brawijaya.

Tim yang dibimbing Erna Septyaningrum, S.T. M.T., diharapkan produknya dapat diuji lebih lanjut dan dapat diedarkan ke pasaran.

“Harapannya, produk ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan dapat dipasarkan dalam skala nasional hingga internasional,” tandasnya. (*)

Tag

Editor : Al Sobry