3 Band Cadas Ini Pernah Sukses Tampil di Acara TV Mainstream, Termasuk Slipknot!

Senin, 02 Mei 2022 | 18:10
flickr

Slipknot

HAI-ONLINE.COM – Biasanya sih band heavymetal/rock itu cenderung identik dengan non-mainstream. Tapi di luar dari itu mereka bisa dibilang sebuah entitas yang terpolarisasi.

Buat lo yang suka dengan musik aliran seperti itu, lo bakal bisa menerima dan cinta sama musiknya.

Tapi, bagi orang-orang yang nggak suka, heavy metal/rock sering banget terlihat agresif, menakutkan, dan kadang menyinggung bagi beberapa.

Jadi nggak heran sih, atas beberapa pertimbangan tentang stigma yang melekat bagi sebagian orang terhadap musik ini, adalah alasan kenapa selama bertahun-tahun band-band di ujung spektrum musik yang lebih ekstrem cuma mendapatkan sedikit kesempatan untuk bisa tampil secara live di TV.

Saat AS dan Inggris saat itu mulai membuka jaringan mereka secara bertahap dengan memperpanjang jadwal mereka hingga larut malam, di sanalah ruang bagi band metal yang inovatif perlahan mulai terbuka hingga ada perkembangan genre di sana.

Di abad baru, aksi-aksi kayak Slipknot dan Lamb of God akhirnya bisa masuk dalam penyiaran dan jadi hal yang kayaknya nggak pernah terpikirkan bisa terjadi di beberapa tahun sebelumnya.

HAI bakal kasih lihat 3 daftar penampilan terbaik, bersejarah dan paling berkesan bagi band-band heavy di TV mainstream.

Rage Against The Machine Dalam Acara ‘The Word’ (1993)

‘The Word’ pernah dimainkan pada Jumat malam yang udah larut banget, dan jadi salah satu acara hiburan Inggris paling berpengaruh sepanjang masa.

Presenter acara yang santai, termasuk Terry Christian dan Mark Lammar kayak ngasih dorongan juga ke tamu mereka ini untuk jadi kontroversial.

Faktanya pada program ini ternyata banyak banget menampilkan aksi-aksi bagus pada masanya.

Termasuk Stereolab dan Oasis, tapi aksinya memang nggak menghasut kayak yang dilakukan rocker politik Amerika ini, Tage Against The Machine. Lagu yang mereka bawa adalah ‘Killing In The Name’yang ada pada self-titled debut album mereka.

Baca Juga: Tom Morello Bocorin ‘Killing In The Name’ Awalnya Adalah Lagu Instrumental

Secara lirik sih ‘Killing In The Name’ membahas penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak berwenang. Fyi nih, sejak awal kemunculan album itu udah menimbulkan kontroversi karena gambar sampulnya.

Pasalnya, mereka menampilkan sebuah foto yang mendokumentasikan pembakaran seorang biksu Buddha untuk memprotes penindasan Vietnam pada tahun 1963.

loudwire

Cover Album Rage Against The MAchine

Slipknot Dalam Acara ‘Late Night With Conan O’Brien’ (2000)

Applause sih untuk O’Brien karena menampilkan aksi non-mainstream dan tanpa kompromi ini. Slipknot membawakan lagu ‘Wait And Bleed’ di depan penonton yang sebagian besar nggak tau.

Penampilan itu tentu mengejutkan dan bikin orang takjub juga, ditolak dan menarik dengan persentase yang sama.

Tentu sebelumnya penonton O’Brien belum pernah disuguhi pemandangan yang begitu mengganggu dan radikal seperti itu. Sebuah band dengan jump-suit merah dan topeng yang mengerikan.

Mengobrak-abrik panggung yang penuh sesak, headbanging dan meronta-ronta. Nggak heran lagi sih kalo banyak pendapat dan perdebatan yang muncul setelah penampilan tersebut di TV mainstream.

Lamb of God Dalam Acara ‘Jimmy Kimmel Live’ (2015)

Richmond, Lamb of God membangkitkan emosi yang tinggi pada penampilan mereka yang membawakan lagu ‘512’ di panggung Jimmu Kimmel Live.

Lagu itu sendiri punya relevansi pribadi yang mencengangkan bagi penyanyi utama Randy Blythe.

Nomor yang terdapat pada judul itu sebenernya merupakan respon darinya atas minggu-minggu yang doi habiskan di Penjara Pankrác Republik Ceko saat itu.

Buat yang nggak tau, jadi itu dulu Blythe didakwa atas tuduhan pembunuhan di tahun 2012, karena kematian seorang penggemar berusia 19 tahun saat konser Lamb of God. Kemudian Blythe dibebaskan oleh hakim yang memutuskan kesalahan atas tragedi itu sebagian besar ada di tangan promotor konser.

Baca Juga: 13 Band Internasional Ini Pernah Ganti Nama dengan Beragam Alasan

Jadi ‘512’ adalah sel pertama yang ditempati oleh Blythe, yang mana menunjukkan kondisi mental sang penyanyi pada saat itu. Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone saat itu dia mengungkapkan “Lo nggak bisa memiliki mentalitas yang sama dengan pria normal yang hidup di jalanan ketika lo di penjara. Lo bakal mengalami perubahan mental dan emosional yang radikal. Lo harus siap untuk kekerasan kapan aja”.

Balik ke topik! Pada saat itu band ini cukup sukses menampilkan aksi yang bagus, yang bikin penonton jadi penuh hiruk-pikuk. Acara ini juga cukup pendapat apresiasi oleh penikmatnya.

Menurut lo, band-band heavy-metal/rock apa yang kayaknya nggak bakal mungkin dapet kesempatan untuk live di acara TV mainstream?

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya