Atasi Masalah Sampah Plastik, Chandra Asri Ubah Stigma Jadi Ekonomi Sirkular

Senin, 21 Februari 2022 | 20:30

Pengelolaan bank sampah plastik

HAI-Online.com- Sebagian kita punya stigma memakai plastik itu kotor, jelek dan merusak lingkungan. Meski pada kenyataannya penggunaan plastik belum bisa lepas dari kehidupan banyak orang.

Menurut Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti, kebiasaan memakai plastik itu tidak buruk selama kesadaran pengelolaan sampah masyarakatnya benar.
Dalam teorinya, permasalahan sampah di Indonesia terutama sampah plastik bisa diatasi dengan kolaborasi seluruh stakeholder yang terlibat dalam rantai nilai sampah mulai dari upstream midstream, dan downstream.
Baca Juga: OPPA Satu Ini Urusi Masalah Sampah Plastik Kita Lho, Kini 12 Inovator Ikut Bantu Juga
Selain itu juga harus didukung dari sisi teknologi dan inovasinya. Kemudian, penting juga menciptakan ekosistem pengumpulan sampah oleh masyarakat dan bank sampah yang terintegrasi dengan pendaur ulang.
"Selain masalah kualitas sampah plastik yang masih tercampur dengan sampah lainnya, beberapa jenis kemasan plastik juga masih punya nilai yang rendah, karena keterbatasan teknologi, market, dan kolektibilitas. Oleh sebab itu selain penting untuk pemilahan di sumber, Pemerintah dan Industri perlu berkolaborasi mengembangkan teknologi dan model bisnis untuk mengatasinya," katanya dalam webinar bertema Pengelolaan Sampah di Indonesia Berbasis Ekonomi Sirkular, pada Senin (21/2/2022).
Pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, dijelaskan Akademisi dari Universitas Indonesia, Dr.Eng Astryd Viandila Dahlan, adalah pola pengelolaan sampah Indonesia yang didorong untuk transisi dari konsep ekonomi linear menjadi ekonomi sirkular.
Konsep ini juga dipercaya akan dapat mengubah stigma pemakaian plastik di masyarakat karena jika pengelolaan sampahnya sudah betul, akan ada daya ekonomi yang manfaatnya kembali ke masyarakat dan terutama pengguna plastik.
"Melalui ekonomi sirkular sampah diolah kembali ke sumbernya atau menjadi produk lain yang bernilai tambah. Oleh karena itu, paradigma masyarakat terhadap tata kelola sampah sudah mulai harus berubah," ujarnya di acara yang sama dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022.
Disamping itu, dijalankan juga pemilahan sampah dari sumbernya yang nantinya dapat meningkatkan jumlah sampah yang dapat didaur ulang sehingga potensi daur ulang pun akan semakin tumbuh.
"Hal ini dapat menumbuhkan orientasi ekonomi sirkuler di sektor pengelolaan sampah. Untuk mengubah perilaku masyarakat diperlukan pendidikan, pendampingan serta penyediaan infrastruktur dari stakeholder dalam pengolaan persampahan," ujarnya lagi.
"Meski ekonomi sirkular berjalan, kita butuh sosokagent of change(tokoh masyarakat) yang kuat untuk tetap menjalankan bank sampah ini," tambahnya.
Dalam perannya mengatasi permasalahan sampah plastik, Chandra Asri mengedepankan konsep ekonomi sirkular tersebut yang tujuannya untuk memaksimalkan penggunaan material secara sirkular untuk meminimalkan produksi limbah dengan memulihkan dan menggunakan kembali produk dan bahan sebanyak mungkin, secara sistemik, dan berulang-ulang.
Direktur Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan, Sebagai mitra pertumbuhan yang dapat diandalkan, pihaknya secara aktif berkolaborasi dengan stakeholders dalam menciptakan program keberlanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik.
"Kami masih melanjutkan flagship program kami, Aspal Plastik, dan siap menggandeng lebih banyak lagi mitra untuk bersinergi. Kami juga membina fasilitas pengelolaan sampah terintegrasi IPST Asari di Cilegon serta mendukung program Pemerintah DKI, Jakarta Recycle Center," bebernya.
Pihak Chandra Asri berharap ke depannya akan semakin banyak pihak yang turut berpartisipasi dalam inisiatif ini untuk bersama-sama mendukung Pemerintah Indonesia mencapai tujuan pengelolaan sampah.
Seperti diketahui, sampah masih menjadi kendala terbesar dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Menurut data Kementerian LHK, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020 yang berarti satu penduduk menghasilkan sekitar 0.68 kilogram sampah perharinya.
Penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebanyak 37,3%. Sampah dari pasar tradisional 16,4%, sebanyak 15,9% berasal dari kawasan dan 14,6% berasal dari sumber lainnya.
Nah, dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2022, Chandra Asri memulai kampanye internal #NabungSampahPlastik untuk mendorong karyawannya melakukan pemilahan sampah dari rumah dan mengurangi sampah yang akan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah yang terkumpul akan dikelola dan diolah oleh pihak ketiga untuk kembali menjadi bahan baku dan produk bermanfaat lainnya. Kampanye ini akan berlangusng selama satu tahun dan total pengumpulan sampah akan diumumkan pada Hari Peduli Sampah Nasional 2023.
Pengelolaan sampah ini juga butuh peran masyarakat yang juga sama pentingnya, yaitu dengan bersama ikut melakukan hal baik dari sumber sampahnya sendiri, yakni dikumpulkan, dibersihkan dan dipisahkan. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya