Mengenal Fenomena Ekuiluks yang Bakal Terjadi di 36 Kota di Indonesia, Apa Dampaknya?

Sabtu, 22 Januari 2022 | 10:05
kompasiana

Ilustrasi Matahari Pagi

HAI-Online.com – Fenomena astronomi ekuiluks menyambangi daerah di Indonesia mulai 20 Januari 2022.MelansirLapan, ekuiluksmerupakanfenomena astronomis ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam, yakni 12 jam.

Ekuiluks terjadi ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam sebesar 12 jam. Tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.

Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, pekan bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks.

Ekuiluks dapat terjadi ketika solstis, dengan nilai deklinasi Matahari = kemiringan sumbu Bumi (=23°26′). Dikarenakan deklinasi Matahari nggak mungkin melebihi kemiringan sumbu Bumi, maka kita dapat menentukan koordinat mana sajakah yang nggak memungkinkan terjadi ekuiluks.

Sementara itu, ekuinoks adalah fenomena astronomis ketika lintasan semu harian Matahari berimpit dengan garis katulistiwa.

Ekuiluks sendir hanya fenomena astronomi biasa dan nggak berdampak apapun ke kehidupan manusia.

Baca Juga: Meteor Fireball Jatuh di Langit Yogyakarta, Ini Penjelasan Ahli

Meskipun demikian, langit akan mulai tampak terang ketika terjadi aram beberapa menit sebelum Matahari terbit (sebagai fajar) maupun beberapa menit setelah Matahari terbenam (sebagai senja).

Aram terjadi dikarenakan oleh pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi, sehingga saat Matahari terbenam, langit nggak seketika gelap dan menjelang Matahari terbit, langit nggak seketika terang.

Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa Lapan BRIN Andi Pangerang mengatakan, tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.

"Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, beberapa pekan, bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks," kata Andi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Daerah yang mengalami ekuiluks

Ada tiga ibu kota provinsi yang akan mengalami ekuiluks, yakni:

  1. Tanjungselor (Kalimantan Utara) pada 27 Januari
  2. Medan (Sumatera Utara) pada 10 Februari
  3. Banda Aceh (NAD) pada 25 Februari.
Baca Juga: Penampakan UFO Mirip Donat Ini Terekam Kamera Fotografer asal Swiss

Selain 3 kota tersebut, ada 36 kota lainnya di lima provinsi berbeda yang juga akan mengalami ekuiluks sejak 20 Januari hingga 26 Februari mendatang, yakni:

  1. Subulussalam (NAD): 20 Januari
  2. Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari
  3. Pulau Subi (Kep. Riau): 28 Januari
  4. Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari
  5. Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari
  6. Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari
  7. Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari
  8. Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari
  9. Berastagi (Sumatera Utara):4 Februari
  10. Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari
  11. Tebingtinggi (Sumatera Utara) : 6 Februari
  12. Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari
  13. Kutacane (NAD): 9 Februari
  14. Deli Serdang: 9 Februari
  15. Tanjungmorawa: 9 Februari
  16. Lubukpakam (Sumatera Utara): 9 Februari
  17. Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari
  18. Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari
  19. Blangpidie (NAD) : 12 Februari
  20. Stabat (Sumatera Utara): 12 Febuari
  21. Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari
  22. Pangkalanbrandan (Sumatera Utara): 14 Februari
  23. Blangkejeren (NAD): 14 Februari
  24. Melongguane (Sulawesi Utara): 15 Februari
  25. Meulaboh (NAD): 16 Februari
  26. Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari
  27. Langsa (NAD): 18 Februari
  28. Takengon (NAD): 20 Februari
  29. Dampulis (Sulawesi Utara) : 21 Februari
  30. Benermeriah (NAD): 21 Februari
  31. Lhoksumawe (NAD): 23 Februari
  32. Bireuen (NAD): 23 Februari
  33. Sigli (NAD): 24 Februari
  34. Jantho (NAD): 24 Februari
  35. Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari
  36. Sabang (NAD): 26 Februari
Baca Juga: Video Orang Nyoba Megang Pelangi Ini Viral di TikTok, Gimana Sih Penjelasan Ilmiahnya?

Sebagaimana dengan ekuinoks, ekuiluks dapat terjadi dua kali setahun. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 15 Oktober (Sabang) hingga 18 November (Subulussalam) mendatang.

Dengan kata lain, ekuiluks dapat terjadi ketika ekuinoks jika dan hanya jika Bumi (ataupun planet lainnya) nggak memiliki atmosfer, sehingga nggak membuat ufuk tampak lebih rendah dari ufuk sejati karena pembiasan atmosfer.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Ekuiluks Bakal Terjadi di 36 Kota di Indonesia, Apa Itu?"

Tag

Editor : Alvin Bahar