Pengen Ningkatin Peluang Lolos SNMPTN 2022? Catet 8 Hal Penting Ini!

Sabtu, 01 Januari 2022 | 15:09
@ltmptpofficial/Instagram

LTMPT telah merilis tahapan pendaftaran SNMPTN 2022.

HAI-Online.com – Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)jadisalah satujaluryang bisa kalianpilih untuk melanjutkan pendidikan tinggike PTN.

Selain bisa memilih jurusan tanpa mengikuti tes, biaya kuliah yang relatif lebih rendah dari seleksi mandiri juga menjadifaktor yang pendukungsiswa untuk bisa masuk dalam jajaran siswa eligibleSNMPTN.

Namun, persaingan di seleksi ini cukup ketat. Untuk itu, agar peluang lolos semakin besar, ada banyak hal yang harus dicermati.

Baca Juga: Berlaku Januari 2022, Ini Aturan Baru Sekolah yang Boleh Tatap Muka 100 Persen

Merangkum lamanBrain Academy, ini yang harus diperhatikan siswa untuk meningkatkan peluang lolos SNMPTN.

  1. Perhatiin akreditasi sekolah
Akreditasi A: 40 persen terbaik di sekolahnya

Akreditasi B: 25 persen terbaik di sekolahnya

Akreditasi C dan lainnya: 5 persen terbaik di sekolahnya

Selanjutnya, kurikulum yang digunakan. SNMPTN hanya bisa diikuti oleh sekolah yang menerapkan kurikulum nasional.

Jadi, kalau kamu berasal dari international school yang menggunakan kurikulum Cambridge atau IB, kamu belum diizinkan mendaftar SNMPTN. Meski begitu,kamu boleh ikut Ujian Tes Berbasis Komputer atau UTBK dan seleksi mandiri PTN lainnya.

Baca Juga: Inilah 10 PTN dengan Kuota Mahasiswa Terbanyak pada SNMPTN 2021

  1. Ranking paralel
Penentuan siswa eligible diambil dari ranking paralel, bukan ranking di kelas. Ranking paralel adalah ranking keseluruhan 1 angkatan IPA, IPS, SMK, atau Bahasa di sekolah kamu.

Buat contoh, SMA Pemuda Pemudi memiliki akreditasi A dengan jumlah siswa IPA 150 orang dan IPS 150 orang. Berapa jumlah siswa yang eligible?

Karena akreditasi SMA Pemuda Pemudi A, maka kuota yang diperoleh sebanyak 40 persen untuk siswa IPA dan 40 persen untuk siswa IPS. Artinya, 40 persen dikali 50 siswa IPA, ada 60 orang. Sama halnya dengan jumlah siswa IPS.

Pemeringkatan atau penentuan ranking paralel dilakukan oleh sekolah dengan mempertimbangkan nilai mata pelajaran semester 1 sampai 5, antara lain:

Apabila terdapat siswa yang memiliki persamaan nilai, maka sekolah berhak menambahkan kriteria lain berupa prestasi akademik. Keputusan mengenai siswa eligible diatur oleh sekolah masing-masing.

  1. Nilai rapor
Setelah dinyatakan eligible, rapor dimasukkan ke dalam PDSS. Selanjutnya, penilaian diserahkan kepada LTMPT dan PTN yang bersangkutan secara tertutup. Pasti kamu bertanya-tanya, berapa nilai minimal agar lolos di SNMPTN?

Jawabannya, nggak ada nilai yang mutlak. Kamu hanya perlu meningkatkan prestasi akademik dari kelas 10 sampai 12 semester 1. Nggak harus drastis banget, asalkan naik dan cenderung stabil. Pokoknya, jangan sampai anjlok.

Selanjutnya, perhatikan relevansi antara nilai mapel dengan jurusan yang dipilih. Contoh, kamu mau masuk Akuntansi Unpad, maka nilai Ekonomi yang menjadi penilaian utama dibanding mata pelajaran lainnya. Kalau nilai Ekonomi kamu malah menurun, pihak kampus bisa saja meragukan kemampuanmu di pelajaran tersebut.

Baca Juga: Inilah 10 Prodi Soshum Terketat di SNMPTN 2021 yang Bisa Jadi Referensi Kalian

  1. Portofolio
Selain rapor, portofolio juga wajib dilampirkan oleh mereka yang memilih jurusan di bidang Seni, Fotografi, Olahraga, serta Film dan Televisi. Portofolio SNMPTN terdiri dari biodata siswa, deskripsi diri, hasil karya, dan surat pernyataan keaslian karya.

Jika nggak melampirkan portofolio, otomatis kamu akan gugur dalam sistem penilaian SNMPTN 2022. Portofolio berfungsi sebagai bukti keterampilan siswa di suatu bidang. Siapkan dari jauh-jauh hari supaya kamu nggak repot saat pendaftaran nanti.

  1. Sertifikat tambahan (jika ada)
Lampiran sertifikat berpengaruh terhadap proses penilaian SNMPTN. Tapi ingat, sertifikat yang dicantumkan nggak boleh asal-asalan. Pastinya masih berhubungan dengan program studi yang diambil. Kamu bisa mencantumkan sertifikat tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, hingga internasional. Semakin tinggi tingkat penyelenggaranya, semakin banyak poin yang kamu dapatkan untuk lulus SNMPTN. Jenis sertifikat yang dapat dilampirkan antara lain:

  1. Pemilihan jurusan
Berkali-kali LTMPT menyarankan siswa untuk nggak lintas jurusan saat SNMPTN. Sebab, penilaian SNMPTN bergantung pada mata pelajaran yang kita dapat selama di sekolah.

Jadi, jika kamu berasal dari kelas IPA pilihlah jurusan di fakultas Kedokteran, Teknik, Peternakan, atau Pertanian. Anak IPS bisa mendaftar ke jurusan Sastra Korea, Hukum, Manajemen, atau Administrasi Fiskal. Bagi lulusan SMK pilih program studi yang masih berhubungan dengan mapel yang kamu pelajari di sekolah.

Jangan lupa untuk menggali informasi, sebanyak-banyaknya seputar mata kuliah, peluang kerja, jumlah pendaftar, dan daya tampung jurusan yang kamu tuju. Laman LTMPT, juga menyediakan informasi tingkat ketat antar jurusan di masing-masing kampus.

Baca Juga: 20 Jurusan Sepi Peminat Universitas Brawijaya buat Referensi SNMPTN 2022

  1. Pemilihan kampus dan Indeks Sekolah
Jika memilih 2 program studi, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan sekolah asal. Kalau cuma 1 prodi, kamu bebas mendaftar ke PTN mana saja.

Menjelang SNMPTN, sempatkan mengobrol dengan guru BK. Kamu bisa menanyakan persebaran alumni yang diterima di SNMPTN tahun sebelumnya. Berapa orang yang daftar UI, UGM, atau UNJ? Mereka pilih jurusan apa? persentase diterimanya berapa persen? Hal ini memudahkan kamu dalam menyusun strategi yang tepat. Jangan berkecil hati apabila belum ada alumni yang lolos di PTN idaman kamu. Masih ada UTBK dan jalur mandiri.

  1. Alumni Sekolah
Beberapa perguruan tinggi melihat prestasi alumni sebagai bahan pertimbangan sebelum meloloskan peserta SNMPTN. Misalnya, kakak kelas kamu lolos di UB jurusan Bioteknologi.

Akan tetapi, selama kuliah, prestasinya nggak seperti yang diharapkan. Pihak kampus bisa saja mengurangi kuota siswa untuk lolos di SNMPTN tahun berikutnya. Selain itu, biasanya ada kakak kelas yang menolak daftar ulang, padahal sudah diterima. Hal ini bisa di-blacklist oleh perguruan tinggi. Ibaratnya, kampus sudah memberi kesempatan, justru disia-siakan. (*)

Tag

Editor : Al Sobry