Tapi, selain motor listrik pabrikan ada alternatif lain yang juga direkomendasikan ESDM misalnya yaitu dengan melakukan konversi, yaitu memodifikasi motor bahan bakar konvensional (BBM) yang diganti mesin menjadi motor listrik.
Keunikan konversi ialah memakai motor lama yang sudah ada dan diubah jadi motor listrik. Jika piliha jatuh ke konversi mesin, maka keunggulannya ialah pengendara punya rasa kedekatan dengan motor lama tapi berjantung kekinian.
Lantas apa saran ahli otomotif soal memakai motor listrik ini, lebih baik beli merek jadi alias produk baru atau konversi saja?
Dharmawan Somaatmadja, punggawa Emostra Garage, bilang, buat orang yang baru tertarik memakai motor listrik lebih baik membeli motor listrik baru.
"Lebih baik beli baru. Kenapa, karena semua sudah dipikirkan. Ada garansi dan pasti dipikirkan soal standar yang lainnya," katanya dikutip dari Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Masih menurut Dharmawan, Kekurangannya tentu ada, yaitu konsumen mesti kompromi terhadap desain dan spesifikasi yang tersedia di pasar. Sedangkan kalau konversi yang jadi pilihan tipe motor bisa dibangun sesuai keinginan.
Baca Juga: Ketat Banget! Sekolah PTM Kini Punya Kartu Pelajar Digital, Ortu Bisa Tahu Kalo Anaknya Bolos Kelas
"Kalo untuk spesifikasi itu balik ke kemampuan. Tinggal disesuaikan. Saat ini biaya paling tinggi itu di baterai," katanya.
Dari hasil penelurusan HAI, biaya konversi dari motor BBM ke motor listrik sekitar 10 juta s/d 15 Jutaan.
Senada dengan Dharmawan, Ario Zainuddin pemilik RX-King elektriknya, mengatakan, konversi dilakukan untuk memberikan "napas" baru di kendaraan favoritnya.
"Kecuali orang seperti saya yang kurang suka sama motor baru, sukanya motor lama," kata Ario yakin pilihannya memgkonversi motor lama jadi motor listrik sudah tepat.
Nah, kamu mau pilih yang mana? (*)