Repaint Indonesia: Lukiskan Kebaikan Indonesia di Tembok Sepanjang 110 Meter

Senin, 29 November 2021 | 10:20
Farras Fauzi/HAI

7 Seniman yang terlibat dalam Repaint Indonesia pada Konferensi Pers Virtual (28/11/2021)

HAI-Online.com -Tentu udah menjadi fakta yang amat logis kalo kebudayaan Indonesia sangatlah kaya dan beragam. Beragam kultur baik pun terbentang jauh sedariSabang sampai Merauke dan menyatukan nilai-nilai luhur tersebut menjadi sebuah sinergi bangsa yang kita hidupi hingga sekarang.

Rekata Studio dan GJ Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pun menangkap fenomena tersebut ke dalam sebuah narasi visual bertajuk Repaint Indonesia untuk melukiskan seluruh kebaikan Indonesia yang paling segar dan mutakhir.

Tujuh senimanmuralberbakat dari berbagai daerah diIndonesia pun berkesempatan untkmenuangkan imajinasinya tentangIndonesiaBaru di tembok terluar gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta sejak Selasa (23/11/2021) hingga berakhir pada Minggu (28/11).

Pada tembok putih sepanjang 110 meter tersebut,sisi terluar sebelah utara gedung Kompas Gramedia punmenjadi kanvas raksasa untuk menuangkan goresan cat tembok dan semprotanaerosol paint daripara seniman terpilih.

Monez Gusmang (seniman asal Bali), Muchlis Fachri(Muklay), Mayumi Haryoto, William Davis (WD Willy), Shane Tiara, Bunga Fatia, dan Mohammad Taufiq (Emte) adalah ketujuh seniman yang menuangkan pandangan, imajinasi, serta harapan mereka untuk Indonesia di masa depan.

Baca Juga: Repaint Indonesia x Kompas Gramedia Ajak 7 Seniman Bikin Mural Tentang Indonesia Baru di Gedung KG

Candra Gautama, selaku Editor Senior penerbitKepustakaan Populer Gramedia (KPG) sekaligusinisiatorRepaint Indonesia pun ikut urun pendapat mengenai hal ini.

"Repaint Indonesiamemegangnarasi penting untukdisampaikan pada publik, bahwa Indonesia tidaklah selalu terpusat di Jakarta," ujarnya pada gelaran Konferensi Pers Virtual #RepaintIndonesia yang digelar hari Minggu (28/11).

"Di samping itu, kampenye ini juga memiliki peran penting untuk menyampaikan karakter kebaikan Indonesia yakni budaya gotong royong yang terimplementasi dengan baik - terutama di tengah masa pandemi seperti ini," lanjutnya.

Implementasi melalui media visual termasuk mural adalah salah satu upaya untuk melukiskan karakter kebaikan tersebut yang bisa dinikmati oleh khayalak umum.

HAI Online

Proses para seniman mural untuk lukiskan kebaikan Indonesia di tembok Gedung Kompas Gramedia

Seni mural yangmembutuhkan kreativitas dan daya jelajah imajinasi yang tinggi ini pun dinilai sebagai "salah satu metode untuk mencerdaskan anak bangsa," jelas Basuki Widjadja Kusuma sebagai Pemberdaya UMKM Kuliner yang juga turut mendukung kampanye ini.

"Di negara-negara berkembang seperti India, Brazil, ataupun Indonesia, umumnya IQ mereka emang udah tinggi. Nah selain dengan belajar minimal dua bahasa, dua instrumen musik, IQ tersebut juga dapat diasah melalui mural," ungkap Basuki di helatan yang sama.

"Mural membutuhkan tingkat imajinasi yang tinggi untuk melukiskan realita kehidupan. Fenomena ini pernah kami lihat ketika ada anak dari pelosok Papua yang IQ dan EQ-nya meningkat pesan setelah mempelajari mural dalam kurun waktu setahun," lengkapnya.

Baca Juga: Sebelum Sukses, Andika Babang Tamvan Ungkap Jualan CD Kangen Band secara 'Indie' ke Angkot-Angkot!

Menjemput benang merah visi dan narasi bangsa tersebut, ketujuh seniman di atas pun telah rampung untuk mendaulat karya dan pesan mereka masing-masing yang sudah dapat dinikmati sejak tanggal 28 November 2021 di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Barat.

Salah satu perwakilan seniman,Muchlis Fachri(Muklay) menuangkan pesan penting dalam karyanya yang berisikan harapan agarindustri kreatif di Indonesia dapat segera pulih setelah terdampak oleh pandemi.

Mayumi Haryoto, sementara itu, memiliki pesan yang sedikit berbeda, namun tetap dalam visi yang sama. Doi mengungkapkan harapannya agar seluruh masyarakat Indonesia bisa lebihawarepada permasalahan lingkungan yang dapat diterapkan pada seluruh daerah di Indonesia.

Nantinya, di tahun 2022, Repaint Indonesia akan bergerak ke daerah-daerah yang memilki arti penting dalam “Menjadi Indonesia”, baik secara kultural, historis, maupun ekonomi.

Tunggu apa lagi, saksikan kekerenan Indonesia Baru di tembok sebelah utara Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat.

Tag

Editor : Alvin Bahar