HAI-ONLINE.COM - Gitaris rock legendaris, Tom Morello, merilis album barunya ‘The Atlas Underground Fire’, melalui perusahaan rekaman Mom+Pop Music. Berisikan 12 lagu, album ini adalah lanjutan dari ‘The Atlas Underground’ yang dirilis pada tahun 2018 lalu.
Nggak sendirian, album ini menampilkan para kolaborator top seperti Bruce Springsteen, Eddie Vedder, Chris Stapleton, Damian Marley, Mike Posner dan masih banyak lagi.
Untuk merayakan perilisan album ini, Tom Morello juga merilis sebuah single baru, tepat sehari sebelum dirilisnya album, berjudul ‘The War inside’, hasil kolaborasi dengan Chris Stapleton. Lagu ini juga dirilis bersamaan dengan musik video animasi yang digarap oleh Tom Crew.
Pada The Atlas Underground Fire, seperti yang dia lakukan dalam album sebelumnya, The Atlas Underground di tahun 2018, Morello mengambil jalur lain dan masuk ke wilayah suara-suara baru dengan berkolaborasi dengan para musisi berbakat sehingga dapat mengubah suara dari musik yang ia mainkan.
“Album ini adalah seperti sebuah rakit penyelamat kecil yang menolong saya mengarungi kehidupan selama masa yang sulit," katanya.
"Seperti menciptakan sebuah konspirasi global bersama semua sahabat pena rock'n'roll saya, yang memiliki bakat luar biasa dan beragam, hal ini benar-benar membuat saya berpikir untuk terus maju dan membantu saya untuk mendorong diri saya sendiri lebih lagi, baik sebagai seorang seorang musisi maupun sebagai seorang pemain gitar," ia melanjutkan.
Karena pandemi, pembuatan album ini mostly secara remote.
Baca Juga: Tom Morello: Bring Me The Horizon Adalah Standar Musik Metal Masa Kini
"Saya merekam semua bagian gitar saya dalam satu ruangan isolasi yang tertutup, dan saat ini rasanya luar biasa, untuk dapat melepaskan lagu-lagu ini ke dunia dan memberikan babak terbaru dari permainan gitar saya yang aneh pada publik yang seperti nggak mengharapkan apa-apa.” ujar Tom Morello tentang visi dari album ini.
Tom Morello berkata salah satu kesulitan yang ia hadapi ialah terpaksa merekam suara gitar lewat ponselnya karena nggak mempunyai akses untuk mendatangkan sound engineer ke rumahnya. Alhasil semua proses kreatif dan teknis ia jalankan sendiri dari studio rumahnya di Los Angeles, lalu berbagi hasil rekaman dalam bentuk file audio ke beberapa kolaborator di seluruh dunia.
Merekam dan menjalankan proses ini kata Morello, “Seperti sebuah ide gila dan keterlaluan, namun juga bermuara kepada kebebasan dalam berkreasi, karena saya jadi nggak terlalu berpikir panjang dalam menentukan bagian gitar saya dan hanya harus mempercayai insting saya sebagai musisi.”
“Album ini memungkinkan saya untuk menemukan cara baru dalam menciptakan koneksi artistik global baru yang dapat membantu merubah ketakutan dan kecemasan jadi salah satu ekspresi musik dan,” kata Morello.
Yang pasti, Morello belum selesai memperjuangkan tentang keadilan sosial, dan banyak ide yang relevan dari topik tersebut dapat ditemukan di dalam album ini, tetapi waktu yang sangat unik seperti sekarang ini, menghasilkan juga sebuah album yang sangat unik.
Dengerin albumnya di bawah ini: