Jangan Sepelein! Inilah 3 Gejala Depresi yang Sering Diabaikan Cowok

Selasa, 12 Oktober 2021 | 20:35
PIXABAY/WOKANDAPIX

Ilustrasi depresi

HAI-Online.com – Pada dasarnya, depresi merupakan hal yang bisa dialami oleh siapapun, baik cowok maupun cewek.

Depresi adalah kondisi serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.

Melansir Healthline,Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakancewekpunyakemungkinan memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dari cowok. Meski begitu, halinidiperkirakan karena angka kasus depresi pada cowok masih kurang mendapat perhatian.

Penyebabnya adalah adanya stigma budaya dan lingkungan sosial masyarakat terkait kesehatan mental atau depresi, terutama pada cowok.

Cowok sering kali disosialisasikan oleh masyarakat untuk menahan emosinya dan bersikap 'lebih kuat' dalam kondisi apa pun.

Sehingga, seringkali gejala depresi yang muncul berbeda pada cowok dan lebih sulit untuk mendiagnosisnya.

Baca Juga: Jawaban Sains, Kenapa Hujan Bikin Orang Jadi Ngantuk, Mager dan Sedih...

Gejala depresi pada cowok

1. Gejala fisik

Meskipun depresi termasuk dalam gangguan kesehatan mental, nggak jarang hal tersebut berefek pada kondisi fisik.

Gejala depresi yang terjadi pada fisik bisa berupa dada sesak, terjadinya masalah pencernaan, disfungsi ereksi, sakit kepala, masalah hormonal seperti testosteron rendah, badan nyeri, jantung berdebar-debar hingga penurunan atau bahkan kenaikan berat badan.

2. Gejala emosional

Depresi sering dikaitkan dengan perasaan sedih. Namunkesedihan bukan satu-satunyadampak dari depresi.

Ada jugabeberapa gejala depresi emosionalseperti agitasi, agresi, marah, gelisah, putus asa, kurang minat dan emosi hingga kurangnya libido atau hasrat seksualitas.

2. Gejala mental

Selain gejala fisik dan emosional, depresi pada cowok juga berdampak pada mental mereka.

Beberapa gejala mental depresi pada cowok dapat mengganggu caramereka berpikir dan memproses informasi, bahkandapat mengganggu perilaku mereka.

Gejala mental pada cowok yang paling umum ditemui, yaitu ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, permasalahan pada daya ingat, pola pikir yang obsesif kompulsif, mengalami masalah tidur, dan yang paling parah adalah keinginan untuk bunuh diri.

Baca Juga: Viral Dugaan Pelecehan di KPI Pusat, Dua Hal Ini Jadi Penyebab Mau Ngebully

Tanda perilaku depresi pada cowok

Selain munculnya gejala fisik, emosional, dan mental, dari perilaku sehari-hari juga bisa menandakan bahwa seorang cowok mengalami sedang depresi.

Apalagi, kebanyakan cowok menolak untuk mendiskusikan emosi mereka, sehingga perilaku depresi adalah hal yang sangat penting untuk diidentifikasi, agar mendapatkan penanganan lebih lanjut apabila dibutuhkan.

Pada cowok, tanda-tanda perilaku depresi adalah, seperti kesulitan melakukan pekerjaan, penyalahgunaan narkoba, dan mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan.

Nggakhanya itu, tanda perilaku depresi pada cowok juga bisa berupa melakukan kegiatan yang berisiko seperti mengemudi secara sembarangan, berhubungan seksual tanpa pengaman, melakukan isolasi sosial hingga percobaan bunuh diri.

Nggak sedikit cowok yang mengalami depresi nggak pernah mencari bantuan untuk depresi mereka, karena mereka nggak pernah mengenali tanda-tandanya.

Di sisi lain, sebagian cowok yang mengenali adanya tanda-tanda depresi pada diri mereka, kemungkinan kesulitan untuk membicarakan apa yang mereka rasakan, karena mereka takut akan penilaian orang lain.

Akibatnya, ketika cowok mengalami tanda-tanda depresi, mereka mulai bekerja berjam-jam atau mengisi waktu mereka untuk tetap sibuk, alih-alih mengatasi depresi itu sendiri.

Mendiagnosis depresi dan mencari pengobatan dapat membantu menyelamatkan nyawa. Pasalnya, cowok tiga sampai empat kali lebih mungkin dibandingkan cewek untuk melakukan bunuh diri.

Baca Juga: Bosen Daring? Berikut 5 Aktivitas D.I.Y yang Bisa Cegah Alami Cabin Fever

Jadi, jikakamu mengalami satu atau lebih gejala depresi di atas hingga mengganggu kehidupan sehari-hari,jangan segan buatkonsultasi sama profesional kesehatan mental, seperti psikolog dan psikiater ya, guys. (*)

Editor : Alvin Bahar

Sumber : Healthline

Baca Lainnya