Dorong PTM Terbatas, Mendikbud Nadiem Makarim: Banyak Anak-Anak Kita yang Kesepian dan Trauma

Kamis, 30 September 2021 | 11:35
DOK. MENDIKBUD

Nadiem Makarim

HAI-Online.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengungkapkan potensi yang diakibatkan sekolah nggak segera menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Menurutnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) punya potensi pada memudarnya capaian belajar atau learning loss. Belum lagiditambah dengan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia.

Karenanya, ia terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat dan strategi pengendalian Covid-19 di sekolah.

"(Anak-anak) kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini," kata Nadiem, seperti dilansir dari laman Kemendikbud Ristek.

Baca Juga: Selama Masa PTM Terbatas, Wagub DKI Jakarta Sebut Ada 7 Sekolah yang Ditutup Sementara

Menurut Nadiem, banyak anak-anak terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi Covid-19.

"Banyak anak-anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya," jelas dia.

Sejak 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas.

Hal itu dilakukan, agar semua sekolah itu segera menyelenggarakan PTM terbatas dengan persiapan yang matang dan sistem pengendalian yang baik. Hingga saat ini, dia menyebut sudah 40 persen sekolah memulai PTM terbatas.

Baca Juga: Menkes Klarifikasi Soal Klaster Covid-19 di Sekolah PTM, Penularannya Kecil

Meski begitu, angka itu masih kecil bila dibanding total sekolah di negeri ini.

"Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan," jelas Nadiem.

Untuk itu iamengatakan, sekolah wajib memahami dan menaati panduan PTM Terbatas di dalam SKB 4 Menteri.

"Kita harus terus waspada akan penyebaran Covid-19 dan memastikan protokol kesehatan tetap terjaga. Namun, kita juga harus memerhatikan dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan,"ujarnya.

Nadiem juga beralasan, pelaksanaan PTM terbatas dijalankan karena sebanyak 80-85 persen murid Indonesia ingin kembali sekolah secara tatap muka.

"Jadi kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti," pungkas Nadiem Makarim. (*)

Baca Juga: Pelajar Mesti Tahu 5 Bentuk Bullying yang Masuk Perbuatan Kriminal, Sanksinya Berat!

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya