HAI-Online.com - Bassis Ungu, Makki, menceritakan kisah hidupnya semasa muda dari pernah menjadi mantan asisten menteri hingga akhirnya memilih fokus jadi anak band.
Baca Juga: Pernah Jadi Tukang Sampah di New York, Makki 'Ungu': Dibayar Gede, Lumayan 'kan Bisa Beli Bass
Makki menjelaskan, dia menjadi asisten menteri Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) dari tahun 1996 akhir sejak dia pulang ke Indonesia hingga reformasi 1999 awal.
Makki menuturkan tugasnya saat itu mengurusi kawasan industri di Batam hingga Cikampek.
"Kerjaan gue dulu tuh bikin konsep mengenai kawasan industri, terus gue jual tuh ke Kanada, Eropa, ke mana gitu gue keliling, jualan kawasan industri lah gitu supaya mereka mau invest di sini (Indonesia)," tuturnya dalam channel YouTube Abdel Achrian pada Jumat (13/8/2021).
Secara terang-terangan, Makki lebih memilih Ungu dibanding menjadi asisten menteri. Alasannya karena dia nggak betah mengenakan pakaian formal.
"Pakai jas, pakai dasi gitu nggak betah gue. Karena buat gue itu nggak menyenangkan aja. Buat orang formal gue terlalu slengean dan di dunia slengean gue terlalu formal.
"Buat anak band gue terlalu kapitalis, buat orang kapitalis gue terlalu anak band, ya gimana dong," ucapnya.
Bassis yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika itu menerangkan, saat itu posisinya sebagai staff ahli yang diperbantukan untuk menganalisa pengembangan kawasan industri Indonesia.
"Ya gue cuma ngejalanin apa yang udah jadi solusinya, kalo nggak salah World Bank sama Deperindag bikin studi, studinya itu mau di implementasi, ya gue cuma ngejagain supaya itu jalan," ujarnya.
Menurutnya saat itu proyek tersebut dijalani oleh pekerja dari Indonesia dan luar negeri.
Konsep proyek saat itu bagus banget menurutnya. Dia menjelaskan jalan tol Cikampek yang sekarang sudah jadi sampai ke Surabaya, sepanjang jalan diperuntukkan untuk pengembangan kawasan industri seperti MM2100, Jababeka dan lainnya.
"Nah, kenapa? Karena di situ pertaniannya kan nggak terlalu bagus dan banyak penduduknya. Jadi kalo industri kan pasti menyerap tenaga kerja banyak, investasi dan segala macam.
"Segala konsep bagus, implementasinya gimana ya, kalo gue liat sih apa yang waktu itu jadi angan-angan terjadi gitu loh.
"Terjadinya gimana ya, gue nggak tau detailnya gimana, karena gue nggak terlibat dieksekusi kan," ungkapnya.
Menurut Makki, pekerjaannya saat itu bisa dibilang seperti sales kawasan industri. Bahkan, dia mengakui kalau program saat itu benar-benar keren.
"Hasilnya lu udah liat sendiri kan, cikal bakalnya emang waktu itu gitu. Studinya sendiri sekitar berapa tahun gitu dan lumayan intens ya. Gue juga jualannya keliling dunia," ucapnya. (*)