Ditantang Jadi Sutradara, Kunto Aji dan 6 Musisi Ini Berhasil Garap Tiga Film Pendek Sarat Makna

Sabtu, 17 Juli 2021 | 18:47
Dok. IM3 Ooredoo

Tangkap layar film Angin di Lautan

Hai-Online.com –Film pendek buatan lokal belakangan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.Alur cerita yang kental dengan kehidupan serta banyaknyagenreyang ditampilkan, membuat film satu ini dianggap cocok untuk menghilangkan penat.

Bagi lo yang senang menonton, film pendek bisa dijadikan opsi ketika inginmarathon. Terlebih, untuk mengisi waktu akhir pekan di rumah aja selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Durasinya yang singkat membuat lo enggak harus menyiapkan banyak waktu untuk menghabiskan satu judul film.

Berbeda dengan film kebanyakan yang kebanyakan tersedia di platformstreamingberbayar, beberapa film pendek justru bisa ditemukan dengan mudah secara gratis seperti Youtube.

Sebagai contoh,tigafilm pendek yang disutradarai oleh musisi-musisi kenamaan Tanah Air, seperti Iga Massardi, Kunto Aji, Hindia, Petra Sihombing, Asteriska, Rendy Pandugo, dan Sal Priadi. Ketiganya tayang perdana Jumat (16/7/2021) dan bisa disaksikan di platform Youtube IM3 Ooredoo.

Baca Juga: Bukan Metalcore, Attack Attack! Rilis Single Baru Bergenre EDM

Ketujuh musisi tersebut ditantang menjadi sutradara dalam karya kolaborasi terbaru Collabonation Series 3.0. Adapun judul tigafilm pendektersebut adalahTim Pegulat (Irama),Angin di Lautan, danPutaran. Masing-masing film juga mengusunggenreberbeda.

Sebagai informasi, film-film tersebut merupakan perpanjangan karya dari lagu-lagu mereka yang sempat dibuat selama berada di CollabonationCAMPdi pengujung2020.

Lalu, seperti apa sih film hasil karya para musisi ini?HAI sudah menonton ketiganya dan akan memberi sedikit bocoran mengenai film-film tersebut. Tenang, HAI enggak akan memberi spoiler.

Tim Pegulat (Irama)

Disutradarai oleh musisi Sal Priadi dan Kunto Aji bersama dengan Surya Penny sebagaico-director. Tim Pegulat (Irama)menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Tim (Kristo Immanuel) yang terus mengalami pengalaman-pengalaman aneh dalam hidupnya.

Baca Juga: Anak Usaha Astra Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Daftar!

Ia terbangun di dalam kamar yang berisi tiga sosok pegulat, yang terdiri dari seorang anak, perempuan, dan laki-laki. Tanpa aba-aba, ketiganya langsung menyerang Tim sembari melontarkan kata-kata aneh. Kejadian tersebut terjadi terus menerus.Mereka terus menyerang Tim tanpa ampun hingga ia tak berkutik.

“05-06-08” ujar ketiga pegulat tersebut bergantian.

Belum cukup sampai di situ, kejadian aneh kembali menyerang Tim ketika berada di kantor. Para pegulat kembali mendatangi Tim sembari menyeretnya ke ruangan sang atasan. Kali ini, giliran sang atasan yang mengucapkan kalimat-kalimat aneh.

“Kau berpacu dengan waktu yang berjalan,” ujar sang atasan.

Baca Juga: WhatsApp Udah Bisa Dipake di Empat Perangkat Sekaligus, Hape Nggak Harus Online!

Peristiwa-peristiwa absurd tersebut menjadi perenungan Tim. "Dosa-dosa" yang ia lakukan selama ini pun berkelebat.

Film ini cocok buat lo yang senang mengulik film pendek artsy dengan gaya penceritaan yang unik dan quirky. Uniknya Tim Pegulat (Irama) menghadirkan tone warna, dan suasana layaknya film di era 1970-an.

Setiap adegan dibedakan dengan warna kuning, coklat, dan ungu. Musik latar dibuat bernuansa Meksiko. Sebagai informasi, negara Amerika Latin tersebut memang terkenal dengan olahraga gulatnya.

Di akhir film lo akan menemukan jawaban atas terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut. Seperti Tim, lojuga akan merasa "dosa-dosa" lo selama ini dikuliti.

Dok. IM3 Ooredoo

Tangkap layar Tim Pegulat

Angin di Lautan

Terinspirasi dari tradisi masyarakat suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Angin di Lautan mengangkat kisah tentang seorang pemuda yang harus pergi berlayar untuk menafkahi keluarga.

Di usianya yang tergolong muda, ia harus menggantikan peran sang ayah yang wafat akibat tenggelam di lautan. Trauma tersebut rupanya membuat pria tersebut takut untuk berlayar. Ia terus menunggu di atas kapal sembari mengingat sosok sang ayah dengan teropong pemberiannya.

“Nak, Tuhan menyediakan alam dan isinya agar manusia dapat meminjam darinya dan menjaganya,” kata-kata sang ayah tersebut masih terekam jelas di benak sang pemuda. Ia pun mengingat lagi pesan sang mendiang ayah yang memberikan teropong kesayangannya sebagai warisan.

"Ingat selalu untuk siapa ayah pulang ke rumah," lanjut sang ayah.

Baca Juga: Lirik Lagunya Bocor di Internet, Coldplay Kabarnya Collab sama BTS

Melalui kilas balik tersebut, sang pemuda akhirnya tersadar akan perannya dalam keluarga. Tugas seorang ayah untuk mencari nafkah kini telah berpindah ke punggungnya. Sang pemuda pun akhirnya membunuh ketakutannya demi sang Ibu dan adiknya.

Disutradarai oleh Baskara, Iga Massardi, dan Hindia, pembuatan film ini mendapat bantuan dari co-director Naya Anindita. Selama menonton, lo akan dimanjakan dengan deburan ombak dan tampilan lautan yang jernih. Sinematografi yang apik dan angle-angle menarik membuat Angin di Lautan menjadi film pendek yang tidak biasa.

Bahasa dalam film pun tetap menggunakan bahasa daerah sehingga suasana pinggiran begitu terasa dalam setiap alur ceritanya.

Dok. IM3 Ooredoo

Tangkap layar film Putaran

Putaran

Film ini disutradarai oleh Rendy Pandugo, Petra Sihombing bersama dengan Gianni Fajri. Putaran bercerita tentang perjalanan dua orang yang berada dalam persimpangan waktu antara masa lalu dan masa depan, dengan misi menyelamatkan dirinya dan kehidupan di sekelilingnya.

Meski berbeda dimensi, kedua tokoh tersebut memiliki tugas serupa, mengunjungi empat totem yang nantinya menjadi penentu apakah dunia mereka akan selamat atau tidak. Di akhir kisah, kedua tokoh tersebut akhirnya bertemu dalam satu waktu yang sama dan menyadari keindahan dunia yang sebenarnya.

Dalam Putaran, Rendy dan Petra menjalani tugas ganda, yakni sebagai aktor pemeran dua tokoh utamasekaligus sutradara. Meski begitu, suasana pengambilan gambar dan alur penceritaan yang menarik, membuat film berdurasi 19 menit ini terasa mengalir dan mudah dipahami walau tidak banyak narasi disampaikan di dalamnya.

Itulah ketiga film pendek yang berhasil digarap langsung oleh para musisi Tanah Air. Melalui karya tersebut, mereka berhasil merepresentasikan kondisi batin masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang penuh pergulatan, ketidakpastian, dan kegalauan.

Baca Juga: Ketika Kangen Band Pernah Masuk di Jurnal Internasional, Nama Bandnya Berubah Jadi 'Longing Band'

Kolaborasi penuh makna

Pengalaman membuat film pendek sendiri diakui Iga Massardi sebagai tantangan baru. Awalnya, ia mengaku enggak memiliki gambaran apa-apa tentang cara membuat film. Kehadiran para sutradara muda yaitu Naya Anindita, Gianni Fajri, dan Surya Penny sebagaico-directorspun dianggap Iga sebagai dewa penyelamat mereka selama proses syuting ketiga film tersebut.

“Awalnya enggak kebayang gimana caranya kita bisa kembali menyampaikan pesan dari tiga lagu tersebut ke dalam film pendek. Tapi ternyata prosesnya sungguh luar biasa seru,” kata Iga dalam keterangan tertulis yang diterima HAI, Jumat.

Pengalaman serupa juga turut disampaikan Surya Penny. Menurutnya, kolaborasi bersama ketujuh musisi tersebut berhasil membuktikan bahwa perbedaan latar belakang tidak menjadi alasan untuk bisa terjun langsung dan membuat suatu karya yang menginspirasi.

“Saya danco-directorslain juga mendapatkan pengalaman baru menggali ide dan mengerjakan film bersama teman-teman musisi. Bekerja sama dengan mereka yang memiliki perbedaan latar belakang bisa sangat membuka mata kita terhadappossibilitydari sebuah kolaborasi,” ungkap Surya.

Baca Juga: Sering Disebut 'Neraka di Bumi', Inilah 3 Penjara dengan Kondisi Paling Buruk di Dunia

Sementara itu, Head of Brand Management and Strategy Indosat Ooredoo Fahroni Arifin menyebut, kehadiran tiga film terbaru tersebut diharapkan mampu menghibur sekaligus memberi inspirasi bagi para generasi muda untuk terus berkarya meski berada di tengah keterbatasan.

“Kami berharap (Collabonation Series 3.0) tidak hanya dapat menghadirkan konten positif yang menghibur, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk dapat terus optimis bergerak maju serta berkarya meski sedang dalam keadaan yang menantang seperti sekarang,” kata Fahroni.

Senada dengan Fahroni, Iga Massardi berharap, hasil karya Collabonation Series 3.0 dapat memberi semangat sekaligus memberi pesan bagi para anak muda maupun rekan musisi untuk tetap semangat dalam melakukan eksplorasi.

“Kami berharap hasil karya ini dapat diterima dan pesannya bisa menginspirasi serta memberi semangat agar kita semua dapat terus berkreasi melalui kolaborasi,” kata Iga.

Baca Juga: Cewek Ternyata Lebih Bahagia Sama Cowok yang Kurang Menarik

Penasaran dengan cerita dari tiga film pendek yang disutradarai oleh tujuh musisi di Collabonation Series 3.0? Lo bisa langsung menonton film-film tersebut melaluilink ini.

Bagi lo yang berencana menonton langsung melalui smartphone, IM3 Ooredoo juga menyediakan paket Prime dari IM3 Ooredoo Prepaid yang memberikan kuota hingga 150 GB dengan data rollover yang bisa lo dapatkan melalui pembelianonline di im3.do/shop maupunofflinedi Gerai Indosat Ooredoo terdekat.

Jadi tunggu apa lagi, segera tonton hasil karya Kunto Aji CS yang pastinya akan menghibur lo selama di rumah. Untuk mengetahuiupdateterkini terkait Collabonation Series 3.0, lo juga bisa melihat mengikuti seluruh informasinya di Instagram @im3ooredoo. Selamat menonton!

Editor : Sheila Respati

Baca Lainnya