Maia meyakini dirinya kembali positif usai berpelukan dengan orang yang ternyata terinfeksi virus Corona.
Sementara pengalaman Atta Halilintar dan Pandji Pragiwaksono mengalami reinfeksi tanpa gejala alias leboh ringan dari sebelumnya.
Adapun kejadian reinfeksinha itu disebabkan mobilitas yang tinggi, pergi ke sana kemari, bertemu dengan banyak orang demi menjalankan bisnisnya.
Menanggapi hal itu, Epidemiolog lulusanGriffith University Dicky Budiman menyampaikan, kasus reinfeksi bukanlah hal yang aneh dan memang bisa terjadi kepada siapa saja.
Dikutip dari Kompas.com, menurutnya kasus reinfeksi pada umumnya bergejala sedang, meski demikian ia menuturkan reinfeksi bisa pula menimbulkan kematian.
“Pertama harus dipahami reinfeksi secara definisi adalah terjadinya infeksi kedua setelah penderita ini pernah terinfeksi covid dibuktikan dengan hasil laboratorium,” ujarnya padaMinggu (25/4/2021).
Ia mengatakan penetapan diagnosa reinfeksi sebetulnya tidaklah mudah, apalagi tak semua orang tahu dirinya pernah terinfeksi atau tidak.
Selain itu, kasus reinfeksi menurutnya sebetulnya juga seharusnya dilakukan adanyagenom sequencing.
Soal ini, pendapat Kepala Epidemiologi dan Genomik Mikroba di Otoritas Kesehatan Nasional Luksemburg, Joel Mossong menyebutkan, orang yang berisiko mengalami reinfeksi Covid-19adalah yang mengalami gejala ringan saat infeksi pertama. Hal ini dimungkinkan terjadi karena respons antibodi tidak berkembang dengan baik saat infeksi sebelumnya.
"Ini sama seperti yang berlaku untuk mereka yang mengalami imunosupresi dan tidak akan meningkatkan respons imun terhadap infeksi pertama," jelas Mossong yang dikutip dari The BMJ, Sabtu (10/4/2021).
Hingga saat ini, sebagian kasus reinfeksi COVID-19 yang dilaporkan kebanyakan tergolong lebih ringan daripada infeksi yang pertama. Tetapi, ada beberapa kasus yang menjadi semakin parah hingga menyebabkan penderitanya meninggal, terlebih kepada orang lanjut usia.
Baca Juga: Apotek K-24 Buka 7 Lowongan Kerja, Lulusan SMA/SMK sampai S1 Bisa Daftar!
"Hampir pasti, kekebalan dari infeksi ringan tidak bertahan lama. Namun, secara seimbang, sebagian besar infeksi kedua akan menjadi jauh lebih ringan karena tingkat memori kekebalan dan mediasi sel," kata profesor kedokteran di University of East Anglia, Paul Hunter.
Jadi selain karena faktor load imun tubuh, reinfeksi juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti aktivitas orang di luar dan tingginya angka penyebaran. Jadi tetap berhati-hati dan disiplin dengan prokes ya. (*)