Heboh Edelweis yang Dibeli Atta Halilintar untuk Aurel Hermansyah, Ternyata Bunga Abadi Ini Ada yang Jual Secara Legal...

Selasa, 15 Juni 2021 | 12:25

Aurel dan Edelweis belian Atta

HAI-Online.com-Viralnya foto Aurel Hermansyah memegang bunga Edelweis, pemberian suaminya Atta Halilintar saat merekaberlibur ke Gunung Bromo sudah ditanggapi Atta, bahkan ia sampai meminta maaf atas ketidaktahuannya soal bunga yang katanya "ilegal" jika dipetik sembarangan itu.
Rupanya Atta Halilintar nggak sendirian nih, pasalnya nggak sedikit lho masyarakat kita yang belom betul-betul tahu permasalahan bunga Edelwies ini.
Apa iya nggak boleh dipetik sama sekali apalagi dibawa pulang? Mungkin kamu yang penasaran bakal dapat jawaban terbarunya.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Buat Mahasiswa Baru Jalur SBMPTN, Poster UI Jadi Candaan Netizen: Saatnya UI Buka Fakultas Seni Rupa
Kalo melihat UU yangtertuang di Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem, maka larangan itu benar adanya.
Sudah tiga dekade lebih aturan ini diadakan, namun perlu dicatat, hal itu berlaku jika tumbuhan Edelweis ada di lokasi konservasi yang kebanyakan menjadi habitatnya.
“Secara perundang-undangan, segala sesuatu baik hewan maupun tumbuhan yang ada di kawasan konservasi itukandilindungi secara undang-undang,” kataKetua Kelompok Tani Edelweis Hulun Hyang, Teguh Wibowo, dikutip dari Kompas.com September 2020 lalu

Namun, kamu perlu memperbaharui wawasan soal Edelweis. Pasalnya, kini wisatawan bisa membawa pulang bunga Edelweis dengan cara membelinya secara legal. Kok bisa?

Jadi, untuk membawa pulang bunga Edelweis, kamu membelinya dengan cara mendatangi Desa Wonokitriyang masih berada di kawasan Bromo, Jawa Timur.
Desa ini dikenal sebagai desa wisata Edelweis dan juga tempat untuk membeli Edelweis secara resmi dan tidak melanggar hukum.

Desa ini terletak di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Lokasinya berada di kawasan penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dekat dengan habitat asli Edelweis.

Baca Juga: Ketiduran di Atas Gunung Es, Walrus Ini Nyasar Sampai Irlandia

Teguh Wibowo yang tahu adanya aturan memetik Edelweis di kawasan konservasi sengaja membangun Desa Wisata Edelweiss untuk melestarikan kebudayaan masyarakat Desa Wonokitri.

"Edelweis buat masyarakat Wonokitriitu bukan hanya sekadar bunga seperti (yang) masyarakat umum kenal, tapi lebih pada bunga sakral yang memang ini diperuntukkan untuk beberapa upacara adat yang ada di kawasan Tengger khususnya di Desa Wonokitri," katanya lagi.

Ia menceritakan, dulunya masyarakat Desa Wonokitri kerap mengambil Edelweis dari kawasan pegunungan.

Namun, seiring waktu berjalan ditambah dengan adanya larangan memetik bunga Edelweis, muncul Kelompok Tani bernama Hulun Hyang yang menginisiasi agar masyarakat bisa menanam sendiri bunga tersebut.

"Maka pada tahun 2018 itu terbitlah SK Bupati yang menyatakan bahwa desa ini adalah desa wisata Edelweis," terangnya.

Dari sana, wisatawan bisa datang berkunjung dan menikmati hamparan kebun Edelweis untuk dinikmati pemandangannya sampai belajar budidaya, bahkan jika berminat memetik tangkainya dengan cara membelinya.

Cobalah kunjungi desa Wonokitri, di sana ada budidaya Edelweis dan menjualnya secara legal.

Desa Wisata Taman Edelweis

Nah, daya tarik utama yang ada di Desa Wisata Edelweis ini adalah Taman Edelweis.

Taman ini berisi hamparan bunga Edelweis yang sedang dibudidayakan.

Tentunya, wisatawan bisa berfoto di tengah hamparan bunga abadi ini.

Panorama latar belakangnya pun terlihat indah, yaitu pegunungan khas kawasan Bromo.

Selain itu, cuaca dingin berkabut nan sejuk di sana juga akan membuat wisatawan betah berlama-lama tinggal.

Baca Juga: Duh Tertangkap Kamera, Aksi Pendaki Petik Edelweis Ini Ada Dendanya Lho!

Kamu cukup siapkan kamera untuk bisa menikmati foto di Taman Edelweis ini.

"Taman Edelweis ini kan sebagai pusat pembudidayaan Edelweis, sekaligus juga untuk edukasi wisatawan yang datang ke Desa Wonokitri yang ingin belajar bagaimana caranya untuk budidaya Edelweis," jelasnya.

Wisatawan bisa belajar dan mengetahui informasi seputar budidaya Edelweis, mulai dari pemilihan biji, penyapihannya hingga cara menanam.

Teguh menjelaskan, tanaman Edelweis ini seperti diketahui merupakan tanaman liar, namun bisa untuk dibudidayakan.

Lanjutnya, pembudidayaan ini juga merupakan wujud dari konsep eco wisata yang digagas Desa Wisata Edelweis.

"Jadi setiapcustomeratau wisatawan yang datang itu, selain mereka datang untuk foto, setidaknya mereka juga mendapatkan ilmu. Entah sedikit mereka akan diajari bagaimana caranya budidaya Edelweis," ungkapnya.

Memetik bunga Edelweis dan membeli suvenirnya juga bisa dilakukan secara legal, kamu bakal dapat izin yang sah untuk memilikinya tanpa ada gugatan dari Kelompok Tani Hulun Hyang maupun pihak Taman Nasional.

"Kalo kepingin metik bunga Edelweis bisa, kalo kepingin beli sovenirnya juga bisa secara legal di sini," kata Teguh.

Wisatawan bisa membeli sovenir bunga Edelweis yang dijual berbentuk gantungan kunci, boneka, kalung dan lainnya.

Yukpigi

Ada buket Edelweis yang dijual ilegal di kawasan bromo, namun cobalah kunjungi desa Wonokitri, di sana ada budidaya Edelweis dan menjualnya secara legal.

Harga sovenir yang dijual mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000.

Untuk sovenir gantungan kunci dijual dengan harga Rp 20.000 dan kalung Rp 50.000, dan boneka Rp 50.000.

Ada juga sovenir yang biasa dipakai untuk pernikahan, dijual dengan harga mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 250.000.

"Ini yang buat kelompok tani Hulun Hyang, jadi kita ambil biji Edelweis untuk kita budidayakan. Setelah diambil bijinya, daripada bunganya dibuang kan, lebih baik kita buat sovenir, tapi kita secara legal. Kalau sudah pada tahu kan banyak yang jual di kawasan Bromo, tapi rata-rata itu ilegal, tapi di sini legal," tuturnya. (*)

Tag

Editor : Al Sobry