Lanjutkan Suntik AstraZeneca, Vaksin Ini Terbukti Efektif untuk Covid-19 dan Dua Varian Barunya

Selasa, 25 Mei 2021 | 11:44

Astrazeneca

HAI-Online.com-Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menerangkan, penggunaan vaksin AstraZeneca tetap akan berjalan karena memberikan manfaat yang jauh lebih besar.

Menurutnya, saat ini hal yang menjadi tantangan adalah masalah ketersediaan vaksin. Adanya lonjakan kasus Covid-19 membuat produsen vaksin mengutamakan vaksinasi untuk masyarakat di negaranya terlebih dahulu.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak memilih-milih vaksin Covid-19 yang akan digunakan nantinya.

Baca Juga: Gojek dan Tokopedia Resmi Jadi GoTo, Ini yang Menguntungkan Bagi Konsumen

“Saat ini semua negara sama-sama tengah membutuhkan vaksin. Jadi, vaksin merek apapun memiliki manfaat yang sama,” kata Nadia dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Menimpali pernyataan Nadia, pakar imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, saat ini AstraZeneca menjadi vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Bahkan, lanjut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin ini aman dan efektif untuk melindungi tubuh dari risiko Covid-19 yang sangat serius.

“Ini termasuk risiko kematian, rawat inap, dan penyakit parah. Efek samping yang jarang terjadi setelah vaksinasi, seperti kebas dan pegal pada daerah penyuntikan, hingga demam tinggi ini kecil artinya jika dibandingkan dengan risiko kematian akibat Covid-19,” jelasnya.

Bukti Dosis pada Covid-19 Varian Baru

Penjelasan dari Nadia dan Elizabeth bukanlah tanpa bukti. Hasil studi terbaru yang dikeluarkan Public Health England (PHE) menyebut bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, 66 persen ampuh mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 B.1.1.7 atau varian Inggris.

Sementara itu, satu dosis vaksinAstraZeneca terbukti efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 Inggris sebesar 50 persen, tiga minggu setelah disuntikkan ke dalam tubuh.

Selain itu, penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu 5 April-16 Mei 2021 itu juga mengemukakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, 60 persen efektif mengurangi kesakitan dari varian Covid-19 B.1.617.2 atau varian India.

Satu dosis vaksin ini juga 33 persen ampuh mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 India setelah tiga minggu disuntikkan.

Baca Juga: Keren Abis! The Linda Lindas, Band Punk Remaja Cewek dengan Pesan Anti Rasis

Saran untuk Remaja

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, pihaknya tidak menyarankan vaksin tersebut diberikan kepada seseorang di bawah 30 tahun.

Hal itu dia ungkapkan melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi pada 21 Mei 2021 lalu.
"Ada pertanyaan lagi kepada saya tentang AstraZeneca. Apakah boleh untuk orang di bawah 30 tahun? Saya jawab, tidak boleh. Kenapa? Karena beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan pembekuan darah. Ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin, 19 di antaranya meninggal," tulis dia.
Pihaknya juga melanjutkan, mengenai risiko dan manfaat penggunaan vaksin AstraZeneca. Dia mengatakam, tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko.
"Bagi saya, AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik," tutur dia.
Zubairi juga menyarankan agar Indonesia dapat mengikuti rekomendasi dari Inggris tersebut. Hal itu mengingat Inggris telah melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca sebanyak lebih dari 22 juta penduduk.
"Saya menyarankan agar sementara belum ada bukti ilmiah di Indonesia, kita mengikuti rekomendasi inggris berdasarkan pengalaman menyuntik vaksin AZ di 22.6 juta penduduknya, yaitu jangan memberikan vaksin AZ pada orang sehat yang berumur kurang dari 30 tahun," kata Zubairi lagi.
Namun, sebagai informasi, program vaksinasi Covid-19 nasional telah berjalan secara bertahap sejak awal tahun 2021.

Indonesia menggunakan dua jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi gratis, yakni Sinovac danAstraZeneca.

Baca Juga: Yuk Bisa Yuk! Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Disuntik Vaksin Biar Nggak Drop Say!

Secara nasional, per 23 Mei 2021, progres vaksinasi Covid-19 tahap pertama telah mencapai 14.890.933 dosis. Sedangkan tahap kedua sebanyak 9.871.644 dosis.

Pelaksanaan vaksinasi nasional juga sempat diwarnai dengan temuan mutasi virus baru dari Covid-19, yakni B.1.1.7 dari Inggris, B.1.617.2 dari India, dan B1.351 dari Afrika Selatan.

Adanya temuan baru tersebut tak ayal sempat memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat terkait efektivitas vaksin untuk melindungi tubuh, khususnya jenis AstraZeneca yang digunakan setelah Sinovac. (*)

Artikel ini tayang awal di Kompas.com dengan judul: Terbukti Efektif untuk Varian Baru Covid-19, Kemenkes Pastikan AstraZeneca Tetap Digunakan

Tag

Editor : Al Sobry