Ternyata 5 Makanan Ini Punya Dampak Buruk bagi Lingkungan, dari Daging Merah hingga Kopi

Jumat, 21 Mei 2021 | 10:00
Pixabay.com

Ilustrasi daging yang sudah dilumuri dengan bumbu semur

HAI-Online.com – Ada banyak sekali jenis makanan yang bisa kita konsumsi sehari-hari, mulai dari sayur, buah, daging ataupun makanan olahan.

Namun tahukah kalian bahwa beberapa jenis makanan bisa berdampak kurang baik bagi lingkungan? Bahkan mungkin beberapa di antaranya adalah makanan favorit kalian.

Meski nggak dilarang buat mengonsumsinya, kita perlu mencermati jenis-jenis makanan yang punya potensi nggak baik untuk planet Bumi kita. Makanan apa aja sih? Yuk simak informasinya, dirangkum dari Kompas.com pada Kamis (20/5/2021).

1. Daging merah

Daging merah, terutama daging sapi dan domba termasuk menjadi makanan yang kurang baik untuk lingkungan.

Pasalnya, daging berada di urutan kedua teratas daftar dalam hal jejak karbon tertinggi dan efek merusak lingkungan.

Buat gambaran, memproduksi satu kilogram daging sapi sama saja mengeluarkan 60 kilogram gas rumah kaca dan membutuhkan lebih dari 900 galon air.

Selain efek berbahaya pada perubahan iklim, makan dua porsi daging merah per minggu terbukti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 3-7 persen.

Sebagai solusi, kita bisa mengganti daging sapi dengan daging bison.

Baca Juga: Yuk Bisa Yuk! Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Disuntik Vaksin Biar Nggak Drop Say!

2. Keju

Sebagai salah satu makanan favorit masyarakat, mungkin kalian akan kecewa mendengar bahwa peringkat produksi keju tepat di bawah daging merah sebagai salah satu makanan terburuk untuk lingkungan.

Sebab, produksi keju bergantung pada produksi susu perah yang melepaskan metana dalam jumlah besar. Metana berkontribusi pada dampak pemanasan global 25 kali lebih tinggi daripada karbon dioksida.

Dari segi kesehatan, peneliti dari Harvard menemukan, lemak susu nggak selalu terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jumlah kalori yang sama dari karbohidrat.

Mengganti sekitar lima persen kalori harian dari lemak susu dengan jumlah yang sama dari lemak tak jenuh dari sayuran atau minyak nabati, dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 24 persen lebih rendah.

"Secara keseluruhan, hasilnya konsisten dengan rekomendasi diet saat ini untuk mengonsumsi sebagian besar lemak tak jenuh daripada lemak jenuh," jelas Frank B. Hu, profesor nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health dan penulis senior penelitian ini.

Jika benar-benar menyukai keju, alternatif lainnya adalah mengonsumsi mozarella dan feta, yang nggak terlalu berdampak buruk untuk lingkungan.

3. Cokelat

Cokelat memang digemari oleh semua kalangan, selain memang dipercaya dapat mempengaruhi mood seseorang, rasanya pun lezat.

Cokelat pun cocok untuk dikonsumsi langsung maupun diolah dengan bahan makanan lainnya.

Namun, kita akan berpikir dua kali untuk mengonsumsinya jika mengetahui dampak buruknya terhadap lingkungan.

Penelitian dari Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan, industri cokelat komersial berkontribusi menyusutkan hutan hujan.

Industri ini pun mengeluarkan tingkat karbon dioksida yang signifikan ke atmosfer, dan berkontribusi pada perubahan iklim.

Baca Juga: 6 Penyebab dan Solusi Tenggorokan Kering saat Bangun Tidur, Salah Satunya Karena Kebiasaan Mangap

Selain penggundulan hutan yang disebabkan oleh penanaman biji kakao, sebagian besar batang cokelat dibuat dengan gula dan susu, dua penyebab lain yang kurang ramah lingkungan.

World Wildlife Fund (WWF) juga menemukan, budidaya gula berkontribusi terhadap penurunan kuantitas dan degradasi tanah, sementara industri susu membutuhkan 144 galon air untuk menghasilkan hanya satu galon susu.

Cokelat memang memiliki dampak kurang baik untuk lingkungan, namun cokelat memiliki manfaat untuk kesehatan. Cokelat kaya akan bahan kimia nabati yang disebut flavanol.

4. Kopi

Penelitian menunjukkan, produksi kopi mengeluarkan 17 kilogram karbon dioksida per kilogram produk. Emisi ini disebabkan oleh pertanian, pengemasan, dan efek pada tanah.

Sedangkan permintaan pasar Indonesia terhadap kopi pun terus meningkat. Melansir Lifepal, International Coffee Organization (ICO) memprediksi pada tahun 2021, pasokan kopi nasional akan mencapai 795 ribu ton.

Angka tersebut pun diikuti dengan tingkat konsumsi kopi yang naik menjadi 370 ribu ton. Banyaknya permintaan pasar ini juga mempengaruhi dampak buruk terhadap lingkungan yang ikut meningkat pula.

5. Sayur dan buah impor

Mengonsumsi sayur dan buah dari luar daerah atau negara terdengar biasa saja. Bahkan nggak ada masalah sama sekali.

Namun, sebaiknya kita memperbanyak untuk konsumsi hasil pangan lokal saja. Hal ini dikarenakan proses pengiriman sayur dan buah antar negara atau secara internasional membutuhkan pesawat atau transportasi khusus untuk mengangkutnya.

Tentu transportasi tersebut membutuhkan bahan bakar yang dapat menjadi penyumbang masalah pemanasan global.

Baca Juga: Asal-Usul Ketupat Jadi Makanan Khas Idul Fitri di Indonesia

Namun demikian, jika ditinjau dari segi kesehatan, menurut American Heart Association, semua buah dan sayuran mengandung vitamin, mineral, dan nutrisi lain. Kandungan tersebut dipercaya dapat membantu mencegah penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ternyata, 5 Makanan Ini Bisa Berdampak Buruk bagi Lingkungan"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya