Aman Tanpa Efek Samping, Musik Bisa Jadi Terapi bagi Pengidap Gangguan Kecemasan dan Depresi

Kamis, 20 Mei 2021 | 09:42
Lofi Girl/YouTube

Dengerin musik bisa jadi media buat terapi gangguan kecemasan dan depresi.

HAI-Online.com – Musik seolah udah jadi bagian dari kehidupan sebagian besar manusia, entah itu sebagai media hiburan maupun kebutuhan.

Namun lebih dari itu, mendengarkan musik ternyata juga jadi media terapi untuk gangguan kecemasan atau anxiety dan depresi pada seseorang, lho!

Terapi ini menggunakan kemampuan musik yang kuat untuk meningkatkan kondisi mental dan emosional seseorang.

Karenanya, terapi musik bisa menjadi alternatif di samping jenis terapi lain yang umumnya dipakai, seperti konseling atau terapi perilaku kognitif (CBT).

Namun demikian, perlu kalian tahu bahwa terapi musik nggak bisa dijadikan obat penyembuhan gangguan kecemasan depresi, ya.

Terapi musik menawarkan cara yang kreatif dan mudah diakses untuk mengekspresikan perasaan dan memproses emosi, terutama para pengidap gangguan kecemasan dan depresi.

Selain itu, nggak seperti pada penggunaan obat-obatan kimia, terapi musik aman dari efek samping.

Baca Juga: Kenapa Kita Bosen Denger Lagu yang Overplayed? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Terus, gimana sih cara kerja terapi musik?

Dilansir dari Medical News Today, cara musik memengaruhi otak kita sangatlah kompleks.

Semua aspek musik, termasuk nada, tempo, dan melodi, diproses oleh area otak yang berbeda.

Misalnya, otak kecil memproses ritme, lobus frontal memecahkan kode sinyal emosional yang diciptakan oleh musik, dan sebagian kecil dari lobus temporal kanan membantu memahami nada.

Pusat otak kita yang disebut nukleus accumben bahkan dapat merangsang reaksi fisik seperti saat kita merinding ketika mendengar musik yang kuat.

Dengan prinsip ini diharapkan terapi musik dapat membantu seseorang mengatasi gangguan mental dan emosionalnya.

Terapi musikbuat pengidap gangguan kecemasan

Saat ini udah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa terapi musik dapat mengurangi perasaan cemas, termasuk pada pengidap kanker, mereka yang menjalani operasi, dan individu yang masuk ke unit perawatan intensif.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung, yang dapat berdampak langsung pada perasaan stres seseorang.

Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa mereka yang menjalani terapi musik mengalami penurunan kecemasan setelah melakukan sesi ini.

Musik memengaruhi jumlah hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol, yang dilepaskan tubuh, dan mengurangi hormon ini dapat membantu meredakan gejala kecemasan.

Dengan mendengarkan musik tertentu, umumnya suasana hati pasien dapat menjadi lebih terjaga.

Baca Juga: Yuk Bisa Yuk! Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Disuntik Vaksin Biar Nggak Drop Say!

Terapi musikbuat penderita gangguan depresi

Beberapa studi tengah menunjukkan bahwa terapi musik dapat memperbaiki gejala depresi.

Pengidap depresi yang melalui terapi musik dan dibantu oleh terapi lain seperti terapi bicara, umumnya dapat lebih mudah membaik keadaannya dibandingkan dengan yang hanya melalui terapi biasa.

Mendengarkan musik juga dapat melepaskan dopamin, yaitu hormon yang membuat orang merasa nyaman, dan juga endorfin, yaitu hormon yang dapat memicu suasana hati bahagia dan menghilangkan rasa sakit.

Meskipun terapi musik bukanlah obat untuk depresi, terapi musik dapat menawarkan manfaat jangka pendek dengan meningkatkan suasana hati dan mendorong koneksi dan ekspresi diri. (*)

Baca Juga: Bahaya Berenang di Keramaian Saat Pandemi itu Datang Bukan dari Air Kolamnya tapi Benda Sekitarnya

Tag

Editor : Alvin Bahar

Sumber Medical News Today