HAI-Online.com - Konflik Israel dan Palestina semakin menjadi perhatian oleh masyarakat di banyak negara sejak beberapa minggu terakhir.
Di timeline sejumlah media sosial sih, memang tampak lebih banyak warganet yang mendukung masyarakat Palestina dan mengecam Israel dalam konflik tersebut.
Bahkan, seperti yang terekspos sejauh ini oleh banyak media, banyak figur publik yang juga terang-terangan mendukung pembebasan Palestina, antara lain seperti artis Bella Hadid hingga band rock Rage Against The Machine.
Baca Juga: 5 Band dan Musisi yang Terang-terangan Mendukung Palestina, Bahkan Sampai Ogah Manggung di Israel
Namun, beberapa hari lalu, malah kedapetan insiden seorang pemuda di Lombok Barat yang terjerat kasus hukum lantaran ikut berkomentar soal isu ini. Kabarnya, pemuda 23 tahun berinisial HL itu bikin konten yang tak pantas di platform TikTok yang ditujukan ke masyarakat Palestina
Dalam video itu, HL mengenakan kaos hitam menari diiringi musik dengan lirik yang tidak pantas yang ditujukan kepada Palestina. Akibat konten tersebut, HL terancam dijerat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Nah, tentunya kita nggak mau kejadian kayak gitu menimpa siapapun. Untuk itu, semua orang, terutama kalangan muda, yuksenggaknya paham dulu soal isu Palestina-Israel yang sejatinya sensitif di kalangan masyarakat saat ini.
Baca Juga: Bella Hadid Dukung Palestina dan Teriak Palestine Will Be Free, Israel: Dasar Nggak Tau Malu
Latar belakang konflik
Awal konflik Palestina dan Israel terjadi pasca Perang Dunia I. Di mana Inggris sebagai pemenang Perang Dunia I memberikan wilayah kepada bangsa Yahudi melalui Deklarasi Balfour (1917).
Dari peristiwa ini, bangsa Yahudi menganggap bahwa kawasan Palestina adalah tanah air mereka.
Dilain pihak, masyarakat Islam Palestina memiliki pendirian tersendiri terkait permasalahan klaim wilayah.
Dalam buku Timur Tengah dalam Pergolakan (1982) karya Kirdi Dipoyudo, masyarakat Islam Palestina menganggap bahwa Inggris memaksakan pendirian negara Yahudi di kawasan Palestina yang bertentangan dengan keinginan mayoritas masyarakat Palestina.
Selain itu, masyarakat Palestina juga menganggap bahwa negara-negara Barat berusaha untuk menyelesaikan masalah pengungsi Yahudi di Eropa dengan merebut wilayah di negeri Arab. Perkembangan konflik.
Pada 23 – 29 November 1947 PBB mengadakan sidang terkait permasalahan Palestina.
Dari sidang tersebut keluar sebuah resolusi yang berisi pembagian wilayah Palestina bagi Yahudi dan Muslim.
Namun, resolusi tersebut ditolak oleh pihak Muslim karena mereka menuntut seluruh wilayah Palestina
Pada tahun 1948, terjadi perang antara masyarakat Muslim dan Yahudi di Palestina.
Dalam perang ini, Yahudi-Israel mampu mengalahkan Islam-Palestina dan menggagalkan pendirian negara Palestina.
Kekalahan tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat Islam-Palestina.
Mereka terpecah menjadi beberapa golongan dan mayoritas wilayah Palestina dikuasai oleh Yahudi-Israel.
Pada tahun 1964, perjuangan Islam-Palestina kembali muncul dengan didirikannya Palestine Liberation Organization (PLO).
Baca Juga: #SideStory: Sejarah Ahmad Band, Bikin Musik Supaya Orang Tajir Bisa Moshing
PLO bertujuan untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat melalui perang maupun diplomasi.
PLO aktif dalam melakukan perlawanan gerilya kepada pendudukan Israel.
Selain itu, mereka juga berusaha menggalang dukungan dari negara-negara muslim Arab dan internasional dalam forum PBB.
Perjuangan PLO dan Islam-Palestina mendapatkan hasil pada 15 November 1988 dengan proklamasi kemerdekaan Palestina.
Proklamasi tersebut mendapat pengakuan dari 20 negara dunia, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, Israel, Amerika Serikat, dan beberapa negara Barat menolak proklamasi kemerdekaan Palestina.
Hal tersebut menyebabkan konflik antara Israel dan Palestina masih tetap berlangsung hingga sekarang. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Konflik Palestina dan Israel"