4 Fakta Menarik Kue Kering yang Sekarang Jadi Makanan Khas Lebaran, Ternyata Dulunya Makanan Kaum Bangsawan

Kamis, 13 Mei 2021 | 19:00
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN

Ilustrasi kue kering

HAI-Online.com – Lebaran di Indonesia rasanya kurang lengkap kalo nggak ada kue kering yang disajikan, mulai dari nastar, kastengels, putri salju, dan banyak jenis lainnya.

Kue kering ini disajikan sebagai kudapan untuk para tamu yang datang berkunjung ke rumah, ataupun untuk disantap sendiri bersama keluarga.

Namun kalian tahu, nggak, sih sejarah kue kering ini? Sebab, sajian lebaran khas Indonesia sebenarnya bukanlah kue kering, lho, melainkan kudapan tradisional seperti rengginang, opak, atau apem.

Nah, jadi kue kering sendiri ternyata merupakan salah satu pengaruh budaya kuliner Eropa di masa kolonial Belanda. Selain itu, masih ada beberapa fakta menarik lainnya tentang kue lezat yang kita tunggu-tunggu setiap lebaran tiba ini.

Baca Juga: Logo Tombol Power Nggak Sembarangan Dibuat, Ini Asal Usul dan Maknanya

Yuk check them out, guys!

1. Kue Kering Ditemukan nggak Sengaja

Menurut sejarahnya, sebelum dinikmati dalam kebudayaan makan di Eropa, kue kering lebih dulu ditemukan di Persia yang saat ini kita kenal sebagai Iran di wilayah Timur Tengah.

Penemuan awal kue kering bisa ditelusuri sampai pada abad ke-7. Uniknya, kue kering sebenarnya tercipta secara nggak sengaja, lho.

Saat itu, tukang roti sedang membuat kue biasa. Namun proses memanggang kue masih sulit di masa tersebut, salah satunya dalam hal pengaturan suhu oven.

Jadi, untuk mengukur suhu yang tepat, biasanya para tukang roti menjatuhkan sedikit adonan ke dalam oven.

Nah, adonan kue yang dijatuhkan itulah yang menjadi asal muasal kue kering yang kita kenal saat ini.

2. Menu Makanan Bangsawan

Pada zaman dulu, kue kering sebenarnya hanya disajikan bagi kaum bangsawan.

Namun lama-kelamaan, kue kering dari Persia menyebar ke berbagai tempat di dunia melalui pedagang Muslim. Salah satunya wilayah yang mempopulerkan kue kering adalah Eropa.

Di Eropa, kue kering mulai dikenal di Spanyol, saat negara itu ditaklukkan oleh penguasa Muslim.

Pada abad ke-14, barulah kue kering dinikmati segala kalangan di Eropa, mulai dari anggota kerajaan hingga rakyat biasa.

Tahun 1956, kue kering jadi makanan yang disajikan untuk kelas menengah di Inggris. Kue kering yang populer saat itu bentuknya persegi yang mengandung kuning telur dan rempah-rempah.

Kue kering semakin populer karena bisa disimpan dalam waktu yang lama, sehingga bisa dibawa bepergian.

Dari Eropa, kue kering dibawa ke Amerika Serikat pada abad ke-17.

Baca Juga: Sidang Isbat Lebaran 2021 Digelar Hari Ini, Apakah Hasilnya Rabu atau Kamis? Ini Sejarah dan Sains Penentuannya

3. Jadi Kudapan Perayaan Eropa

Pada abad ke-19, teknologi pembuatan kue di Eropa semakin maju, nih. Sehingga semakin banyak macam kue kering diciptakan.

Saat itu, kue kering jadi salah satu kudapan wajib dalam perayaan-perayaan di Eropa dan Amerika Serikat.

4. Kue Kering Dikenal di Indonesia pada Zaman Kolonial

Di Indonesia, kue kering dikenal saat masa penjajahan Belanda.

Salah satu kue kering dari Belanda yang terkenal di Indonesia adalah nastar.

Nama nastar sendiri asalnya dari bahasa Belanda “ananas” yang berarti nanas, dan “taart” yang artinya pie atau tart, sehingga nastar adalah tart nanas.

Sebenarnya isian kue ini bukanlah nanas, melainkan bluberi. Namun, karena bluberi sulit ditemukan di Indonesia, maka isiannya diganti dengan nanas.

Sekarang, kue nastar jadi salah satu kue kering yang populer disajikan saat Lebaran di Indonesia, deh. (*)

Baca Juga: Menggali Sejarah Julfar, Kota yang Hilang di Gurun Uni Emirat Arab

Artikel ini telah tayang di bobo.grid.id dengan judul “Dulunya Makanan Bangsawan, Ini Sejarah Kue Kering yang Kini Jadi Makanan Khas Lebaran di Indonesia”

Tag

Editor : Alvin Bahar