Sidang Isbat Lebaran 2021 Digelar Hari Ini, Apakah Hasilnya Rabu atau Kamis? Ini Sejarah dan Sains Penentuannya

Selasa, 11 Mei 2021 | 10:15
ReQnews

Pelaksanaan Sidang Isbat Lebaran 2021 Digelar Hari Ini, Apakah Hasilnya Rabu atau Kamis? Ini Sejarah dan Sains Penentuannya...

HAI-Online.com-Sidang isbat penentuan lebaran 2021 siap digelar dalam dua cara pada Selasa (11/5/2021) hari ini atau bertepatan pada 29 Ramadan 1442 Hijriyah. "Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadan 1442 H secara daring dan luring," kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dikutip HAI dari Tribunnews, Selasa ini.

Dikutip dari kemenag.go.id, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dijadwalkan akan memimpin langsung sidang isbat penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1442 H.

Baca Juga: Tempat Wisata di Jakarta Tetap Buka Pas Libur Lebaran tapi Harus Reservasi

Lantaran masih pandemi Covid-19, sidang isbat pun bakal dilakukan mengikuti protokol kesehatan sehingga tidak semua perwakilan hadir secara fisik di kantor Kementerian Agama.

Sambil menanti hasil sidang isbat sore ini, apakah Lebaran 2021 akan digelar Rabu besok atau Kamis (13/5) nanti, kita pelajari lagi sejarah digelarnya sidang isbat di Indonesia.

Jika mengintip definisi dalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), isbat berarti penyungguhan, penetapan, dan penentuan.Sidang Isbat di Indonesia secara resmi sudah dilaksanakan sejak tahun 1950. (KOMPAS).

Namun, dalam tulisanPengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pelaksana Lanjutan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Moh Iqbal Tawakal yang berjudulKilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya di Indonesia.

Justeru, sidang isbat pertana kali dimukai pada masa sebelum kemerdekaaan di Indonesia.

Dimana penetapan awal bulan Qomariah tidak dilakukan melalui musyawarah antar ormas Islam atau yang dikenal dengan sidang isbat, melainkan digelar oleh masing-masing ketua adat di lingkungan masyarakat setempat.

Kelompok masyarakat tersebut adalah Aboge di Purbalingga, Wakal di Maluku, dan Gowa di Sulawesi.

Iqbal mengungkapkan setiap ketua memiliki perhitungan masing-masing, sehingga awal Ramadan dan lebaran kerap kali terdapat perbedaan meski masih dalam wilayah yang sama.

Berbeda halnya penentuan awal Ramadan dan Syawal pada saat Indonesia masih berbentuk kerajaan.

Baca Juga: JAGABUMI: Komik Terbaru Soal 3 Kerajaan di Era Legenda dari Bumilangit

"Ketika masa kerajaan-kerajaan Islam masih berdiri di Indonesia, penetapan awal bulan Qamariyah ditentukan oleh keputusan raja. Masyarakat tunduk dan patuh akan keputusan, sehingga menjadi seragam dan tidak ada perbedaan pemahaman. Hal ini dikarenakan keputusan awal bulan sudah dilegalkan dan disahkan oleh yang berkuasa pada saat itu," tulis Iqbal

Pada 4 Januari 1946, tepatnya setelah Indonesia merdeka, pemerintah mulai menunjuk Kementerian Agama untuk menentukan dua lebaran, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Penentuan ini bertujuan untuk menentukan hari libur nasional saat itu. Ketetapan tersebut tidak dapat diikuti seluruh umat Islam saat itu, hingga pemerintah membentuk Badan Hisab Rukyat atau BHR.

Nah secara formal pada tahun 1972, Kementerian Agama membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) yang terdiri dari para ulama, umaroh, serta ahli astronomi.

Hisab berarti menghitung, dan rukyat berarti memantau.

Tugas BHR adalah melakukan hisab danrukyatul hilaluntuk menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Selain itu, tugas BHR lainnya adalah melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan hisab rukyat, serta pelaksanaan ibadah terkait arah kiblat, waktu salat, awal bulan, waktu gerhana bulan, dan matahari.

Paniti BHR pun terus berkembang, contohnya dalam penentuan lebaran kali ini dimana panitia melakukan penerapan teknologi dalam pwrtemuan sidang hari ini.

Baca Juga: Anak Muda Terangkan Ramadan dengan Pakai realme 8 Pro Illuminating Yellow

Menurut Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, panitia telah menyiapkan aplikasi pertemuan dalam jaringan (zoom meeting), baik untuk peserta sidang maupun media dan khalayak.

"Kami memanfaatkan medsos Kemenag untuk melakukan live streaming," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Agus Salim menambahkan, tahapan sidang isbat dilakukan sebagaimana awal Ramadan masa pandemi tahun lalu.

Sesi pertama dimulai pukul 16.45 WIB, berupa pemaparan posisi hilal Awal Syawal 1442H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Cecep Nurwendaya.

Setelah Magrib, sidang Isbat dipimpin Menteri Agama, diawali dengan mendengarkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal.

Kemenag menjadwalkan akan melakukan rukyatul hilal pada 88 titik di seluruh Indonesia.

"Hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi serta disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan live streaming medsos Kemenag," jelasnya lagi. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya