HAI-Online.com – Hari ini, tanggal 1 Mei 2021 merupakan hari yang diperingati sebagai Hari Buruh Internasional atau dikenal juga dengan istilah May Day.
Tapi tahukah kalian bahwa Peringatan Hari Buruh telah diinisiasi lebih dari 130 tahun yang lalu lho. Jadi gimana sih sejarah terbentuknya peringatan ini?
Di Indonesia, May Day menjadi agenda yang udah dirayakan sejak era Presiden Soekarno. Meski begitu, di masa pemerintahan Soeharto, peringatan ini diidentikkan dengan ideologi komunisme yang saat itu dilarang keberadaannya.
Mengutip Kompas.com, pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 1 Mei atau Hari Buruh akhirnya ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2013 lalu.
Baca Juga: Hari ini, 23 April Warga Dunia Rayakan Hari Buku Sedunia, Gimana Sih Sejarahnya?
Bermula dari tragedi Haymarket Riot
Pada 1889, federasi internasional dari kelompok sosialis dan serikat buruh menyepakati 1 Mei sebagai hari untuk menggalang solidaritas di kalangan pekerja.
Tanggal tersebut dipilih untuk mengenang tragedi Haymarket Riot atau Kerusuhan Haymarket yang terjadi di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Melansir Britannica, Haymarket Riot adalah tragedi kekerasan yang melibatkan polisi dan massa buruh yang tengah melakukan unjuk rasa di Chicago pada 4 Mei 1886.
Peristiwa itu berawal dari kerusuhan tanggal 3 Mei yang terjadi saat aksi unjuk rasa buruh perusahaan McCormick Harvesting Machine Company.
Pada peristiwa itu, seorang buruh tewas dan beberapa lainnya terluka ketika polisi mencoba membubarkan pengunjuk rasa.
Merespons peristiwa tersebut, para pemimpin serikat buruh mengadakan unjuk rasa di Haymarket Square pada esok harinya, 4 Mei, untuk memprotes kebrutalan polisi.
Unjuk rasa itu dihadiri oleh Wali Kota Chicago Carter Harrison, yang menyebutkan bahwa unjuk rasa di Haymarket Square adalah aksi damai.
Mendapat kecaman dari masyarakat
Setelah Harrison dan sebagian besar pengunjuk rasa pergi, satu kontingen polisi datang dan meminta massa membubarkan diri. Pada saat itu, sebuah bom dilemparkan oleh seseorang yang hingga kini nggak teridentifikasi.
Menanggapi lemparan bom itu, polisi merespons dengan tembakan acak dan memicu terjadinya kerusuhan.
Tujuh petugas polisi tewas dan 60 lainnya luka-luka sebelum kekerasan berakhir. Sedangkan empat sampai delapan warga sipil tewas dan 30 sampai 40 lainnya luka-luka.
Pimpinan serikat buruh dijatuhi hukuman mati Melansir History, pada Agustus 1886, delapan pria yang dituduh sebagai anarkis dan pemicu Kerusuhan Haymarket dijatuhi hukuman berat dalam sebuah persidangan.
Kendati nggak ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam pelemparan bom yang memicu Haymarket Riot, namun hakim tetap menjatuhkan putusannya.
Hakim Joseph E. Gary menjatuhkan hukuman mati pada tujuh orang, dan yang kedelapan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Pada 11 November 1887, empat pria digantung.Sedangkan dari tiga orang lainnya yang dijatuhi hukuman mati, satu orang melakukan bunuh diri pada malam eksekusi, dan dua lainnya hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup oleh Gubernur Illinois Richard J. Oglesby.
Pemerintah negara bagian Illinois saat itu menghadapi kecaman masyarakat, yang mempertanyakan keabsahan hukuman terhadap delapan orang tersebut.
Gubernur berikutnya, John P. Altgeld, akhirnya memutuskan untuk mengampuni tiga aktivis yang masih hidup pada tahun 1893.
Bagi sebagian orang, Haymarket Riot menyebabkan meningkatnya sentimen anti-buruh, sementara yang lain (termasuk organisasi buruh di seluruh dunia) percaya bahwa para pria tersebut telah dihukum secara nggak adil dan memandang mereka sebagai martir. (*)
Baca Juga: Sejarah Terbentuknya April Mop, Benarkah Cuma buat ‘Prank’?