Isu Kesehatan Mental Gen Z: Jangan Sepelekan, Rawat Diri Lo Pake Cara Ini

Sabtu, 01 Mei 2021 | 11:15
iStockphoto

Generasi Z mencari pendidikan dengan biaya lebih murah, salah satunya dengan mengikuti kelas-kelas o

HAI-Online.com - Sebagai generasi termuda di era ini, tantangan yang dihadapi Generasi Z (generasi yang lahir antara tahun 1997 s/d 2015) memang berbeda dari para generasi pendahulunya (Baby Boomers, Gen X, & Milenial). Terutama, untuk isu-isu yang pada dasarnya penting jadi perhatian seperti kesehatan mental.

Gen Z yang menyandangreputasi sebagai digital natives, atau kalangan yang melek teknologi sedari kecil, justru didapati mengalami isu kesehatan mental yang terbilang unik dan perlu treatment yang nggak sembarangan.

Yap, karena paparan teknologi yang sangat intens, Gen Z dikatakan menghadapi isu kesehatan mental yang tidak sama dengan generasi sebelumnya.

Baca Juga: Dari Anak Hilang Jadi Sahabat, Film Animasi Adit Sopo Jarwo: The Movie Tayang Perdana Hari Ini di Disney+ Hotstar

Dan lo tau, nggak? Gen Z sendiri merupakan kalangan dengan jumlah terbanyak pada era ini di Indonesia. Badan Pusat Statistik, dalam sensus penduduk tahun 2020, mendapati populasi manusia di Indonesia hingga September 2020 dibangun oleh 27,94 persen Gen Z.

Jadi, bisa dipastikan masa depan bangsa dan kelak bakal bergantung di tangah para Gen Z nggak lama lagi. Dan semakin besar tanggung jawabnya, semakin besar juga ketahanan mental yang dibutuhkan seseorang.

Dengan begitu, segala isu mengenai kesehatan mental generasi muda satu ini mesti jadi perhatian setiap lini generasi. Terutama para Baby Boomers dan Gen X yang umumnya merupakan para orang tua Gen Z, ya kan?

Nah, dalam diskusi virtual Sampoerna Academy bersama Halodoc, Psikolog Halodoc, Andria Charles, menjelaskan bahwa kesehatan mental Gen Z memang perlu diperhatikan. Khususnya, untuk anak-anak yang membawa faktor kecenderungan atau risiko gangguan kesehatan mental.

Baca Juga: Siapa Sangka, Milenial dan Gen Z Ternyata Lebih Pusing Sama Finansial dibanding Politik

“Pada dasarnya, setiap individu dan anak adalah unik. Prinsip perkembangan anak adalah seperti membangun rumah, yaitu apabila fondasinya tidak kuat, maka bangunannya juga tidak kokoh," imbuh Andria Charles.

"Pada fase perkembangan anak ada 6 aspek yang harus terpenuhi, yaitu motorik halus, motorik kasar, bahasa, kognitif, sosial, dan emosional. Begitu salah satu dari aspek ini tidak terbangun dengan baik, maka fondasi diri menjadi tidak kokoh, sehingga saat mereka terpapar dengan media sosial atau gadget bisa jadi menimbulkan masalah lebih serius.”

Selain pentingnya memperhatikan fase perkembangan seseorang, ada juga 4C yang menjadi kebutuhan mental yang penting dan dibutuhkan setiap individu, yaitu Connect (Terhubung), Capable (Mampu), Count (Bernilai), dan Courage (Berani).

Ketika keempat hal ini terpenuhi, maka individu atau anak tersebut lebih siap menghadapi berbagai tantangan atau situasi yang bisa mengganggu kesehatan mentalnya.

So, kalo lo Gen Z dan merasakan tantangan terhadap situasi mental, lo bisa menakar diri lo dari aspek 4C di atas. Dan yang pasti, selalu bijak dalam menggunakan gawai ya, sob! (*)

Tag

Editor : Al Sobry