Selandia Baru Gelar Konser Terbesarnya sejak Pandemi dengan Rekor 50.000 Penonton

Rabu, 28 April 2021 | 03:00
Six60/Instagram

Six60 menjadi penampil dalam konser terbesar yang dihelat Selandia Baru sejak pandemi berlangsung tahun lalu.

HAI-Online.com – Selandia Baru membuat catatan bersejarah dengan menggelar konser live yang menampung lebih dari 50.000 penonton, di masa pandemi Covid-19.

Nggak heran sih, mengingat upaya yang dilakukan Negeri Kiwi tersebut dengan menerapkan lockdown dan penutupan akses dini cukup sukses menekan laju penyebaran virus corona di negara tersebut.

Hingga saat ini sendiri seperti dilaporkan New York Times, Selandia Baru ‘hanya’ mencatatkan 2.600 kasus dan 26 kematian, terhitung sejak awal pandemi berlangsung.

Bahkan dalam konser yang dihelat di stadion Eden Park pada Sabtu (24/4/2021) kemarin, orang-orang udah jarang mengenakan masker. Begitu pula dengan physical distancing yang nggak lagi diterapkan.

Baca Juga: Clown: Mau Nonton Konser Slipknot? Mesti Tunjukin Bukti Vaksinasi

Alih-alih, pemerintah Selandia Baru mendorong warganya untuk rutin mengecek diri lewat sistem tracking dan tracing yang udah disediakan. Selain itu, hand sanitizer pun udah tersedia di mana-mana.

“Lain waktu mereka memberitahu Anda bahwa itu tidak mungkin, tunjukkan ini kepada mereka," tulis Six60, band Selandia Baru yang memimpin konser dalam postingan di Instagram.

Tiket acara tersebut diketahui terjual habis dalam hitungan minggu. Menampilkan kembang api dan kelompok Maori kapa haka, ini adalah pertama kalinya pertunjukan musik diizinkan menjadi tajuk utama acara di Eden Park.

Sementara negara-negara yang terkena dampak paling parah seperti Spanyol, yang bulan lalu mengadakan konser dalam ruangan eksperimental untuk 5.000 penggemar, menguji cara-cara yang aman untuk menghidupkan kembali musik live di lingkungan pasca-Covid, tempat-tempat di Selandia Baru telah melakukan hal yang sama seperti sebelum pandemi.

Kurang dari 3 persen populasi Selandia Baru telah menerima satu dosis vaksin, menurut database New York Times, dan penonton nggak diwajibkan untuk menunjukkan bukti inokulasi atau tes virus negatif.

Baca Juga: My Chemical Romance Mesti Tunda Lagi Tur Mereka Sampai Tahun 2022

Acara musik live berskala besar juga diselenggarakan di tempat-tempat lain yang mampu menahan penyebaran virus corona.

Di Taiwan, penyanyi dan penulis lagu Eric Chou tampil dalam acara yang tiketnya terjual habis tahun lalu di Taipei Arena, dengan tiket dibatasi untuk 10.000 orang.

Di China, lebih dari 4.000 konser live diadakan selama minggu pertama bulan Oktober untuk perayaan Hari Nasional negara itu.

Perubahan terbesar bagi Selandia Baru mungkin hanyalah kurangnya penampil atau artis internasional.

Dengan perbatasan tertutup untuk hampir semua orang kecuali warga negara dan beberapa pekerja penting, artis pertunjukan harus mengajukan izin khusus untuk memasuki negara itu, untuk kemudian harus dikarantina selama dua minggu di hotel.

Kelompok hiburan anak-anak Australia The Wiggles dan aksi penghormatan kepada band Queen termasuk di antara mereka yang diberikan visa masuk khusus untuk masuk.

Warga Selandia Baru justru memilih mendayagunakan penampil lokal. Tur nasional oleh penyanyi-penulis lagu Marlon Williams terjual habis di kota-kota terbesar di Selandia Baru.

Penyanyi Benee (Auckland) yang mendapatkan kepopulernnya dari TikTok, menjadi headliner festival musik tahunan 'Rhythm and Vines' di dekat kota Gisborne, yang menarik 23.000 pengunjung.

Koridor perjalanan trans-Tasman baru, yang memungkinkan perjalanan bebas karantina antara Australia dan Selandia Baru pun dimulai minggu lalu, yang membuka jalan bagi penyanyi-penulis lagu Australia Courtney Barnett untuk mengumumkan 10 tur pada bulan Juli mendatang. (*)

Baca Juga: Keren Nih! Panggung Konser Rammstein Berpeluang Dijadiin Miniatur Lego

Editor : Alvin Bahar

Sumber : New York Times

Baca Lainnya