HAI-Online.com – Dua klub Bundesliga, Borussia Dortmund dan Bayern Munchen yang sebelumnya dikabarkan akan menyusul bergabung ke European Super League (ESL), akhirnya mengungkapkan menolak kompetisi tersebut.
Dua raksasa Bundesliga tersebut memiliki alasan menolak bergabung dengan European Super League yang saat ini jadi isu paling hangat di dunia sepak bola.
Pada Minggu (18/4/2021), 12 klub elite Eropa secara resmi menyetujui pembentukan turnamen tersebut.
Mereka adalah enam tim Liga Inggris, yakni Manchester United, Arsenal, Chelsea, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Manchester City.
Baca Juga: Di Luar Segala Masalahnya, Ini Sejumlah Alasan Kenapa European Super League Bakal Boring Banget
Kemudian ada tiga tim Liga Italia yang terdiri dari AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.
Adapun wakil Liga Spanyol ada Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.
Rencananya masih ada tiga tim yang akan bergabung untuk menggenapi menjadi 15 klub pendiri.
Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen sempat disebut sebagai 2 dari 3 klub yang dimaksud.
Namun, kedua klub raksasa Bundesliga tersebut telah mengonfirmasi bahwa mereka menolak pembentukan European Super League.
Bos Dortmund, Hans-Joachim Watzke, menegaskan timnya nggak akan ambil bagian dalam ajang tersebut.
Watzke berujar bahwa Die Borussen sebagai bagian dari European Club Association (ECA) bersama anggota lainnya menentang pembentukan Liga Super Eropa.
"Anggota dewan ECA mengambil sikap yang jelas, yaitu menolak rencana pembentukan Liga Super," kata Watzke seperti dikutip BolaSport.com dari Goal International.
Baca Juga: Bocoran Format Kompetisi European Super League, Klub Pendiri Anti Degradasi
Sedangkan CEO Munchen, Karl-Heinz Rummenigge, menyatakan klubnya nggak mendukung proposal tersebut.
Pihaknya memilih untuk mengapresiasi rencana UEFA melakukan perombakan di Liga Champions.
"Bayern Munchen nggak berpartisipasi dalam perencanaan Liga Super Eropa," kata Rummenigge.
"Munchen menyambut baik reformasi Liga Champions karena kami yakin itu adalah langkah yang tepat untuk perkembangan sepak bola Eropa."
"Babak penyisihan yang dimodifikasi akan memberikan lebih banyak kegembiraan dan emosi dalam kompetisi."
"Saya tidak yakin European Super League akan menyelesaikan masalah keuangan klub-klub Eropa akibat pandemi COVID-19," ungkap pria berusia 65 tahun ini.
"Sebaliknya, semua klub di Eropa harus bekerja dalam solidaritas untuk memastikan bahwa struktur biaya, terutama gaji pemain dan biaya agen, disesuaikan dengan pendapatan untuk membuat sepak bola Eropa lebih rasional," pungkasnya. (*)
Baca Juga: European Super League Ditentang Banyak Pihak, 12 Klub Besar Eropa Ini Dikabarkan Resmi Gabung
Artikel ini telah tayang di BolaSport dengan judul “Ini Alasan Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund Tolak European Super League”