Mengenal Sokushinbutsu, Ritual Ngubah Diri Sendiri Jadi Mumi di Jepang

Selasa, 23 Maret 2021 | 18:00
Wikimedia

Mumi Biksu Budha Luang Pho Daeng di Wat Khunaram, Ko Samui, Thailand yang semasa hidupnya mempraktikkan sokushinbutsu.

HAI-Online.com – Bagaimana jadinya jika manusia mengubah tubuh mereka sendiri menjadi mumi?

Hal inilah dilakukan oleh biksu-biksu di Jepang lewat praktik yangdinamai sokushinbutsu.

Sokushinbutsu dipelopori oleh seorang pendeta Jepang bernama Kukai dan udah berlangsung selama 1.000 tahun lebih.

Tubuh biksu yang berhasil melalui praktik ritual ini setelah meninggal akan ditempatkan di sebuah kuil untuk dilihat dan dihormati orang-orang lain.

Baca Juga: Gimana Jadinya Saat 15 Orang Mengisolasi Diri di Gua Selama 40 Hari?

National Geographic Indonesia mengutip Ancient Origins menyebutkan, Kukai (774–835 Masehi) sang pelopor sokushinbutsu ini sendiri merupakan seorang biksu Jepang, pegawai negeri, sarjana, penyair, seniman, dan pendiri sekte esoterik yang dikenal sebagai Shingon.

Sekte ini menggabungkan unsur-unsur dari Buddhisme, Shinto Kuno, Taoisme, dan agama lain.

Kukai dan para pengikutnya mempraktikkan Shugendo, sebuah filosofi yang didasarkan pada pencapaian kekuatan spiritual melalui disiplin dan penyangkalan diri.

Menjelang akhir hidupnya, Kukai melakukan meditasi mendalam dan menolak semua makanan dan air, yang akhirnya menyebabkan ia meninggal.

Dia dimakamkan di Gunung Koya di prefektur Wakayama. Beberapa waktu kemudian, makamnya dibuka dan Kukai, yang dikenal secara anumerta sebagai Kobo-Daishi, diduga ditemukan sedang tidur, coraknya nggak berubah dan rambutnya sehat dan kuat.

Wujud jasadnya seperti mumi yang awet meski tanpa pembalseman dan bahan pengawet seperti yang diberikan pada mumi di Mesir.

Sejak saat itu, praktik ritual sokushinbutsu makin berkembang dan proses mumifikasi diri ini dipraktikkan oleh sejumlah pengikut sekte Shingon yang berdedikasi tinggi.

Para praktisi sokushinbutsu nggak melihat praktik ini sebagai tindakan bunuh diri, melainkan sebagai bentuk pencerahan lebih lanjut.

Dalam buku Living Buddhas: The Self-Mummified Monks of Yamagata, Japan, Ken Jeremiah menunjukkan bahwa banyak agama yang memandang mayat yang tetap utuh sebagai tanda keanggunan khusus atau kemampuan supernatural.

Baca Juga: Cerita Ninja Terakhir Jepang Soal Cara Berlatih, Mulai dari Menatap Lilin sampai Memanjat Dinding

Proses mumifikasi diri dalam sokushinbutsu

Asal kalian tahu, langkah-langkah dalam membuat tubuh sendiri menjadi mumi dalam sokushinbutsu ini sangat keras dan menyakitkan.

Selama 1.000 hari pertama, para biksu berhenti makan kecuali kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan beri-berian. Selain itu, mereka juga melakukan aktivitas fisik yang ekstensif untuk menghilangkan semua lemak tubuh.

Selama seribu hari berikutnya, mereka hanya makan kulit kayu dan akar. Menjelang akhir periode ini, mereka akan meminum teh beracun yang terbuat dari getah pohon Urushi, yang menyebabkan mereka muntah dan kehilangan cairan tubuh dengan cepat.

Itu juga bertindak sebagai pengawet dan membunuh belatung dan bakteri yang akan menyebabkan tubuh membusuk setelah kematian.

Pada tahap akhir, setelah lebih dari enam tahun persiapan yang menyiksa, para biksu akan mengunci dirinya di dalam kuburan batu yang ukurannya hampir nggak lebih besar dari tubuhnya. Masing-masing mereka masuk ke sana dalam keadaan meditasi.

Mereka duduk dalam posisi lotus, posisi yang nggak akan dipindahkan sampai mereka meninggal. Sebuah tabung udara kecil memberikan oksigen ke makam.

Baca Juga: Rahasia Berperang Samurai Jepang Terungkap di Sebuah Teks Kuno Berusia 500 Tahun. Seperti Apa?

Setiap hari, para biksu itu membunyikan bel untuk memberi tahu dunia luar bahwa mereka masih hidup. Ketika bel berhenti berdering, tabung itu dilepas dan kuburan disegel selama periode seribu hari terakhir dari ritual tersebut.

Pada akhir periode ini, kuburan akan dibuka untuk melihat apakah para biksu tersebut berhasil membuat dirinya sendiri menjadi mumi.

Nah, saat jasad seorang buksu ditemukan dalam keadaan terawetkan, biksu itu dinaikkan statusnya menjadi Buddha.

Jasadnya kemudian dikeluarkan dari kubur dan dia ditempatkan di sebuah kuil tempat dia disembah dan dipuja.

Namun jika jasad seorang biksu ditemukan telah membusuk, jasad biksu itu kembali dikubur di makamnya dan dihormati karena daya tahannya, tetapi nggak disembah. (*)

Artikel ini pertama kali tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul "Sokushinbutsu, Ritual Biksu Jepang Mengubah Dirinya Menjadi Mumi"

Editor : Alvin Bahar

Sumber : ancient origins

Baca Lainnya