Asal Usul Julukan Dewa Kipas Bukan dari Menang Catur Online tapi dari Pingpong

Selasa, 16 Maret 2021 | 17:40
Deddy Corbuzier

Asal Usul Julukan Dewa Kipas Bukan dari Menang Catur Online tapi dari Pingpong

HAI-Online.com- Dadang Subur alias Dewa Kipas menjadi nama yang tengah ramai dibicarakan masyarakat lantaran beritakecurangannya dalam bermain catur online terungkap dan tersebar luas oleh lawan mainnya Levy Rozman atau yang lebih dikenal sebagai "GothamChess".
Keterkenalan yang mendadak itu menjadikan banyakorang penasaran, mengapa sebutan Dewa Kipas melekat di nama Dadang sang pecatur Chess.com yang kini tercoreng itu?
Padahal kalomelihat dari data lusinan laga yang telah dilakukan Dewa_Kipas di Chess.com, tingkat akurasi gerakannya bisa dibilang di luar nalar karena keberhasilannya mencapai di atas 98 persen.
Baca Juga: Perankan Drummer Metal Tuli, Riz Ahmed Masuk Nominasi Best Actor Piala Oscar 2021
Akurasi itu juga melewati catatan pecatur terbaik Indonesia, Grand Master Susanto Megaranto yang mencapai 94,4-95,3 persen kemenangan.

Selidik punya selidik, julukan Dewa Kipas tak ada kaitannya dengan penguasaan bermain catur Dadang, justeru sebutan ini diddpat dari cabang olahraga lain yang pernah dijalaninya.

Kepada CNN, Dadang mengaku sering bermain tenis meja dan kerap bertanding di lingkungan pekerjaanya.

Kepiawaian Dadang dalam bermain tenis meja membuat pria 60 tahun itu mendapat julukan sebagai Dewa Kipas oleh rekan bermainnya.

"Kata orang, kalo saya main pingpong itu selalu menang, makanya disebut sebagai dewa kipas. Ibaratnya itu namabadgesaya lah," kelakarnya.

Baca Juga: Berbohong Hingga Berujung Pemenggalan Guru, Siswi asal Perancis diduga Menderita Inferiority Complex

Julukan atas kemenangan beruntun di Pingpong digunakan Dadang untuk nama akun permainan catur online. Hingga namanya viral seperti sekarang.

Diakui Dadang, bermain catur lewat platform online tersebut disebutnya hanya untuk melepas rasa bosan di masa pensiun.

Dewa Kipas mengaku selalu menulis langkah dan strategi lawan ketika bermain catur di aplikasi Shredder Chess, sehingga kebiasan baik itu membuatnya selalu menang hampir 98 persen dari keseluruhan pertandingan.

Setelah mengetahui platform online Chesse.com Dadang mencoba juga bertanding dengan pemain lain secara online, dan akhirnya sempat virak usai mengalahkan Internasional Master Gotham Chess.

Baru-baru ini, lawan mainnya berhasil mengungkap kecurangan yang dilakukan Dewa Kipas.

Nama akun Dewa_Kipas itu pun resmi diblokir akun Chesse.com. Padahal, Dadang bukan pecatur internasional yang diakui FIDE (Federasi Catur Dunia).

Data serupa juga diungkapkan oleh GothamChess melalui postingan Twitternya pada Sabtu (13/3/2021) yang menunjukkan bukti screenshot history permainan Dewa Kipas, "Setelah kalah 2 kali dengan akurasi 35% dan 8%, Dewa_Kipas menang 27 game beruntun dengan rata-rata akurasi mencapai 97%," tulisnya.

Gotham Chess melalui Tweetnya mengatakan drama ini telah berakhir dan mengatakan jika kebenaran telah terbukti, "Drama is over, the truth is out," tulisnya pada Senin (15/3/2021).

Dalam tweetnya itu, ia juga menyertakan screenshot dari potongan pemberitaan koran Kompas yang menyatakan jika Dewa Kipas telah melanggar Fair Play. Adapun akun Twitter @BungLaca membagikan potongan lengkap pemberitaan tersebut.

Dalam pemberitaan itu, Chef Chess Officer (CCO) Chess.com, Daniel Danny Rensch turun tangan terkait hal ini dan mengatakan jika akun Dewa Kipas dibanned karena telah melaukan pelanggaran fair play, "Kasus Dewa Kipas ini adalah mutlak kecurangan," ujarnya.

Rensch yang bergelar International Master (IM) menambahkan dalam pemberitaan itu adapun pecatur seperti dirinya adalah manusia. Maka, mustahil jika pecatur selalu nyaris sempurna dan pihak yang paling netral dalam sebuah laga daring adalah algoritma, sistem yang dipakai untuk membaca kecurangan dalam laga.

Ia menjelaskan jika pihaknya memiliki 7 orang yang bekerja di bagian Fair Play. Mereka merupakan ilmuwan statistik yang akan menilai terlebih dahulu sebelum memastikan sebuah akun akan dibanned. Jika ada yang tidak sesuai atau menyimpang dalam game, itu akan dicurigai sebagai kecurangan.

"Faktor yang dilihat algoritma antara lain kemenangan beruntun dan perilaku dalam peramban seperti tabbing yang berlebihan," ujarnya. (*)

Baca Juga:Viral Video Pantai Parangtritis Dipenuhi Sampah, Begini Kata Dinas Pariwisata

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya