Begini Cara Band Sekolah di Washington Latihan Selama Pandemi

Kamis, 25 Februari 2021 | 17:30
Twitter

Cara band sekolah latihan selama corona

HAI-Online.com - Walaupun berada di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, pelajar di Wenatchee dan Eastmont, Washington DC, Amerika Serikat udah mulai masuk sekolah secara tatap muka. Bahkan, udah latihan ngeband juga, meski kini dilengkapi dengan "protokol kesehatan".

Pembelajaran tatap muka iniudah diberlakukan sejak 25 Januari di SMA Eastmont dan 26 Januari di SMA Wenatchee dengan penjadwalan secara bergantian, sebagaimana dilansir dari Wenatchee World.

“Sungguh menakjubkan melihat energi di dalam gedung, interaksi orang dewasa dengan anak-anak, dan juga percakapan orang dewasa dengan orang dewasa,” ujar Kepala Sekolah Wenatchee Eric Anderson.

“Anda mendapati anak-anak kembali ke sekolah, Anda melihat banyak senyuman, walau dengan masker yang mereka kenakan. Anda bisa melihat bahwa orang-orang merasa bahagia,” imbuh dia.

Baca Juga: Kreatif, Guru Jambi Gunakan TikTok sebagai Media Pembelajaran

Sementara bagi Kepala Sekolah Eastmont Lance Noell, hal ini ibarat menemukan kembali cahaya setelah berada dalam kegelapan.

“Benar-benar menyegarkan. Semangat kami terisi kembali. Kami merasa seperti menjadi pendidik lagi. Itu sangat menakjubkan,” kata Noell.

Kembalinya pembelajaran secara langsung di sekolah menurut Noell memiliki dampak sosial-emosional yang besar bagi siswa. Dirinya pun merasa para siswanya cukup jujur padanya.

“Cerita yang saya dengar dari mereka itu kelam. Itu mengganggu dan menakutkan,” kata Noell.

“Fakta yang mereka ceritakan kepada saya itu penting. Bukan hanya saya. Anda tahu itu terjadi juga pada staf di seluruh gedung karena ini semua tentang hubungan di seluruh gedung,” jelasnya.

Berdampak pada kondisi sosial-emosional siswa

Jika dilihat dari sisi sosial-emosional selama pembelajaran secara langsung, siswa pun dinilai merasa lebih baik lewat pembagian jadwal pagi-sore ini.

Melalui penjadwalan ini, di hari Senin pembelajaran tetap dilaksanakan secara virtual. Sementara pada Selasa hingga Jumat, setiap siswa bisa belajar secara tatap muka secara bergantian, baik di pagi atau sore hari.

“Saya pikir itu penting, karena menurut saya, Anda sekarang memiliki empat hari dalam seminggu di mana mereka melihat seorang guru dan berinteraksi dengan beberapa teman. Dan untungnya, mereka hanya punya waktulima menit di antara jam pelajaran, jadi mereka tidak punya banyak waktu untuk mengobrol," kata Anderson.

Dalam sistem baru ini, SMA Wenatchee menerapkan 35 menit untuk setiap jam kelasnya. Meski lebih pendek dari jam normal, Anderson mengatakan para guru bisa beradaptasi untuk hal tersebut.

Sementara Noell mengungkapkan penjadwalan di SMA Eastmont cukup unik karena siswa hanya mengikuti tiga kelas dalam satu waktu per semester, yang setiap kelasnya berdurasi 100 menit.

Baca Juga: Sekolah Udah Lama Tutup, Remaja Ini Jadi Guru Dadakan Selama Pandemi

Pembelajaran virtual jadi hal baru bagi siswa

Situasi pandemi ini memang diakui para pengamat pendidikan berdampak kepada hilangnya waktu belajar siswa di wilayah terdampak. Mengenai hal itu, Asisten Inspektur Eastmont Matt Charlton mengatakan telah terjadi kerugian pembelajaran bagi siswa.

“Kami mencoba untuk mengetahui berapa banyak yang ada. Iya, kami akan memiliki beberapa peluang sekolah musim panas dan hal-hal seperti penilaian siswa. Akan ada beberapa anak yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai garis finis,” kata Charlton.

“Tahun lalu, staf Eastmont melakukan pekerjaan luar biasa dengan setiap anak untuk membantu mereka melewati batas. Mereka menggunakan pendekatan yang sama tahun ini di sekolah menengah," tambah dia.

Namun Anderson memiliki pendapat yang berbeda terkait hal ini. Ia meyakini, para siswa masih belajar banyak hal lewat proses ini. Mereka mempelajari beberapa hal yang berbeda yang belum pernah mereka temui sebelumnya.

“Bahkan dalam pembelajaran jarak jauh, pertanyaan mereka akan berbeda. Saya akan memberikan penghargaan kepada siswa dan staf kami. Mereka telah bekerja sangat keras melalui proses ini. Mereka telah belajar banyak, tetapi mereka belajar banyak dengan cara yang berbeda dari yang mereka pelajari di masa lalu,” kata Anderson. (*)

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Tegaskan Seragam Keagamaan di Sekolah Merupakan Hak Individu

Tag

Editor : Alvin Bahar