Cerita Ninja Terakhir Jepang Soal Cara Berlatih, Mulai dari Menatap Lilin sampai Memanjat Dinding

Senin, 22 Februari 2021 | 17:00
YouTube

Junichi Kawakami, salah satu ninja terakhir di Jepang.

HAI-Online.com - Kalian pasti udah nggak asing saat denger istilah ninja, yang identik dengan karakter pada anime Jepang.

Namun pernah terpikir nggak sih bagaimana sebenarnya kehidupan asli dari seorang ninja?

Mari kita berkenalan dengan Jinichi Kawakami, salah satu ninja terakhir di Jepang yang masih hidup. Intisari mengutip laporan Daily Mail menyebutkan, Kawakami yang berusia hampir 70 tahun itu adalah pemimpin ke-21 dari klan Ban.

Klan Ban sendiri adalah dinasti ninja rahasia yang ada sekitar 500 tahun yang lalu.

Sejak berusia 6 tahun, ia sudah mempelajariseni kuno ninjutsu di bawah asuhan master Buddha, Masazo Ishida.

Baca Juga: Rahasia Berperang Samurai Jepang Terungkap di Sebuah Teks Kuno Berusia 500 Tahun. Seperti Apa?

Untuk meningkatkan konsentrasinya, ia menghabiskan berjam-jam untuk menatap lilin sampai ia merasa berada di dalamnya.

Sementara untuk mengasah pendengarannya, ia akan berlatih mendengarkan jarum yang dijatuhkan ke lantai kayu di kamar sebelah.

Dia memanjat dinding, melompat dari ketinggian, dan belajar bagaimana mencampur bahan kimia yang menyebabkan ledakan dan asap.

Kawakamijuga dilatih untuk menahan panas dan dingin yang ekstrem serta pergi berhari-hari tanpa makanan atau air.

Selanjutnya ia menjelaskan alasan mengapa ia dipanggil ninja terakhir.

“Saya dipanggil ninja terakhir karena mungkin nggak ada orang lain yang bisa mempelajari semua keterampilan yang diturunkan langsung dari guru ninja selama lima abad terakhir,” ungkap Kawakami.

“Sudah nggak ada lagi ninja.”

Tapi Kawakami telah memutuskan untuk membiarkan seni itu mati bersamanya. Sebab ninja dinilai ‘nggak sesuai dengan zaman modern’.

“Kami nggak dapat mencoba membunuh atau meracun. Bahkan jika kami mengikuti cara membuat racun, kami nggak bisa mencobanya,” jelasnya.

Baca Juga: Ngeri! Nggak Tersentuh Sebelumnya, Kasus Covid-19 Muncul di Benua Antartika

Ninja, ronin, samurai dan prajurit Jepang lainnya

Dahulu kala, Jepang terkenal akan samurai dan ninjanya. Selain itu, kita juga mengenal istilah ronin. Sebenarnya apa sih perbedaan dari istilah-istilah yang kerap kita jumpai tersebut? Simak nih sob, penjelasan lengkapnya.

1. Samurai

Muncul pada milenium pertama, samurai adalah prajurit aristokrat. Sebagai pemilik tanah dan pemimpin masyarakat, samurai paling rendahan sekalipun lebih kaya dan dihormati dibandingkan masyarakat Jepang pada umumnya.

Samurai memulai kariernya sebagai pemanah berkuda dan perlahan memelajari seni menggunakan pedang. Tangan kanan mereka biasanya nggak terlalu dilindungi karena digunakan untuk menarik anak panah.

Seiring dengan berjalannya waktu, baju zirah mereka menjadi lebih kaku dan simetris. Mereka lebih banyak bertempur dalam jarak dekat dengan memakai pedang yang dibuat dengan sangat seksama.

Para samurai bertempur dengan menggunakan berbagai macam senjata termasuk tombak dan alat pemukul.

Meski demikian, senjata mereka yang paling ikonik adalah pedang katana yang panjang dan pedang wakizashi yang pendek. Keduanya terkenal memiliki ketajaman yang luar biasa.

Baca Juga: Semua Virus Corona di Dunia Kalo Dikumpulin, Ukurannya Cuma Segede Kaleng Minuman Soda

2. Sohei

Mulai abad ke-11 hingga 16, samurai terkadang bertempur bersama dengan kelompok prajurit elit lainnya yang bernama sohei. Sohei adalah kaum biksu prajurit. Sejumlah biara memiliki angkatan bersenjata sohei sendiri.

Sohei muncul untuk melindungi biara-biara di masa sulit saat banyak perselisihan antar biara. Jika terjadi kekacauan, mereka akan maju berperang. Pasukan sohei yang paling terkenal dan ditakuti berasal dari Enryaku-Ji, Mount Hiei.

Biasanya, Sohei nggak memiliki persenjataan selengkap samurai. Mereka memakai baju zirah biasa di atas jubah biara. Kepala mereka biasa dihiasi dengan handuk yang dijalin untuk menutupi kepala yang gundul.

Senjata tradisional sohei bernama naginata. Sohei sendiri bisa menjadi rekan yang baik untuk samurai, namun bisa juga menimbulkan kekacauan. Mereka bisa menggunakan kekuatannya untuk mencari kemerdekaan dari pemimpin yang sekuler.

3. Ronin

Menjadi samurai bukanlah sekadar menjadi prajurit. Samurai harus tahu dengan jelas posisinya dalam hierarki. Terkadang, samurai bisa kehilangan posisinya saat tuannya (daimyo) meninggal atau kehilangan kehormatan.

Samurai yang sudah nggak memiliki daimyo ini kemudian disebut ronin. Secara harfiah, ronin artinya adalah orang yang seperti ombak.

Tanpa kekayaan dan pendapatan tetap, ronin yang miskin biasanya mencari uang dengan menjadi tentara bayaran. Pada abad ke-15 hingga 16, pekerjaan semacam ini cukup banyak. Namun di era Jepang sudah mulai maju, pekerjaan seperti ini mulai sulit untuk ditemui.

Baca Juga: Inilah 5 Kota dengan Koneksi Internet Paling Cepat di Indonesia

4. Ninja

Ninja adalah pembunuh bayaran rahasia. Sepanjang sejarah, kisah tentang ninja selalu dipenuhi dengan rumor dan hal-hal yang nggak jelas kebenarannya.

nggak seperti prajurit-prajurit lain, ninja menggunakan cara-cara licik untuk menghabisi lawan. Mereka bekerja dalam kegelapan dan tak pernah terjun langsung ke medan perang.

Daimyo Uesugi Kenshin yang meninggal pada 1578 menurut rumor telah dibunuh oleh ninja yang selama berhari-hari bersembunyi dalam toilet. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menyerang musuh di waktu yang tak terduga.

Pakaian ninja biasanya berwarna hitam pada malam hari dan cokelat untuk siang hari.

5. Ikko-Ikki

Pada abad ke-15, muncul kelompok religius lain yang ditakuti, Ikko-Ikki. Kelompok ini menganut aliran Buddha Jodo-Shinshu yang percaya pada keselamatan untuk seluruh umat manusia, nggak hanya untuk mereka yang belajar agama dengan seksama.

Ikko-Ikki ini lebih egaliter dibandingkan sohei. Pengikutnya juga lebih besar karena gerakan ini bersifat sosial. Sejumlah pengikut Ikko-Ikki mencukur habis kepalanya sebagai tanda imannya.

Kekuatan mereka nggak boleh diremehkan karena pada tahun 1488, mereka berhasil menguasai Provinsi Kaga. Pasukan Ikko-Ikki tampak seperti samurai dan berperang seperti samurai juga.

Sejauh ini, informasi tentang Ikko-Ikki sangatlah terbatas dibandingkan prajurit yang lain. Namun, mereka jelas merupakan lawan yang tangguh terhadap prajurit-prajurit lain.

Baca Juga: Kisah di Balik Foto Melet Albert Einstein yang Legendaris

6. Tsukai-ban

Untuk memastikan semua arus informasi berjalan dengan lancar, setiap daimyo memiliki tsukai-ban. Mereka adalah para pembawa pesan.

Serdadu tsukai-ban memastikan koordinasi dan transmisi pesan antar unit bisa berjalan dengan lancar, bahkan ketika sedang terjadi perang yang penuh kekacauan.

7. Ashigaru

Samurai adalah prajurit yang memiliki kelas sosial tinggi. Sedangkan sebagian besar prajurit perang Jepang disebut ashigaru. Para ashigaru berperang dengan berjalan kaki. Senjata mereka adalah tombak, pedang, dan panah.

Pada abad ke-16, Laksamana Nobunaga memenangkan perang dengan sukses ketika dia mempersenjatai 3.000 ashigaru dengan senapan berbubuk mesiu.

Nah, sekarang kita tahu kan bahwa ninja, walaupun dinilai udah nggak relevan di masa sekarang, bukan cuma karakter fiksi di anime. Namun benar-benar nyata dan pernah ada. (*)

Artikel ini pertama kali tayang di intisari.grid.id dengan judul "Lebih Biarkan Seni Ninja Mati Bersamanya, Ninja Terakhir Jepang Ini Ceritakan Semua Keterampilan Mematikan Saat Latihan Ninja, Termasuk Dengarkan Suara Jarum Jatuh"

Tag

Editor : Alvin Bahar

Sumber intisari