HAI-Online.com- Pemerintah RI melalui presiden Joko Widodo telah resmi mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 jenis Pfizer-BioNTech bakal gratis dibagikan untuk masyarakat Indonesia.
Keputusan vaksin gratis ini diambil setelah para pemangku kepentingan menerima banyak masukan dari masyarakat dan mengkalkulasi ulang keuangan negara.
"Jadi setelah menerima banyak masukan dari masyarakat dan setelah melakukan kalkulasi ulang, melakukan perhitungan ulang mengenai keuangan negara, dapat saya sampaikan bahwa vaksin Covid-19 untuk masyarakat adalah gratis. Sekali lagi gratis tidak dikenakan biaya sama sekali," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/12/2020) kemarin.
Baca Juga: Deretan Soundtrack Ikonik di Kartun Spongebob Squarepants, Ada Ciptaan David Bowie Hingga Pantera
Atas keputusan ini, Jokowi menginstruksikan jajarannya di seluruh kementerian/lembaga serta pemerintah daerah untuk memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021.
Meskipun akan mulai didistribusikan, tidak semua orang bisa menerima vaksin buatan Pfizer-BioNTech ini. Pasalnya ada panduan dan kriteria seseorang bisa tetap aman menerima vaksin tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, berikut ini adalah rekomendasi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengenai peruntukan vaksin Pfizer-BioNTech:
1. Untuk remaja di atas 16 tahun
Vaksin Pfizer-BioNTech telah mendapat izin penggunaan untuk mereka yang berusia 16 tahun ke atas.
Perusahaan itu masih meneliti penggunaannya pada remaja berusia 12 hingga 15 tahun. Namun, data dari penelitian itu belum ditinjau oleh FDA untuk izin penggunaan darurat.
Sehingga untuk saat ini, vaksin tidak diizinkan untuk siapa pun yang berusia di bawah 16 tahun.
2. Tak punya alergi terhadap bahan vaksin
Berdasarkan pedoman CDC, orang yang punya riwayat reaksi alergi parah terhadap salah satu komponen vaksin Pfizer tidak boleh menerima vaksin.
Selain itu, orang yang menunjukkan reaksi alergi parah setelah menerima satu dosis vaksin ini, tidak boleh menerima dosis lain.3. Belum siap untuk ibu hamil dan menyusui
Vaksin virus corona Pfizer-BioNTech belum diuji pada kategori ibu hamil.
Sampai saat ini keamanan vaksin pada wanita yang sedang menyusui juga belum diteliti. Sehingga belum ada data yang menunjukkan apakah mereka harus divaksinasi.
Tetapi menurut CDC,vaksin berjenis mRNA, seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna, tidak berisiko bagi bayi yang masih minum ASI.
Sehingga, wanita yang menyusui dapat memilih untuk divaksinasi jika mereka mau.
4. Alergi makanan boleh lanjut
CDC membedakan orang yang memiliki alergi menjadi tiga macam, yaitu boleh divaksinasi, vaksinasi dengan hati-hati, dan tidak boleh divaksinasi.
Orang yang memiliki alergi terhadap makanan, hewan, serangga, lateks, dan alergi umum lainnya dapat divaksinasi.
Sementara orang dengan alergi terhadap obat-obatan oral juga dapat menggunakan vaksin, berdasar pedoman CDC.
Sedangkan orang yang mengalami reaksi alergi parah terhadap vaksin atau terapi suntik dapat divaksinasi, tetapi dengan hati-hati. Golongan ini harus menjalani penilaian risiko dengan penyedia perawatan mereka.
5. Penderita HIV
CDC mengatakan, penderita HIV dapat divaksinasi, tetapi harus diberitahu bahwa keamanan dan kemanjuran vaksin pada orang dengan gangguan kekebalan masih belum jelas.
Selain itu, mereka juga harus terus mengambil tindakan lain untuk melindungi diri dari infeksi.
Baca Juga: 14 Anak SD yang Pernah Diusir Karena HIV/AIDS Sudah Bisa Sekolah Lagi!
6.Orang yang menjalani terapi imunosupresan
Orang yang memakai obat untuk menekan sistem kekebalannyadapat divaksinasi, selama mereka tidak memiliki kondisi lain yang membuat mereka tidak bisa menerima vaksin.
7. Tindakan lain-lain
Untuk saat ini CDC merekomendasikan agar orang tidak mendapatkan vaksinasi lain, dalam dua minggu sebelum atau dua minggu setelah mendapatkan vaksin covid-19.
Selain itu,setelah mendapat dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech, seseorang perlu menerima suntikan kedua 21 hari kemudian.
Hal yang sama juga berlaku untuk vaksin corona Moderna.
Sampai ada penelitian lebih lanjut, dosis pertama dan dosis kedua vaksin Covid-19 harus berasal dari pabrikan yang sama.
Artinya, tidak boleh menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech untuk dosis pertama, dan kemudian menggantinya dengan Moderna untuk dosis kedua, atau sebaliknya. (*)