Dampak Plesiran Guru MAN 22 Palmerah, 30 Orang Terkena Corona, Ini Fakta-faktanya!

Sabtu, 05 Desember 2020 | 16:33

Dampak Plesiran Guru MAN 22 Palmerah, 30 Orang Terkena Corona, Ini Fakta-faktanya!

HAI-Online.com- Kasus guru dan karyawan MAN 22 Palmerah yang terpapar Covid-19 usai pelesiran berimbas panjang.

Secara keseluruhan, ada 30 dari 47 guru dan karyawan yang ikut berwisata ke Yogyakarta dinyatakan terpapar Covid-19.

Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Ternyata 73 Persen Orang Memilih di Rumah, Lainnya Pergi ke Sini!
Sedangkan tujuh orang dinyatakan negatif, dan sisanya masih menunggu hasil tes.

Oleh sebab itu, pihak madrasah pun menutup sekolah dan menunda Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka.

Kompas.com merangkum dampak pelesiran guru dan karyawan MAN 2 sebagai berikut.

1. Sekolah ditutup

Pihak madrasah sudah menutup gedung MAN 22 serta melarang adanya aktivitas apa pun di sekolah.

Kepala MAN 22 Usman Alim memastikan bahwa madrasah telah dikosongkan sejak Senin (30/11/2020) lalu.

"Iya, sejak Senin ditutup. Sementaralockdownsampai ketahuan semua hasil yang di-swab," ujar Usman Alim Jumat (4/12/2020).

Seluruh bangunan pun telah disemprot dengan disinfektan selama tiga hari berturut-turut oleh tim pemadan kebakaran.

Hal itu dikatakan Kepala Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Saiful Mujab.

Baca Juga: Pertama Kali Dalam Sejarah, Nominasi 'Best Rock Performance' Grammy 2021 Full Diisi Sama Musisi Cewek

2. Menunda Pembagian Rapor

Usman menyatakan, karena gedung ditutup, kegiatan di madrasah yang dipimpinnya sedikit tertunda.

Seperti pembagian rapor di MAN 22 akan tertunda hingga Januari.

"Ditunda jadi ke bulan Januari. Tadi sudah disampaikan melalui Zoom meeting dengan guru-guru," kata Usman, menginformasikan bahwa teknis pembagian rapor akan diubah, dibagikan secara daring.

Sehingga, rapor baru akan dibagikan setelah pelaksanaan libur pergantian semester.

Baca Juga: Alasan Oscar 2021 Batal Digelar Virtual tapi Tatap Muka Langsung di Dolby Theatre

3. KBM tatap muka 2021 ikut tertunda

Nggak cuma pembagian rapor, kegiatan belajar mengajar juga terpaksa harus diundur dari jadwal rencana.

Madrasah baru akan melaksanakan pembelajaran tatap muka pada bulan Februari 2021.

Kepala MAN 22 Usman Halim menyatakan, madrasah belum siap membuka kembali sekolah tatap muka di Bulan Januari sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasalnya, ia masih harus memastikan seluruh guru dan karyawan yang terpapar Covid-19 sembuh terlebih dahulu.

Baca Juga: Jangan Kendur, WHO Perketat Penggunaan Masker di Dalam dan Luar Ruangan

"Mengingat kondisi seperti ini kan kita menunggu (guru dan karyawan) yang positif ke negatif paling nggak 14 hari. Belum lagi prokes-nya. Kayaknya Januari belum bisa tapi rencana paling cepat Februari tatap muka," ujar Usman.

4. Penjatuhan sanksi

Atas kejadian ini, sekolah bakal dijatuhi sanksi-sanksi namun perihal penjatuhan sanksi itu, Usman mengatakan masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kementerian Agama.

"Nanti, saya minta petunjuk Pak Kabid," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi menyatakan diperlukan pemberian sanksi pada guru-guru yang mengikuti perjalanan tersebut.

Baca Juga: Penyuka Keramaian Bisa Kena Hukuman 1 Tahun Penjara Jika Melanggar Maklumat Polisi!
"Ada atau tidak ada akibat (dari berlibur), itu harus tetap ada sanksi tertulis bagi mereka yang meninggalkan tempat untuk pergi di luar tugas dan kewajibannya selama WFH," ujar Unifah.

5. Kronologi berlibur ke Yogyakarta

Rombongan guru dan karyawan MAN 22 Palmerah itu bertandang ke Yogyakarta pada 20-23 November lalu.

Rombongan tersebut berangkat dari Jakarta dengan dua kendaraan, yakni satu bus besar berkapasitas 60 orang dan satu mobil kecil.

Selama di Yogyakarta, mereka mendatangi sejumlah objek wisata, di antaranya kawasan Malioboro, Puncak Becici, dan Air Terjun Sri Getuk.

Pada 25 November, mereka sempat melaksanakan acara pelepasan kepala sekolah yang purna bakti sekaligus merayakan peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta.

Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Namun, pada 27 November, seorang guru dilaporkan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen.

Dua guru bergejala Covid-19 yang melaksanakan tes usap juga dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut. Setelah diadakan tes terhadap guru dan karyawan lain, totalnya ada 30 orang yang terpapar.

Data penambahan pasien Covid-19 itu sampai di tangan Camat Palmerah, Firman Ibrahim.

Baca Juga: Viral Patung Misterius Di Kampus ISI Yogyakarta, Ternyata Ini Asal-Usulnya

Begitu mendengar kabar tersebut, camat langsung menuutup dan menyemprot sekolah sekaligus wilayah di sekitar pasien terkonfirmasi Covid-19 di hari itu. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya