HAI-Online.com -Seekorjerapah putihdi Kenya kini dilengkapi denganGPSuntuk mempermudah pengawasannya.
Menyadur CNN Rabu (18/11), alat ini dipasang untuk menghindarihewan langkaini dari pemburu.
"Alat pelacak GPS yang dipasang akan memberikan pembaruan lokasinya setiap jam," kata Ishaqbini Hirola Community Conservancy, pihak yang membantu memantau pergerakan jerapah.
Baca Juga: Remaja Cowok Ini Divonis Hamil, Pas Tahu Dirinya Punya Rahim yang Bisa Dibuahi
Manajer Ishaqbini Hirola Community Conservancy berharap populasi jerapah putih mengalami peningkatan, seiring dengan membaiknya habitat jerapah.
"Tempat penggembalaan jerapah telah diberkahi dengan hujan lebat di masa lalu dan vegetasi yang melimpah menjadi pertanda baik bagi masa depan jantan kulit putih," kata Ahmed Noor.
Noor mengucapkan terima kasih kepada Kenya Wildlife Service, Save Giraffes Now dan Northern Rangelands Trust (NRT) atas bantuannya dalam melindungi spesies satwa liar.
Jerapah yang tersisa ini punya sifat genetik langka yang disebut leucisme, yang mengakibatkan hilangnya sebagian pigmentasi membuat hewan buruan ini mencolok di sabana.
Baca Juga: Barang Peninggalan Kobe Bryant Segera Dilelang, Berikut Daftarnya
Nggak seperti albinisme, hewan dengan leucisme terus menghasilkan pigmen gelap di jaringan lunaknya, yang mengakibatkan mata jerapah tetap berwarna gelap.
Jerapah putih yang dipasangi GPS ini diduga sebagai jerapah terakhir yang tersisa setelah dua spesies yang sama ditemukan mati pada bulan Maret.
Kala itu, bangkai jerapah betina dan anak jerapah putih usia 7 bulan ditemukan di kawasan konservasi di timur laut Garissa, Kenya
Melansir dari Kompas.com, petugas taman nasional di Garissa County, Kenya, saat itu, pada Maret 2020, menemukan dua ekor jerapah putih telah mati.
Baca Juga: Heboh Cerpelai Bisa Tularkan Corona ke Manusia, Jutaan Hewan Ini Dimusnahkan
Jerapah betina beserta seekor anaknya diketahui mati karena perburuan. Dengan begitu, para ahli konservasi memperkirakan jerapah putih hanya tinggal satu ekor di dunia. (*)