HAI-Online.com- Mantan presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri menyinggung generasi milenial yang dianggapnya cuma bisa bikin viral. Anak muda sekarang juga disebut cuma bisa demo doang, "kontribusi untuk negara mana?" katanya.
Pernyataan itu disampaikan Megawati tepat di Hari Sumpah Pemuda pada Rabu (28/10/2020) di acara peresmian kantor PDIP Perjuangan yang digelarnya secara virtual.
Ketua umum DPP PDIP Perjuangan itu membahas makna Hari Sumpah Pemuda, sehingga ia meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan anak muda yang katanya melek teknologi.
Baca Juga: Buat Rayain Sumpah Pemuda, Yuk Tonton 5 Film Dokumenter Terkait Kehidupan Anak Muda
"Anak muda kita jangan dimanja," ucapnya, Rabu ini.
"Dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi (yang) membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung?" kata Megawati lagi.
Menurut Megawati, generasi muda saat ini hanya bisa berunjuk rasa salah satu yang disorotinya adalah aksi demonstrasi berjilid menolak Undang-undang (UU) Cipta Lapangan Kerja atau Omnibus Law yang terjadi sejak tahun lalu sampai dengan hari ini.
"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja," tegas Megawati, dalam tayangan yang disiarkan di program Mata Najwa, Rabu malam.
Megawati juga menyayangkan aksi demonstrasi tolak Omnibus Law yang berlangsung pada hari terakhir terjadi perusakan berbagai fasilitas publik, seperti halte Transjakarta dan moda raya terpadu (MRT).
Dikutip dari Antara, Megawati juga kembali mempertanyakan apakah dalam berunjuk rasa atau berdemonstrasi diperbolehkan melakukan perusakan itu?
"Masa (generasi milenial) hanya demo saja. Nanti saya di-bully ini (tapi) saya nggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo? Boleh saya kalo mau debat," katanya.
Baca Juga: Tips Biar Nggak Terjebak Toxic Positivity, Salah Satunya Terima Kekurangan DiriMenurut dia, demonstrasi atau berunjuk rasa memang diizinkan dan diperbolehkan sejak era reformasi.
Namun, sekali lagi Megawati menegaskan, bahwa tak ada aturan yang mengatur diperbolehkannya perusakan terhadap fasilitas umum."Ada aturan dalam demo diizinkan karena ketika reformasi, kita masuk ke dalam alam demokrasi, ya. Tapi adakah, jawab, aturannya bahwa untuk merusak? Nggak ada. Kalau ada orang bilang ada Bu, mana dia, sini, sini kasih tahu sama saya," katanya lagi gemes.
Menyoal Megawati yang mempertanyakan kontribusi para milenial, komika, penulis dan sineas muda Indonesia Ernest Prakasa mengomentari bahwa "omongan" Megawati itu dianggap terlalu semangat, sampai ia tidak melihat bahwa anak muda di berbagai bidang telah berkontribusi lewat cara masing-masing.
"Mungkin Ibu Mega terlalu semangat sampai lupa bahwa ada milenial, saya juga milenial lho, lewat teknologi temen-temen yang bisa membuat perubahan, teknologi malah mempermudah perubahan itu," katanya di tayangan Mata Najwa edisi Unjuk Sumpah Anak Muda. (*)