Pernah Ngerasain Haus Terus Menerus? Simak 9 Penyebab Kenapa Dahaga Nggak Kunjung Hilang

Senin, 28 September 2020 | 11:17
kompas.com

ilustrasi saat rasa haus melanda nggak kunjung selesai

HAI-Online.com -Minum adalah cara untuk menghilangkan rasa haus. Merasa sangat haus adalah hal wajar untuk beberapa kondisi, misalnya setelah kita beraktivitas di bawah sinar matahari atau seusai berolahraga.

Namun, rasa haus yang nggak kunjung hilang juga bisa jadi sinyal kondisi kesehatan lainnya.

Kebutuhan air setiap orang berbeda, namun pedoman Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa idealnya setiap hari kita minum sekitar delapan gelas sehari (ukuran 230ml) atau total dua liter.

Baca Juga: Waduh! 50 Persen Mahasiswa Terancam Putus Kuliah Karna Pandemi, Komisi DPR: KIP Harus DitingkatkanSelain lewat air, makanan juga bisa menyumbang cairan tubuh sekitar 20 persen. Asupan cairan bisa diperoleh lewat buah dan sayuran, terutama bayam dan semangka.

Nah, kalo kita masih ngerasa haus luar biasa meskipun ngerasa kalo sudah minum cukup, beberapa kondisi berikut mungkin bisa menjadi penyebabnya.

1. Memulai aktivitas baru

Kebanyakan orang nggak nakar berapa banyak air yang diminumnya dalam sehari. Lalu, mereka nggak sadar adanya perubahan cuaca, perubahan aktivitas olahraga, hingga perubahan aktivitas harian, seperti pekerjaan. Itu semua bisa memengaruhi pola konsumsi cairan.

Oleh karena itu, cobalah mengevaluasi kebutuhan cairan kita, kalo mengalami gejala berikut:

- Keringat berkurang.

- Produksi urin berkurang.

- Mengalami masalah elastisitas kulit.

- Kebingungan, pening, atau pingsan.Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan apakah gejala tersebut memang berkaitan dengan masalah medis, atau nggak.

2. Memulai pola makan baru

Ahli gizi dari the Good Housekeeping Institute, Stefani Sassos menjelaskan, secara umum pola makan rendah karbohidrat atau diet keto punya risiko dehidrasi yang lebih besar.

Alasannya, karbohidrat menahan cairan dan elektrolit. Jadi, ketika kita secara drastis mengurangi jumlah karbohidrat maka dapat mengakibatkan kelebihan air yang dikeluarkan melalui urin, atau lebih sering pergi ke kamar mandi.

Baca Juga: Tips Tarik Ulur Buat Kamu yang Baru Jadian Sama Dia, Biar Nggak Cepet Putus!Dengan demkian, jika kita baru menjalani pola makan baru yang secara drastis mengurangi kelompok makanan tertentu, tetaplah fokus memenuhi kebutuhan cairan harian.

Melihat warna urin juga bisa menjadi cara untuk mengetahui apakah tubuh mengalami dehidrasi.

3. Makan terlalu banyak garam

Internis yang juga asisten profesor kedokteran klinis di Rutgers New Jersey Medical School, Ron Weiss menjelaskan, ginjal memproses kelebihan garam, dan akan mengalihkannya ke urin.

Pada akhirnya akan menarik cairan dari darah.

"Dan kemudian kita akan buang air kecil secara berlebihan," ungkap Weiss. Proses ini dapat terjadi hanya dalam beberapa jam jika kita makan makanan tinggi sodium.

Weiss menambahkan, otak kita kemudian akan memberi sinyal haus untuk kembali mendapatkan air. Kalo makan makanan tinggi natrium terlalu sering, tubuh bisa mengalami dehidrasi kronis dan berpotensi membuat kita mengalami darah tinggi.

Bahkan ada risiko kerusakan ginjal atau jantung dalam jangka panjang.

4. Mengira lapar, padahal haus

Kita sering salah menduga kalo rasa lapar yang kita rasakan sebetulnya adalah rasa haus. Apakah berlaku sebaliknya?

Menurut Sassos, banyak gejala dehidrasi seperti kelelahan dan pusing juga mirip dengan rasa lapar. Oleh karena itu, penting untuk mendengarkan tubuh untuk mengetahui apa yang dibutuhkannya.

5. Mulut kering

Weiss mengatakan, asupan kafein, merokok serta antihistamin yang dijual bebas atau obat flu, dapat memperburuk kasus mulut kering.

Para ahli medis di Mayo Clinic mengatakan, selain memperbanyak minum, mereka yang menderita mulut kering juga bisa mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang air liur.

Beberapa obat-obatan juga dapat membantu meredakan mulut kering kalo nggak satu pun dari solusi ini berhasil.

6. Prediabetes atau diabetes tipe 2

Sebagian besar, diabetes tipe 2 atau dikenal sebagai diabetes mellitus terjadi karena ginjal berada di bawah tekanan lebih untuk menyerap kelebihan glukosa.

Weiss menjelaskan, ketika ginjal nggak bisa mengimbangi, glukosa berakhir dibuang melalui urin dan menyeret air bersamanya.

Itulah mengapa kondisi ini juga bisa membuat seseorang merasa sangat dehidrasi.

7. Mengonsumsi sumber diuretik

Makanan diuretik, seperti seledri atau asparagus, dapat membuat kita haus karena mendorong lebih banyak buang air kecil daripada biasanya.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Untuk Perkuat Aturan Perbesar Gambar Peringatan Bahaya di Kemasan Rokok

Sassos menjelaskan, minuman berkafein diketahui bersifat diuretik ringan, dan kalo kita minum terlalu banyak kopi atau soda sepanjang hari, minuman itu dapat memicu rasa haus bawaan.

"Saya merekomendasikan tidak lebih dari 400mg kafein setiap hari untuk orang dewasa yang sehat, atau kurang, jika kamu sensitif terhadap kafein seperti saya," kata dia.

8. Organ tubuh nggak bisa memproses cairan

Kelebihan cairan adalah masalah nyata, meskipun kurang umum karena ginjal normal yang sehat dapat dengan mudah mengeluarkan kelebihan air.

Jika memiliki kondisi kronis yang memengaruhi ginjal, dokter mungkin sudah menyarankan untuk menyesuaikan asupan hidrasi dan minuman yang harus dihindari.

Kalo belum, maka inilah saatnya kita membahasnya bersama dokter.

Tiroid juga bisa sangat memengaruhi rasa haus yang kita rasakan kalo produksi hormon kelenjar terpengaruh.

Hipertiroidisme dan masalah tiroid lainnya dapat menyebabkan kondisi seperti ketidakteraturan menstruasi dan kecemasan, yang semuanya memengaruhi rasa haus.

National Institutes of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases juga melaporkan bagi yang memiliki masalah tiroid lebih mungkin menderita diabetes tipe-1, anemia, dan kondisi lainnya, yang mungkin menjadi akar penyebab rasa haus yang nggak kunjung hilang.

9. Gangguan hormon langka

Ini jauh lebih jarang daripada memiliki masalah yang berkaitan dengan diabetes tipe 2, tetapi beberapa orang mungkin mengalami kelainan diabetes insipidus, yang memicu ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.

"Ini berkaitan dengan tingkat produksi hormon yang disebut ADH (hormon antidiuretik), dan hal itu memengaruhi otak secara keseluruhan," jelas Weiss.

Kondisi itu memaksa ginjal untuk membuang air keluar dari tubuh, melebihi jumlah yang seharusnya.

Kemudian, kelainan hormon ini akan memaksa orang tersebut untuk mencari air, itulah mengapa kerap muncul rasa haus berlebih. Penderita diabetes insipidus juga akan sering buang air kecil.

Namun, kondisi ini relatif jarang terjadi. Untuk memastikannya, kita bisa melakukan pemeriksaan darah lengkap. (*)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "9 Penyebab Rasa Haus yang Tak Kunjung Hilang"

Tag

Editor : Al Sobry