Ternyata Mengunyah Permen Karet Dapat Bantu Kurangi Anxiety dan Stres

Minggu, 26 Juli 2020 | 19:00
Pexels

Ilustrasi mengunyah permen karet

HAI-Online.com – Nggak bisa dipungkiri, sebagian besar dari kita pasti seringkali dibuat pusing dengan berbagai masalah yang muncul dalam hidup, di mana hal itu kemudian berujung pada rasa stres dan kecemasan.

Buat kamu yang saat ini sedang mengalami anxiety maupun stress, ternyata ada sebuah cara mudah untuk meredakannya, yaitu dengan mengunyah permen karet.

Melansir dari LADbible, fakta soal permen karet yang dapat mengurangi anxiety dan stres ini sendiri disampaikan oleh para peneliti dari Swinburn University dalam penelitian berjudul Physiology and Behaviour.

Meski belum diketahui secara pasti mekanismenya, para peneliti menilai bahwa berkurangnya rasa stres dan kecemasan tersebut terjadi karena peningkatan aliran darah otak yang terjadi ketika orang-orang mengunyah permen karet.

Baca Juga: Pola Pikir Nggak Selalu Sama, Ini 5 Perbedaan Otak Cewek dan Cowok

Hasil tersebut didapat setelah lusinan orang diminta untuk menuliskan bagaimana perasaan mereka sebelum penelitian dimulai dan kemudian dihubungkan ke Defined Intensity Stressor Simulation (DISS).

For your information aja nih sob, DISS merupakan platform multi-fungsi yang dirancang khusus untuk membuat para partisipan yang ikut dalam penelitian menjadi stres dan cemas.

Beberapa orang diberikan permen karet bebas gula untuk dikunyah, hasilnya para peneliti mendapati tingkat stres mereka turun hingga 16 persen dari sebelumnya.

Selain itu, salah satu peneliti yang terlibat di dalamnya, Profesor Andrew Scholey menyebutkan bahwa mengunyah permen karet diketahui juga berhasil menurunkan kadar kortisol, yang selama ini diproduksi oleh tubuh ketika orang merasa terancam.

Baca Juga: Nggak Puas Punya Satu Pasangan, Ini 5 Penyebab Kenapa Kejahatan Selingkuh Terjadi Begitu Saja!

“Peningkatan aliran darah ke otak yang terjadi ketika mengunyah permen karet entah bagaimana dapat mengurangi kecemasan." ujar Prof. Scholey.

Meskipun begitu, Prof. Scholey mengakui perlu adanya penelitian lebih lanjut dari para peneliti dalam bidang ini untuk mengetahui secara pasti bagaimana mekanismenya bekerja. (*)

Editor : Alvin Bahar

Sumber : ladbible.com

Baca Lainnya