HAI-Online.com – Siapa yang punya hobi makan cokelat? Kalau kalian termasuk salah satunya, beruntunglah karena kebiasaan tersebut ternyata dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Melansir dari LADbible, fakta mengenai kebiasaan makan cokelat yang dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung ini sendiri disampaikan para peneliti dari Europian Society of Cardiology (ESC) dalam studi berjudul European Journal of Preventive Cardiology.
Diikuti lebih dari 336 ribu partisipan, dalam studi tersebut disebutkan bahwa memakan cokelat lebih dari sekali dalam seminggu terbukti baik untuk memelihara kesehatan jantung.
Salah satu peneliti yang terlibat, Dr. Chayakrit Krittanawong dari Baylor College of Medicine di Texas mengatakan, cokelat terbukti membantu untuk menjaga pembuluh darah jantung tetap sehat.
Baca Juga: Pola Pikir Nggak Selalu Sama, Ini 5 Perbedaan Otak Cewek dan Cowok
“Studi kami menunjukkan bahwa cokelat membantu untuk menjaga pembuluh darah jantung tetap sehat. Di masa lalu, studi klinis juga telah menunjukkan bahwa cokelat bermanfaat untuk tekanan darah dan lapisan pembuluh darah,” jelasnya.
Analisis gabungan melihat enam studi terpisah yang diikuti oleh ratusan ribu orang secara sukarela, dan dilakukan selama lima dekade untuk melihat apakah cokelat baik untuk jantung.
Dari analisis gabungan tersebut, para peneliti mendapatkan hasil bahwa memakan cokelat lebih dari satu kali dalam seminggu dapat mengurangi risiko penyakit jantung coroner hingga 8 persen.
"Cokelat mengandung nutrisi sehat jantung seperti flavonoid, metilxantin, polifenol, dan asam stearat yang dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan kolesterol baik,” tambah Krittanawong.
Baca Juga: Viral Unggahan Pake Sampo Ditambah Gula Pasir Bikin Kulit Kepala Sehat, Benarkah?
Meskipun begitu, Krittanawong memperingati orang-orang, khususnya penderita diabetes dan obesitas, untuk nggak makan cokelat secara berlebihan karena tingginya kandungan gula, susu, dan lemak yang ada di dalamnya.
“Kalori, gula, susu, dan lemak dalam produk yang tersedia perlu dipertimbangkan, terutama bagi para penderita diabetes dan obesitas," tutupnya. (*)