Perjalanan Wayang Orang: Lahir di Pendopo Istana, Kini Hadir di Layar Laptop

Jumat, 26 Juni 2020 | 19:45
Kassian Chepas/Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde

Anak-anak berbusana tokoh-tokoh dalam wayang orang pada akhir abad ke-19. Kassian Cephas memotretnya di Yogyakarta sekitar 1890.

Hai-Online.com - Siapa masih ingat Wayang Orang Rock Ekalaya? Pertunjukkan yang diselenggarakan pada 2014 lalu tersebut adalah hasil adaptasi dari kesenian tradisional wayang orang.

Pertunjukkan ini didukung oleh sejumlah selebritas dan rocker kenamaan Indonesia. Ada Arie Dagienkz, Sophia Latjuba, Stevie Item, Otong Koil, Jikun /rif, The Brandals, dan masih banyak lagi.

Dalam pertunjukkan tersebut, lagu rock yang modern dipadu dengan cerita wayang yang klasik. Hasilnya, sukses besar. Penonton terhibur, cerita sarat filosofi leluhur di dalamnya diserap dengan baik. Sambil tepuk tangan, penonton manggut-manggut dan berpikir “oh.. begini toh wayang orang”.

Anak muda masa kini, mungkin nggak familiar dengan wayang orang dan baru tahu soal seni pertunjukkan ini ketika seniman-seniman masa kini memodifikasinya jadi lebih modern.

Padahal cerita wayang dan pertunjukkan ini sudah jadi bagian perjalanan seni budaya di tanah air selama lebih dari seribu tahun.

Kalau merunut sejarahnya sob, pertunjukkan wayang orang yang paling OG lahir pada abad ke-9. Pada masa itu, wayang orang cuma bisa disaksiin oleh kaum bangsawan saat menghadiri perayaan-perayaan kerajaan di pendopo istana.

Baca Juga: Wayang Orang Rock Ekalaya : Ketika Rocker Ambil Peran

Kelahiran wayang orang dibuktikan lewat sebuah prasasti yang menuliskan tentang pesta besar di istana, di mana seniman-seniman tari perform dengan cerita Ramayana.

Kemudian baru pada akhir abad ke-19 wayang orang dalam bentuk pementasan yang seperti saat ini ada terbentuk.

“Wayang orang pertama kali dipentaskan di Yogyakarta pada era Hamengkubuwono I, disusul oleh Mangakunegaran tak lama kemudian. Kisah yang ditampilkan tentang Arjuna,” jelas seniman tari Purnawan Andra dalam webinar #BerbagiCerita “Riwayat Wayang Orang: Tragedi atau Prestasi?” yang digelar NGI bersama Pertamina.

Zaman dulu, seniman wayang orang harus cukup setrong untuk melakukan pementasan. Menurut cerita Andra yang mendalami seni tari ini, pada zaman kerajaan Mataram wayang orang dipentaskan semalam suntuk. Bayangkan, menari dari malam hari hingga menjelang pagi.

Kesenian ini juga menyimpan banyak simbolisasi, jadi penarinya ya harus pandai menerjemahkan cerita dan filosofi di dalam lakonnya menjadi gerak tubuh atau ekspresi.

“Memang, kalau diteliti dari asal katanya, wayang itu berarti bayangan. Nilai-nilai yang bisa dijadikan refleksi atau cerminan banyak di dalam kesenian ini,” lanjut Andra.

Baca Juga: Fakta Menarik WR.Supratman dan Hari Musik Nasional, Ternyata Lagu Indonesia Raya Dibuat Karena...

Namun, seiring berkembangnya zaman durasi perform para seniman juga jadi semakin pendek. Pada era Mangkunegara V dan VI waktu pentas dipadatkan jadi 4-6 jam saja.

Dimodifikasi berkali-kali supaya tetap eksis

Supaya bisa bertahan di tengah zaman yang terus berubah, wayang orang terus dimodifikasi. Jika dihitung-hitung wayang orang sepanjang usianya yang sudah lebih dari seribu tahun, seenggaknya sudah mengalami lima kali modifikasi.

Modifikasi pertama terjadi saat krisis gula di tanah Jawa. Dari hiburan bangsawan di pendopo istana, wayang orang kemudian bergeser jadi tontonan rakyat. Semua kalangan bisa menikmati wayang orang sebagai hiburan.

Setelah itu, dari hiburan gratis wayang orang kemudian diadaptasi jadi pementasan komersial dengan tata panggung ala Eropa pada zaman kolonial Belanda. Insiatif ini dicetuskan oleh pengusaha Cina di Surakarta bernama Gan Kam.

Kemudian, pementasan juga nggak lagi terpusat di Surakarta dan Yogyakarta. Seniman-seniman wayang orang yang merantau membuat komunitas-komunitas di kota tujuannya untuk melakukan pementasan.

Baca Juga: Bisa Diulang Sampai 2.900 Kali, Ini 5 Adegan Film yang Paling Susah Dibuat Sepanjang Sejarah

Terus, di era pemerintahan Presiden Soekarno, wayang orang kembali mengalami perubahan. Kesenian ini kembali dipentaskan di istana secara rutin, tapi bukan istana raja-raja tanah Jawa lagi melainkan istana negara. Wayang orang menjadi pementasan yang diakui negara.

Nah, setelah itu di era 1990-an wayang orang juga berubah lagi. Pementasannya diperpendek jadi 1,5 jam saja. Soalnya, pada era tersebut masyarakat lebih tertarik nonton hiburan yang berdurasi pendek dan nggak betah berlama-lama duduk.

Pelopornya adalah Wayang Orang Bharata yang bermarkas di Senen, Jakarta Pusat. Inisiatifnya datang dari seniman Wayang Orang Bharata Teguh Ampiranto atau akrab disapa Kenthus bersama senior-seniornya.

“Ini dilakukan agar penonton tidak gelisah karena waktunya teralu lama. Saat ini kami juga mengikuti perkembangan zaman demi mempertahankan wayang orang dengan pertunjukkan tanpa dalang, ditambah paduan suara, hingga membuat cerita dalam Bahasa Indonesia supaya dimengerti,” jelasnya pada webinar yang sama.

Bisa ditonton dari rumah pakai smartphone atau laptop!

Di masa pandemi, wayang orang juga kembali berevolusi sob. Nggak cuma meeting, sekolah, atau hangout aja yang virtual, saat ini wayang orang bisa ditonton secara virtual melalui smartphone atau laptop.

Sabtu, 27 Juni 2020 mendatang National Geographic Indonesia (NGI) bersama Pertamina yang sudah banyak terlibat dalam pelestarian budaya, menggandeng Wayang Orang Bharata untuk menyuguhkan kesenian ini secara virtual melalui aplikasi Zoom.

Baca Juga: Mengapa Ada Hari Kartini Tapi Nggak Ada Hari Cut Nyak Dien? Ini Alasannya!

Wayang Orang Bharata bakal bawain lakon berjudul “Sirnaning Pageblug” alias “Hilangnya Pandemi”. Pertunjukkan ini diadakan dengan misi mulia yaitu kembali memberi panggung buat para seniman di era kenormalan baru.

Selama kurang lebih tiga bulan gedung pertunjukkan harus ditutup dan pertunjukkan nggak bisa dilangsungkan. Jadi, lakon ini bakal jadi yang pertama dipentaskan setelah tiga bulan mereka vakum.

Kehadiran wayang orang secara virtual tentunya nggak akan melunturkan keagungan cerita dan makna di dalamnya. Pakem-pakem pementasan tetap dipertahankan.

Penasaran gimana pertunjukkan wayang orang virtual? Pertunjukkan berlangsung pukul 19.30 – 20.30

WIB. Daftar di sini ya sob, buat ikutan nonton. Sebelum pertunjukkan kalian juga bisa ikut berempati dengan berdonasi buat para seniman Wayang Orang Bharata yang aktivitasnya harus berhenti gegara pandemi diBCA 5230316009 a/n Paguyuban Seniman Wayang Orang Bharata.

Editor : Sheila Respati