Tasya Kamila dan Amanda Manopo, Raih Masa Depan Cemerlang Bersama Sampoerna University

Jumat, 05 Juni 2020 | 20:13
Instagram / tasyakamila

Tasya Kamila

HAI-ONLINE.com - Setelah lulus sekolah, biasanya para pelajar sudah mulai mempertimbangkan lokasi untuk berkuliah. Disamping mengincar kampus bergengsi dalam negeri, banyak pula yang memimpikan untuk berkuliah ke luar negeri.

Bukan cuma untuk dianggap keren. Banyak pelajar yang ingin merasakan pendidikan berstandar internasional dan berharap dengan gelar sarjana dari luar negeri masa depan akan lebih sempurna.

Salah satu negara yang populer sebagai tujuan belajar adalah Amerika Serikat. Soalnya, Amerika Serikat jadi rumah dari 10 universitas top di dunia. Ada kebanggaan tersendiri kalau jadi lulusan universitas di negara ini.

Hal ini dibenarkan oleh Tasya Kamila sebagai alumni Columbia University dalam webinar Hai Class: Masa Depan Sempurna, Kamis (28/05/20). Menurutnya, pemilik gelar sarjana dari Amerika Serikat memiliki nilai lebih.

Baca Juga: Tumbuh Dari Keluarga Broken Home, Pria Ini Jadi Sosok Ayah 'Online' Lewat Konten YouTube Inspiratif

“Salah satu alasannya karena banyak persyaratan yang diperluin untuk tembus ke AS, sekaligus enggak semua orang bisa. Makanya dengan kuliah dan lulus dari AS menumbuhkan prestige dan lebih dihargai,” ujar Tasya.

Head of Student Recruitment Sampoerna University Lorensia Soegiarto, yang juga turut menjadi tamu dalam webinar tersebut juga memiliki pandangan yang sama.

Menurut pengalamannya sebagai alumni salah satu universitas Amerika Serikat, lulusan lebih memiliki nilai jual, terutama ketika proses seleksi penerimaan kerja.

“Sebagai lulusan dari salah satu universitas Amerika Serikat, memang benar jika lulusan dari sana dianggap lebih bergengsi dan punya nilai jual, terutama ketika wawancara kerja,” ujar Lorensia.

Baca Juga: Persiapan New Normal, Ini Benda-benda Wajib Dibawa Saat Keluar Rumah

Lorensia menambahkan bahwa metode belajar di Amerika juga turut diadopsi oleh Sampoerna University dan akan menguntungkan bagi kalian yang memang ingin fokus belajar.

"Contohnya, jumlah siswa-siswi yang dalam satu kelas tidak lebih dari 30 orang sehingga suasana belajar lebih kondusif dan juga pelajaran yang tidak hanya mengedepankan teori namun juga aplikasi langsung dari teori tersebut melalui project yang perlu dilakukan sehingga mengasah keterampilan kalian,” lanjut Lorensia.

Selain itu, pendidikan Amerika Serikat yang mengedepankan pemikiran logis dan kritis ikut menjadi faktor pendukung tingginya minat remaja untuk belajar disana.

Konsep belajar inilah yang akhirnya bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Misalnya tentang lingkungan hidup, networking, dan konsep beradaptasi.

Baca Juga: Tiap Hari Makan McD, Cewek Ini Malah Sukses Turunkan Berat Badan Hingga 15 Kg

“Setelah lulus, banyak hal yang bisa diterapin dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, semua ilmunya enggak ada yang sia-sia,” lanjut Tasya.

Meski menjanjikan, namun Tasya juga menceritakan kalau tinggal di AS tidaklah mudah. Terutama dengan biaya hidup yang cukup mahal dibandingkan di Indonesia.

“Untuk biaya hidup, dulu sempat ikut dorm (asrama mahasiswa) dengan biaya sekitar 950-1.000 dollar AS perbulannya, belum lagi dengan biaya makan yang sekali makannya 5-6 dollar AS,” cerita Tasya.

Tasya juga bercerita kalau dorm enggak selalu bikin betah, meski ada juga alternatif tinggal di apartemen yang lebih mahal. Apalagi dengan universitas yang berada di New York yang pastinya lebih mahal dibanding wilayah lain.

Baca Juga: Album Debut White Shoes & The Couples Company Dirilis 15 Tahun Lalu, Berikut 7 Fakta Unik Band Tersebut

“Apartemen punya harga (sewa) sekitar 1.200 dollar perbulan, itupun sudah diberi kompensasi dari pihak kampus,” lanjut Tasya.

Kendala lainnya yang perlu dipersiapkan yaitu mental untuk mandiri, terutama jika ada keluarga yang sakit atau meninggal dunia. Kita harus siap untuk kehilangan banyak momen dengan keluarga.

“Dulu ketika bapak meninggal, aku engga bisa pulang.. makanya kita harus siap untuk menghadapi tantangan seperti ini,” ujar Tasya.

Mengingat kendala perkuliahan di luar negeri bukanlah hal yang murah dan mudah saat ini, Tasya juga memberikan masukan bagi para remaja untuk membuktikan diri pada orangtua kalau kita bisa mandiri dan berprestasi meski jauh dari keluarga.

Baca Juga: Ojol Bisa Bawa Penumpang Lagi Mulai 8 Juni, Begini Protokol Kesehatan yang Diterapkan

Selain Tasya, ketertarikan remaja untuk kuliah di luar negeri juga dirasakan oleh Amanda Manopo yang turut hadir sebagai bintang tamu. Ia juga berminat untuk berkuliah di AS sebagai bekal untuk karirnya di masa mendatang.

“Berkarir di entertainment enggak menjamin bakal selamanya, makanya aku pengen melanjutkan kuliah buat bekal bekerja nanti,” kata Amanda.

Meski berkeinginan untuk kuliah di AS, namun ada kendala yang dirasakan oleh Amanda. Salah satunya yaitu jadwal syuting yang padat serta adanya pandemi saat ini, Amanda jadi tidak bisa pergi ke luar negeri.

“Karena enggak bisa ke AS, akhirnya aku cari info tentang kampus yang punya sistem pendidikan setara dengan AS. Nah, akhirnya ketemu di Sampoerna University,” cerita Amanda.

Baca Juga: 10 Foto Musik Indonesia yang Bersejarah, Mungkin Lo Belum Pernah Lihat!

Uniknya, berdasarkan polling yang dilakukan pada 155 peserta selama webinar Hai Class: Masa Depan Sempurna, ada 95 persen peserta yang berminat banget untuk berkuliah di luar negeri.

Namun, belum banyak yang mengenal tentang adanya program kuliah Two Degree di dalam negeri. Padahal, program kuliah Two Degree ini cocok untuk mendapatkan dua ijazah sekaligus tanpa perlu pergi ke luar negeri.

Melalui pembelajaran terintegrasi, mahasiswa tidak hanya memiliki gelar sarjana dari Sampoerna University namun juga U.S Degree terakreditasi dari University of Arizona.

“Di Sampoerna University dari awal akan ditanya, apakah mau transfer setelah dua tahun atau empat tahun di Indonesia,” ujar Lorensia.

Baca Juga: Kerennya 7 Lukisan Bergenre Hyperrealistic Karya Kei Mieno, Terlihat Kayak Foto Padahal Bukan!

Disamping itu, kita juga bisa memilih kampus luar negeri yang kita inginkan, misalnya di AS, Inggris, Australia, maupun Singapura.

“Ketika nanti memilih transfer ke universitas tertentu di luar negeri, IPK yang digunakan sudah sesuai dengan standar IPK yang ada di kampus kalian nanti,” ujar Lorensia.

Untuk bahasa, kita akan diberikan keterampilan keterampilan komunikasi, bahasa Inggris, dan penguasaan matematika seperti layaknya di AS.

Gimana, ternyata enggak perlu jauh-jauh ke AS supaya jadi lulusan berkualitas. Cukup daftar di Sampoerna University, kalian bisa tetap dapat pendidikan berkualitas dengan dua gelar pula. Yuk ciptakan masa depan sempurna dari sekarang. Bagi kalian yang tertarik dan ingin mendapatkan informasi lebih, kunjungi situs web Sampoerna University

Editor : Sheila Respati

Baca Lainnya