Nahas, Kedai Kopi Milik Warga Indonesia di Washington Ikut Dirusak Demonstran

Rabu, 03 Juni 2020 | 14:07
surabaya.tribunnews.com

Kerusuhan Amerika

HAI-Online.com -Kerusuhan di Amerika Serikat (AS) yang berlangsung hingga saat ini belum juga mereda.

Aksi sampinhan berupa kekacauan dan penjarahan masih meluas di seluruh penjuru AS. Bahkan salah satu korbannya adalah warga Indonesia yang tinggal di Washington DC, AS.

Salah satu toko milik Warga Negara Indonesia (WNI) mengalami kerusakan akibatdemonstrasi yang diwarnai kerusuhan menyusul kematian seorang warga kulit hitam, George Floyddi tangan polisi.

Dilansir dari Tribunnews, beberapa WNI di Amerika menyebut belum berkomunikasi dengan kedutaan maupun konsulat jendera Indonesia di sana.

Baca Juga: Dibela Warga Amerika, Sosok George Floyd Disebut Raksasa Lembut, Pacarnya Sedih Atas Kematiannya

Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri menyebut udah meningkatkan intensitas komunikasi dengan warga negara Indonesia di Amerika dan mengimbau mereka untuk tinggal di rumah dan patuh penerapan jam malam.

Pantauan Kemlu, nggak ada WNI yang jadi korban akibat aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan tersebut. Berdasarkan data agregat perwakilan RI terdapat hampir 100.000 WNI yang tinggal di Amerika Serikat, dimana 50% di antaranya tinggal di Los Angeles.

Gelombang protes besar yang terjadi di Amerika dipicu sama tindakan polisi Minneapolis, Derek Chauvin yang menindih dengan lutut leher petugas keamanan berkulit hitam George Floydyang sebabkan sulit bernafas dan meninggal dunia.

Sebuah kedai kopi miliki WNI di Washington DC rusak akibat kerusuhan. Padahal, kata pemilik kedai kopi, Vivit Kavi, tokonya baru buka pertama kali setelah tutup hampir dua bulan akibat virus corona.

Baca Juga: Kompak! Adidas Dukung Nike dalam Menentang Isu Rasisme di Amerika

"Itu terjadi di malam kami baru buka pertama kalinya pada 30 Mei lalu setelah tutup sejak 17 Maret lalu," kata Vivit.Baca Juga: Billie Eilish Ikut Suarakan #BlackLivesMatter atas Kematian George Flyod

Vivit menjelaskan saat buka, ia merasa senang dan banyak pengunjung datang membeli kopi dari tokonya. "Pengujung datang dari jam 9 sampai 2 siang. Di antara itu protes ada tapi aman. Lalu kami tutup jam 4 sore. Kemudian menjelang malam, pendemo nggak terkontrol.

"Dari protes damai menjadi rusuh. Sekitar jam 12 malam mulai terjadi pengerusakan dan pembakaran. Toko kami rusak kacanya," kata Vivit. Vivit menambahkan kedai kopinya memiliki dua lapis kaca, lapisan terluar pecah, namun lapis dalam aman.

"Untung kaca dalam masih aman, dan tidak ada orang masuk yang menjarah," katanya. Dia pun mengungkapkan belum tahu kapan mau balik lagi untuk buka kedai, karena berdasarkan keterangan polisi ada kemungkinan kembali muncul aksi demonstrasi.

"Kita akan memantau hari demi hari. Tapi harapan kita akhir pekan ini sudah buka."

"Rasanya itu, dari senang banget karena sudah mulai buka tiba-tiba kejadian seperti ini, seperti diangkat-angkat terus dijatuhkan ke jurang, sama kayak naik kereta luncur," ungkapnya.

Seorang WNI yang menikah dengan orang berkulit hitam, Maria mengungkapkan, kondisi mereka saat ini aman walaupun terjadi gelombang besar demonstrasi di kota tempat tinggalnya, New York.

"Ada protes di dekat rumah, di Bronx, dan tidak anarkis, aman," kata Maria kepada BBC News Indonesia, (01/06).

Maria menambahkan, namun kondisi di pusat kota cukup rawan karena aksi kerusuhan terjadi luas di New York.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya